Berita Lumajang
Harga Pasir Naik, Aktivitas Pertambangan Pasir di Lumajang Akan Kembali Berjalan
Harga pasir naik, aktivitas pertambangan pasir di Lumajang akan kembali berjalan seperti biasanya. Segini harga yang disepakati.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Reporter: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Kemelut permasalahan pasir Lumajang akhirnya menemui titik terang.
Setelah beberapa hari lalu, banyak sopir melakukan mogok kerja untuk menuntut kenaikan harga pasir, mulai Senin (28/6/2021) besok, aktivitas pertambangan kembali aktif.
Harga jual pasir per armada truk terbaru di stockpile kawasan Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Lumajang, sekitar Rp 700 ribu.
Berikutnya di kawasan Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Lumajang, sekitar Rp 750 ribu. Sedangkan di kawasan Desa/Kecamatan Sumbersuko, Lumajang, sekitar Rp 800 ribu.
Ketua DPW Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Jawa Timur, Moch Sofyanto mengatakan, kesepakatan harga itu diputuskan setelah APRI mengadakan pembahasan bersama perwakilan sopir.
“Keluhan seluruh paguyuban sopir terselesaikan. Harga pasir mulai stabil dan sesuai dengan harga pasaran. Sehingga keputusan atau solidaritas menutup pasir sudah dicabut. Siapapun diperkenankan untuk bekerja seperti sebelumnya," katanya, Minggu (27/6/2021).
Sementara itu, Hanafi, salah satu perwakilan armada truk pasir mengatakan, selain menetapkan harga jual pasir di stockpile, penambang juga menetapkan harga angkut di tambangnya secara merata.
Baca juga: Aksi Mogok Kerja Sopir Truk Angkutan Pasir di Lumajang Kurang Kompak, Masih Ada yang Beroperasi
Terbaru harga pasir yang dijual penambang untuk satu armada truk senilai Rp 400 ribu.
“Sekarang kesenjangan harga sudah mulai stabil. APRI sepakat harganya Rp 400 ribu dan puluhan stockpile yang beroperasi di sekitar kawasan pertambangan juga sudah sepakat," pungkasnya.