Menu Diet
Menurunkan Berat Badan dengan Labu Siam, Menu Diet Kaya Flavonoid, Plus Cegah Penyakit Jantung
Mengintip menu diet labu siam ini ampuh untuk menurunkan berat badan. Makanan kaya senyawa flavonoid, bisa cegah penyakit jantung.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan dapat meningkatkan hormon kepenuhan seperti GLP-1 dan peptida YY.
Dengan demikian, menambahkan labu labu ke dalam diet Anda dapat membantu Anda tetap pada jalur dengan tujuan menurunkan berat badan.
Baca juga: Legenda Chelsea John Terry Beber Menu Diet ala Antonio Conte Untuknya, Bikin Romelu Lukaku Ketawa
Baca juga: Cara Bikin Ramuan Kayu Manis untuk Menurunkan Berat Badan, Menu Diet Dikonsumsi Sebelum Tidur

Namun, bukan hanya serat saja yang membuat labu siam begitu mendukung diet Anda.
Ada juga nustrisi 'tersembunyi' yang mungkin belum banyak diketahui orang-orang pada umumnya.
Kandungan itu adalah senyawa flavonoid.
Melansir Healthline.com, di dalam labu siam terdapat senyawa flavonoid dalam jumlah yang tinggi.
Senyawa tersebut merupakan senyawa tanaman yang mendukung pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya flavonoid membantu enzim pencernaan yang terlibat dalam pembuangan dan ekskresi produk limbah di saluran pencernaan Anda.
Terlebih lagi, asupan makanan kaya serat yang memadai seperti labu dapat mendorong fungsi usus yang sehat dan pemeliharaan bakteri usus yang sehat.
Pada gilirannya, manfaat ini meningkatkan keteraturan usus dan dapat berperan dalam mencegah berbagai kondisi kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker usus besar.
Selain itu, melansir Kompas.com (29/1/2016), penelitian yang diterbitkan dalam The British Medical Journal menunjukkan bahwa mengonsumsi buah dan sayuran kaya flavonoid bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah kenaikan berat badan.
Tim peneliti merekrut peserta penelitian dari tiga studi: Health Professionals Follow Up Study, Nurses 'Health Study, dan Nurses' Health Study II, dan meminta mereka untuk melaporkan berat badan, kebiasaan, gaya hidup, dan diagnosa penyakit baru setiap dua tahun dalam jangka waktu 24 tahun, dari tahun 1986 dan 2011.
Peserta juga diminta melaporkan perkembangan diet mereka setiap empat tahun.
Setelah memperhitungkan pola diet dan faktor gaya hidup seperti tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi flavonoid yang lebih tinggi dikaitkan dengan jumlah penurunan berat badan yang lebih efektif, dengan hasil yang terlihat baik pada laki-laki maupun perempuan dari segala usia.
Hubungan terkuat antara flavonoid dan penurunan berat badan ditemukan pada flavonoid anthocyanin yang terdapat dalam blueberry dan stroberi, lalu polimer flavonoid yang ditemukan dalam teh dan apel, serta flavonol yang ditemukan dalam teh dan bawang.