Berita Kota Batu
Curhat Pilu Pedagang di Pasar Sayur Kota Batu: di Rumah Tak Ada Kegiatan, ke Pasar Sepi Pembeli
Secara bertahap, para pedagang di lingkungan Pasar Besar Batu telah menempati lokasi relokasi, setelah sebelumnya para pedagang pasar pagi, kini para
Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Secara bertahap, para pedagang di lingkungan Pasar Besar Batu telah menempati lokasi relokasi, setelah sebelumnya para pedagang pasar pagi, kini para pedagang pasar buah menempati lokasi di Pasar Sayur.
Ada sebanyak 52 pedagang pasar buah yang menempati tempat relokasi di Pasar Sayur.
Pemerintah Kota Batu sebaiknya tidak berfokus pada aspek pembangunan semata, namun juga memikirkan agar pasar ramai oleh pembeli.
Wiyono, pedagang buah apel berharap, pembangunan pasar nanti tidak sebatas membangun fisiknya saja.
"Di pasar lama sudah mulai sepi. Saya senang bisa pindah ke pasar sayur. Kebutuhan kami memang tidak sekadar tempat berjualan, namun ramainya pasar juga penting," ujarnya.
Baca juga: Ada Silang Pendapat Soal Kondisi Hutan Antara Bupati Malang dengan Aktivis Lingkungan
Wiyono menjual apel yang berasal dari Kabupaten Pasuruan, Nongkojajar. Ia mengambil pasokan dari Kabupaten Pasuruan karena pasokannya melimpah. Sedangkan pasokan buah apel di Kota Batu sedikit sehingga tidak menjadi pilihan utamanya.
"Ada apel dari Batu, tapi sedikit. Ya karena produksinya lebih sedikit dibanding dari Nongkojajar," paparnya.
Baca juga: Perum Jasa Tirta I: Kawasan Glagah Wangi Kota Batu Menyimpan Potensi Bencana Banjir Bandang
Padahal, Kota Batu identik dengan buah apel. Kenyataannya, ikon kota itu produksinya tidak melimpah.
Pemkot Batu juga perlu berkaca pada Pasar Wisata Sidomulyo. Meski telah dibangun cantik, nyatanya pasar tersebut tidak dapat beroperasi dengan baik. Pasar tidak buka setiap hari karena kurangnya pembeli.
Pun Pasar Sayur. Seorang pedagang yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, setelah Pasar Sayur dibangun, tidak ada intervensi program oleh Pemkot Batu untuk meramaikan pasar. Penjual hanya menunggu pembeli datang. Kondisi itu dinilai tidak efektif.
"Kadang ibu saya cerita sambil nangis karena pasar sepi. Ya, kalau di rumah tidak ada kegiatan. Ke pasar pun sepi pembeli," ungkapnya.
Anggota DPRD Batu yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Buah, M Ilyas meyakini pembeli di Pasar Sayur akan banyak karena masuknya pedagang buah. Namun Ilyas tidak secara spesifik menjelaskan rencana program untuk meramaikan pasar.
"Selama di tempat relokasi ini membuat kebutuhan semakin lengkap, masyarakat bisa berbelanja sayur juga bisa memborong apel di satu tempat," ujarnya.
Menurutnya, relokasi ke pasar sayur sangat menguntungkan karena kondisi pasar buah sudah memprihatinkan, karena itu pedagang mendukung rencana Pemkot Batu membangun Pasar Besar Kota Batu. Karena buruknya kondisi bangunan pasar yang rusak, dari 300 pedagang buah tinggal 52 pedagang yang aktif berjualan.