Berita Surabaya
Cerita Warga Surabaya Susah Payah Dapatkan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua, Rela Antre Sejak Subuh
Cerita warga Surabaya susah payah dapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua, dia bahkan rela antre mulai subuh, padahal belum dimulai.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
"Akhirnya saya dan istri dikoordinasikan oleh Pak RT dan bisa menerima vaksin hari ini," katanya.
Ia menceritakan, Ketua RT memberikan nomor antrean kepadanya.
"Saya dan istri mendapat nomor antrean 197 dan 198, datang pukul 11.00 WIB. Nggak ada antrean, datang, duduk sebentar, langsung menerima vaksin," katanya.
Penyintas Covid-19 ini mengaku bersyukur akhirnya mendapatkan jatah vaksin dosis kedua. Baginya, pelaksanaan vaksinasi penting untuk mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) sekaligus mengakhiri pandemi.
"Kami memberikan apresiasi kepada jajaran pemkot dan nakes di puskesmas. Mereka ikut berjibaku untuk memastikan warga mendapatkan vaksin dengan cepat," katanya.
Selain warga, pengurus RT dan RW pun harus ikut berjibaku dalam pelaksanaan vaksinasi di Surabaya. Mereka diharuskan mendata warga, mengambil antrean, dan mendaftarkan warga dengan cepat.
"RT kami mendapatkan jatah 5 orang hari ini. Kami dapat kabar tadi malam, langsung kami sosialisasikan dan pagi ini vaksin. Jadi, memang harus kerja cepat," kata Ketua RT 1, RW 7, Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Rudi Hendarto saat dikonfirmasi terpisah.
Diakui pihaknya, ada sejumlah warganya yang memang kesulitan mendapatkan vaksin dosis kedua.
"Sehingga, kami juga update terus ke puskesmas untuk ketersediaan stok vaksin," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, pelaksanaan vaksinasi dosis kedua di Surabaya menyesuaikan stok dari pemerintah pusat.
"Namun, kami juga memprioritaskan vaksinasi dosis kedua," katanya.
Perempuan yang akrab disapa Feny ini menyebut, sekitar 1,5 juta warga sudah menerima dosis pertama. Sedangkan, sekitar 790 ribu warga sudah menerima vaksin dosis kedua. Adapun total warga yang menjadi sasaran vaksinasi di Surabaya berkisar 2,8 juta jiwa.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berpesan pada warga untuk tidak panik apabila waktu vaksin kedua telah lewat. Ia memastikan, kinerja vaksin tetap optimal meningkatkan imun.
"Kalau ada yang terlambat jangan pernah khawatir. Bukan karena mundur vaksin, kemudian hilang, tidak begitu," kata Cak Eri saat dikonfirmasi terpisah.
Ia mencontohkan perubahan vaksinasi Sinovac yang awalnya penyuntikannya dijeda 14 hari. Namun, ternyata lebih efektif ketika dijeda 28 hari.
"Untuk 14 hari, ketika dicek imunnya naik sekitar 8-10. Namun, kalau yang sudah dijeda 28 hari jauh lebih tinggi," katanya.
Sehingga, pihaknya berharap warga bersabar menunggu stok datang. Sekalipun demikian, pihaknya terus mengupayakan distribusi dari pemprov dipercepat.