Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Terekam Nafsu Tak Terbendung Guru Ngaji ke 3 Murid, Korban Selalu Pulang Bawa Rp10 Ribu, Fakta Miris

Aksi si guru ngaji ke tiga murid karena nafsunya yang tak terbendung berhasil direkam sebagai bukti.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Thinkstock
Lama tak dilayani istri, guru ngaji ini rudapaksa tiga muridnya. Orang tua korban curigai uang Rp 10 ribu. 

TRIBUNJATIM.COM - Terekspos sudah perbuatan tak pantas guru ngaji ke tiga muridnya.

Aksi si guru ngaji ke tiga murid karena nafsunya yang tak terbendung berhasil direkam sebagai bukti.

Orang tua murid guru ngaji itu sudah curiga anak selalu punya uang Rp 10 ribu.

Fakta dan endingnya pun miris.

Baca juga: Bocah 9 tahun di Sidoarjo Dicabuli di Atas Motor, Pelaku Pernah Dipenjara Dalam Kasus Serupa

Oknum guru ngaji itu mengajar di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Ia berhasil diringkus polisi seusai melecehkan tiga bocah.

RT alias R (76) merudapaksa tiga bocah yang masih duduk di bangkus SD, berusia antara 9 sampai 10 tahun.

Baca juga: Berawal dari Broken Home Anak di Kediri Jadi Korban Pencabulan Pria Paruh Baya Asal Jakarta

Kepada polisi, R merudapaksa tiga bocah itu karena sudah lama tak berhubungan badan dengan sang istri.

Karena itu, ia langsung bernafsu melihat ketiga anak didiknya yang masih belia.

Saat melancarkan aksinya, R mengiming-imingi korban dengan uang lalu melecehkannya.

Aksi bejat itu sudah tiga kali dilakukannya kepada para korban.

Aksi R terbongkar setelah aksi cabulnya direkam oleh seorang saksi.

Baca juga: Napi Kasus Pencabulan di Lapas Tulungagung Meninggal Dunia, Sempat Mengeluh Sesak Napas dan Batuk

Dilansir TribunJatim.com dari Sripoku, kejadian itu berlangsung pada Sabtu (11/9/2021) sekira pukul 10.00 WIB.

Setelah melihat aksi R, saksi merekamnya lalu mengadukannya ke orang tuakorban.

Orang tua mulai menaruh curiga pada korban karena selalu membawa uang Rp 10 ribu seusai bermain.

Setiap ditanya, korban selalu beralasan menemukan uang itu di jalan serta menjual hasil rongsokan.

Tak percaya pada sang anak, orang tua korban pun melapor ke polisi.

Baca juga: Pengasuh Pondok Pesantren di Ponorogo Diduga Cabuli 4 Santrinya, Ada yang Masih Anak-anak

Kapolres PALI, AKBP Rizal Agus Triadi membenarkan adanya kejadian itu.

Tersangka pun sudah ditangkap meski sempat melarikan diri ke Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin.

R diringkus pada Kamis (6/9/2021) sekira pukul 20.00 WIB.

"Tersangka kita amankan di Kabupaten Banyuasin, karena sudah sempat melarikan diri," terang Rizal, dikutip dari SRIPOKU.com, Sabtu (18/9/2021).

"Saat ini tersangka masih kita periksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada korban lainnya lagi."

Baca juga: Polres Ponorogo Terima Laporan Adanya Dugaan Tindakan Pencabulan oleh Pengasuh Pesantren

Menurut RI, ayah seorang korban, ia melaporkan tersangka karena tak terima anak kandungnya dilecehkan.

Ia pun menyebut sudah lama mencurigai tingkah anaknya.

"Kami memang sudah lama curiga. Sebab, saat kami pulang dari kebun karet, ia sering pulang main bawa uang. Rata-rata Rp10 ribu. Saat ditanya, ia tidak mengaku. Bilangnya habis jual rongsokan, kadang beralasan nemu," kata RI.

"Pelaku ini merupakan tokoh agama di desa kami. Ia juga sering ngajar ngaji. Namun kedekatannya dengan anak-anak justru dimanfaatkan untuk melakukan tindak asusila."

"Makanya kami mohon keadilan dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebab masa depan anak-anak kami jadi taruhannya." tutupnya.

Ilustrasi pencabulan gadis di bawah umur
Ilustrasi pencabulan gadis di bawah umur (Steemit)

Pada Juni 2021 lalu, guru ngaji berinisial H yang diduga mencabuli lima anak muridnya di Penjaringan Jakarta Utara ditangkap.

H diketahui sempat melarikan diri ke Pandeglang, Banten setelah kasusnya mencuat.

Hal itu disampaikan oleh Ketua RT setempat, Tarso.

"Ini yang bersangkutan sedang meninggalkan lokasi. Sedang ke Pandeglang, rumah mertuanya," kata Tarso.

Tarso kerap kesulitan setiap kali menghubung H.

"Tapi enggak pernah diangkat. Alasannya di Pandeglang daerah pegunungan lah, susah sinyal lah," ucapnya, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: Siasat Licik Pria Lamongan Cabuli Gadis di Bawah Umur, Pujian dan Jepretan Kamera Jadi Senjata

Menurut Tarso, H melakukan tindak pencabulan terhadap lima muridnya di rumah yang kerap dijadikan tempat belajar mengaji.

Tarso menuturkan, H sempat meminta masalah ini diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Namun orang tua korban menolak dan ingin mengambil jalur hukum.

"orang tua korban kekeh ke ranah hukum. Karena sudah ada visum dan melapor, akhirnya akan melanjutkan ke ranah hukum," ucap Tarso.

Berdasarkan pengakuan salah satu orang tua korban berinisial MA, kasus ini terkuak ketika putrinya mengeluh sakit pada alat vitalnya saat buang air kecil.

"Itu terungkapnya setelah anak saya ngomong ke saya pas malam Jumat. Anak saya katanya mau buang air kecil ngerasa perih (pada alat vital)," kata MA, di kediamannya.

Hingga akhirnya MA meminta sang anak menceritakan apa yang dia alami. MA telah melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Utara.

Baca juga: Kabur dari Pondok Usai Bertengkar dengan Teman, Seorang Santri Jadi Korban Pencabulan di Lamongan

Setelah sempat melarikan diri, H pun akhirnya ditangkap.

Hal itu disampaikan Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi dalam keterangannya, Selasa (8/6/2021).

"Karena terlapor sudah pergi dari TKP dan terlapor berhasil diketahui keberadaannya. Dilakukan penangkapan oleh Kanit Resmob beserta Opsnal Resmob, Panit PPA dan Kanit buser Penjaringan," kata Nasriadi.

Kasus tersebut sudah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Utara.

Kumpulan berita terkait kasus pencabulan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved