Musim Hujan Datang, Warga Tulungagung Diminta Waspadai Serangan DBD
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mulai meningkatkan kewaspadaan pada serangan demam berdarah dengue (DPD).
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Dinas Kesehatan Tulungagung meningkatkan kewaspadaan DBD menjelang musim hujan meski kasus menurun dibanding tahun sebelumnya.
- Musim hujan meningkatkan risiko sarang nyamuk di genangan air; sebelumnya, ancaman DBD muncul dari sarang nyamuk di dalam rumah.
- Pencegahan dilakukan lewat gerakan 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus penggunaan krim anti nyamuk, kelambu, atau ikan pemakan jentik) dan fogging dalam radius 100 meter di sekitar titik kasus.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mulai meningkatkan kewaspadaan pada serangan demam berdarah dengue (DPD).
Meski jumlah kasus terus menurun sejak 3 bulan lalu, namun datangnya musim hujan diperkirakan akan ikut meningkatkan kasus DBD.
“Sekarang posisi kita aman, tapi seminggu terakhir mulai musim hujan. Ini yang jadi kewaspadaan kami,” jelas Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, Rabu (29/10/2025).
Lanjutnya, pada saat musim kemarau ancaman DBD datang dari dalam rumah karena ada sarang nyamuk, seperti kamar mandi.
Sementara saat musim hujan, maka banyak benda bisa menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk aedes aegypti, vektor virus DBD.
Pola tahunan serangan biasa terjadi di awal musim hujan kemudian mencapai puncak musim hujan di Bulan Desember.
Baca juga: Kasus DBD di Tuban Meningkat pada 2025, Hingga Agustus Terdapat 12 Orang Meninggal
“Yang paling efektif untuk mengantisipasi adalah gerakan 3M plus. Lakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) terus menerus,” paparnya.
Gerakan 3M plus adalah Menguras, Menutup, dan Mengubur benda yang bisa menampung air, serta plus penggunaan krim anti nyamuk, kelambu atau ikan pemakan jentik.
Gerakan ini intinya menghilangkan tempat-tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk, sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak.
Dinkes juga menyiapkan sarana pengasapan (fogging) untuk lingkungan yang ada kasus DBD.
“Untuk dari titik serangan, kami fogging dalam radius 100 meter sekeliling titik serangan. Stok fogging masih sangat cukup,” ucap Desi.
Desi menambahkan, kuota fogging tahun 2025 masih banyak tersisa, karena sebelumnya sudah tak terpakai sejak April 2025.
Selain itu mesin-mesin fogging juga sudah disiapsiagakan untuk mengantisipasi kejadian.
| Atasi Masalah Mental Masyarakat, UIN SATU Deklarasikan Tulungagung Sehat Mental, Akan Buat Aplikasi |
|
|---|
| Baru 3 Hari Keluar dari Penjara, Remaja 16 Tahun di Tulungagung Kembali Mencuri di Kafe |
|
|---|
| Reaksi Santai Kapolres Tulungagung Dituding Mbak Suci Gembosi Kasus Galian C: Risiko Pejabat Publik |
|
|---|
| Kecelakaan Maut di Tulungagung, Tabrakan Yamaha Mio dan Honda Beat Saat Hujan Tewaskan Satu Orang |
|
|---|
| Longsor di Tulungagung, Dua Warung di JLS Pantai Sine Ambles |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Musim-Hujan-Tiba-Warga-Tulungagung-diminta-waspadai-DBD.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.