Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengenal Terapi Suntik Botox hingga Dilatasi Mandiri untuk Pasien Vaginismus

Mengenal terapi suntik botox hingga dilatasi mandiri untuk pasien vaginismus. Ketahui dulu penyebab vaginismus.

Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Melia Luthfi Husnika
Dokter Spesialis Kandungan RSIA Kendangsari MERR Surabaya, dr Eighty Mardayani menjelaskan tentang vaginismus dan berbagai cara penyembuhannya, Rabu (17/11/2021) malam. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi Husnika

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kondisi kekakuan otot-otot di dinding vagina yang tak dapat dikendalikan oleh perempuan atau vaginismus bisa menyebabkan pasangan sulit memiliki momongan.

Vaginismus sendiri muncul akibat multifaktor dan cara penyembuhannya bertahap. 

Menurut Dokter Spesialis Kandungan RSIA Kendangsari MERR Surabaya, Dr dr Eighty Mardayani K, dr SpOG (K), penyebab munculnya vaginismus bisa dibagi menjadi dua garis besar. 

Pertama dikarenakan faktor organik yaitu penyebab vaginismus primer dan faktor trauma atau psikologis penyebab vaginismus sekunder. 

"Karena memiliki penyebab berbeda, penanganannya juga beda. Berdasarkan faktor yang menimbulkan vaginismus itu tadi," kata dr Eighty, Rabu (17/11/2021) malam. 

Menurut dr Eighty, faktor organik penyebab vaginismus ini menyebabkan kontraksi involunter atau kontraksi yang tak disadari dan tidak dapat dicegah. Kontraksi pada pasien vaginismus menyebabkan sulitnya terjadi penetrasi bahkan ketidakmampuan untuk penetrasi. 

"Saat penetrasi, secara otomatis otot-otot di dinding vagina akan berkontraksi dan menutup rapat. Jadi tidak bisa penetrasi. Ini karena pengaruh kontraksi involunter yang tidak dapat dikendalikan tadi," papar dr Eighty. 

Dokter Eighty menjelaskan, kondisi organik penyebab vaginismus primer ini hanya bisa disembuhkan melalui beberapa terapi medis. Pada tahap ringan, dokter spesialis akan membantu pasien untuk menggunakan alat dilator. Tujuannya supaya otot-otot di dinding vagina bisa terbuka pelan-pelan saat ada benda asing masuk. 

"Kalau pasien sudah mengerti nanti bisa melakukan dilatasi mandiri dengan memasukkan alat dilator mulai ukuran terkecil sampai besar secara bertahap. Ini ada prosedur medisnya," katanya. 

Apabila pasien kesulitan terapi dilatasi, dokter spesialis akan menyarankan tindakan lanjutan yakni suntik botox. Fungsi suntik botox yang biasanya mengurangi kerutan bisa dipakai untuk merelaksasikan otot-otot di dinding vagina. 

Suntik botox ini harus dilakukan oleh dokter spesialis dengan prosedur medis dan anestesi. Tanpa anestesi, dokter akan kesulitan melakukan tindakan dikarenakan kondisi vaginismus level tinggi tidak memungkinkan pemeriksaan tanpa anestesi. 

Baca juga: Mitos dan Fakta Soal Vaginismus, Bahaya, Jangan Diabaikan! Bisa Ganggu Keberlangsungan Rumah Tangga

Terapi suntik botox ini, lanjut dr Eighty, tak sekadar menyuntikan botox untuk relaksasi otot dan mengurangi kontraksi involunter. Dalam tahapan terapi botox untuk pasien vaginismus juga akan diletakkan alat dalam vagina perempuan. 

"Tujuannya supaya pasien bisa merasakan bahwa ada alat di dalam sana dan aman. Jadi saat penetrasi tidak terjadi ketegangan dan kontraksi involunter lagi. Minimal 12 jam kami letakkan," ungkapnya. 

Tujuan suntik botox sendiri selain merelaksasi otot adalah untuk melatih pasien bisa merasakan sesuatu di dalam vagina dan tidak apa-apa. Setelah prosedur botox selesai, pasien akan diarahkan untuk melakukan dilatasi mandiri. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved