Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Mengenal Badai Sitokin yang Bisa Menyerang Pasien Covid-19, Ketahui Gejala dan Cara Pengobatannya

Satu di antara penyakit yang bisa dialami pasien Covid-19 ialah badai sitokin. Lantas, apa itu badai sitokin?

TribunJatim.com/Ahmad Zaimul Haq
SCREENING - Petugas melakukan screening donor plasma konvalesen kepada karyawan RS Manyar Medical Center dan masyarakat, Kamis (29/7/2021). Kegiatan itu untuk memenuhi kebutuhan darah plasma konvalesen yang menipis dan menunjang terapi penyembuhan pasien Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM - Satu di antara penyakit yang bisa dialami pasien Covid-19 ialah badai sitokin.

Lantas, apa itu badai sitokin?

Dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (23/8/2021), sitokin merupakan protein kecil yang dilepaskan banyak sel berbeda dalam tubuh, termasuk pada sistem kekebalan yang mengoordinasikan respons tubuh untuk melawan infeksi dan memicu peradangan.

Istilah sitokin berasal dari kata Yunani yakni cyto (sel) dan kinos (gerakan).

Sementara, badai sitokin adalah kondisi saat pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan kadar protein inflamasi di tubuh mereka terkait dengan infeksi yang parah hingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Ciri-ciri Tertular Virus Corona Varian Delta Menurut Ahli Epidemologi, Hindari 6 Lokasi Rawan ini

Berdasarkan temuan ilmuwan Inggris, pasien Covid-19 yang meninggal tercatat hampir 10 kali lebih tinggi kadar sitokin di tubuhnya.

Para ilmuwan itu menyebutkan, peningkatan protein inflamasi terjadi untuk membantu mengidentifikasi beberapa penanda peradangan dalam darah yang meningkat pada tahap awal Covid-19, sebelum pasien dalam kondisi sakit parah.

Proses terjadinya badai sitokin dalam tubuh pasien

Penanggung jawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH menjelaskan awal proses badai sitokin dalam merespons sistem kekebalan tubuh.

Saat virus SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Baca juga: Waktu dan Cara Tepat Mengonsumsi Vitamin untuk Tubuh, Simak Penjelasan Dokter Spesialis

Sitokin kemudian bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel itu untuk memicu reaksi peradangan.

"Pada kasus Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2," ujar Mahirsyah.

Normalnya, sitokin hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Ilustrasi pasien Covid-19 atau virus Corona
Ilustrasi pasien Covid-19 atau virus Corona (freepik.com)

Akibatnya, paru-paru bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.

Yang perlu diperhatikan, peradangan pada paru-paru itu bisa terus-menerus terjadi meski infeksi sudah selesai.

Selama peradangan, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Tanpa penanganan yang tepat, fungsi paru-paru pasien dapat menurun hingga membuat pasien kesulitan bernapas.

Kondisi inilah yang bisa mengancam kelangsungan hidup pasien Covid-19.

"Maka sering pada pasien Covid-19 membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan," ujar Mahirsyah.

Baca juga: Cara Mencegah Tertular Penyakit Langka Jamur Hitam Bagi Pasien Covid-19, Ketahui Gejalanya

Pengobatan saat pasien alami badai sitokin

Mahirsyah menerangkan, interleukin-6 merupakan salah satu jenis sitokin yang terlibat pada proses inflamasi dan kanker.

Untuk pengobatan, obat anti-interleukin-6, seperti Tocilizumab dan Sarilumab sudah digunakan pada uji klinis pasien Covid-19.

Vitamin C juga bisa diberikan kepada pasien Covid-19.

Sebab, vitamin C bersifat antioksidan yang disebut dapat mengurangi keparahan badai sitokin.

Badai sitokin yang terjadi bergantung pada daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk.

Jika daya tahan tubuh kuat, virus yang masuk bisa dikalahkan dan pasien Covid-19 bisa sembuh.

Baca artikel seputar virus Corona lainnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved