Berita Kesehatan
Pahami Cara Tepat Dapatkan Sunat Aman, Proses Cepat dan Risiko Rendah Lewat Metode Mahdian Klem
Untuk meminimalisir berbagai risiko mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadir metode Klem yang telah direkomendasi WHO sebagai metode sunat terbaik.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Sudarma Adi
"Teknik biusnya juga tidak menggunakan jarum suntik sehingga dapat mengurangi rasa takut pada anak dan membuat anak merasa lebih nyaman," kata dr Mahdian.
Umumnya sirkumsisi/ sunat dilakukan melalui anastesi lokal. Saat proses anastesi dilakukan pada posisi yang tepat dan dosis yang adekuat, nyeri dapat terkontrol dengan baik.
Suntikan tanpa jarum (Needle Free Injection) memungkinkan kenyamanan lebih saat proses anastesi dilakukan. Teknik suntikan tanpa jarum ini menggunakan alat yang bernama Comfort In.
"Teknologi ini bekerja dengan cara mengantarkan cairan obat menggunakan mekanisme tenaga pegas berkecepatan tinggi yang dapat menembus kulit dalam waktu kurang dari sepertiga detik," beber dr Mahdian.
Metode sunat ini tidak memerlukan jahitan dan perban. Selain itu, proses sunat dengan Mahdian Klem ini relatif lebih cepat yaitu kurang dari 7 menit.
Mahdian Klem menggunakan peralatan pendukung sunat, Circumcision Kit sekali pakai dan sterilisasi terjamin untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit.
Semua komponen Mahdian Klem terbuat dari bahan material kristal bening transparan dengan sistem sekrup pengunci yang lebih kuat. Selain itu, alat ini memiliki pelindung klem yang kuat dan memiliki bentuk serta ukuran yang sesuai dengan anatomis penis anak Indonesia.
"Setelah tindakan sunat, anak bisa langsung beraktivitas. Namun, hal lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah kontrol pasca sunat," beber dr Mahdian.
Kontrol pasca sunat diperlukan agar proses pemulihan luka sunat bisa dipantau dengan baik oleh dokter. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti pendarahan, penis bengkak, hingga infeksi pada penis.
Dalam kesempatan itu, dr Reisa Broto Asmoro, seorang dokter bedah umum yang juga menjabat sebagai Kepala Komunikasi Gugug Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia yang juga aktif sebagai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PBIDI), mengungkapkan bahwa peran orang tua juga sangat penting dalam menentukan kesiapan fisik dan psikologis anak.
"Orang tua sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu kapan waktu yang tepat agar anak siap untuk disunat," kata dr Reisa.
Setelah tindakan, selalu dampingi anak secara psikologis dan spiritual dan lakukan perawatan yang tepat setelah sunat untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi luka sunat.