Berita Kesehatan
Pahami Cara Tepat Dapatkan Sunat Aman, Proses Cepat dan Risiko Rendah Lewat Metode Mahdian Klem
Untuk meminimalisir berbagai risiko mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadir metode Klem yang telah direkomendasi WHO sebagai metode sunat terbaik.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sunat yang baik dan aman adalah dengan metode klem, serta yang direkomendasikan WHO.
Hal itu diungkapkan dr Daeng Faqih, S,H, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia, saat membuka Webinar bertajuk “Sunat Aman dengan Metode Modern", bersama Rumah Sunat dr Mahdian, Senin (22/11/2021).
Tradisi sunat sudah dilakukan sejak lama dengan beragam metode yang berbeda.
Sunat atau sirkumisi adalah tindakan medis untuk membuang sebagian atau seluruh kulup (prepusium) dengan tujuan tertentu.
Sebuah studi dari Saudi Urological Association, mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen laki-laki di dunia dan 35 persen laki-laki di negara berkembang telah disunat.
Baca juga: Peringatan HDKD ke-76, Kemenkumham-RI Salurkan 1000 Bingkisan Bansos, Beasiswa hingga Sunatan Massal
Belakangan sunat dengan metode laser semakin diminati dan dipilih sebagai metode sunat dengan proses yang lebih singkat.
Namun demikian, sebenarnya metode ini memiliki berbagai risiko yang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut dr Asrul Muhadi, Sp.B Dokter Spesialis Bedah, anak yang tidak disunat berisiko terkena infeksi saluran kemih (ISK) sebesar 3-10 kali dibanding anak yang disunat pada tahun pertama kehidupan dan risiko kanker penis meningkat pada pria yang tidak disirkumsisi.
"Selain itu, banyak manfaat lainnya dari tindakan sunat yang sangat baik bagi kesehatan," kata dr Asrul.
Baca juga: Sunat Gratis Door to Door Polres Pacitan Peringati HUT Bhayangkara ke-75
Dikutip dari study Altokhais TI. Electrosurgery use in circumcision in children Apa yang dianggap sebagai sunat laser tidak menggunakan energi cahaya namun menggunakan energi PANAS dengan menggunakan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi dan diseksi.
Anggapan masyarakat tentang sunat laser menggunakan energi cahaya ternyata tidaklah tepat. Sunat laser sebenarnya menggunakan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi, dan diseksi.
Untuk meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadirlah metode Klem yang telah direkomendasikan oleh WHO sebagai metode sunat terbaik.
Baca juga: Sambut Bulan Bung Karno, DPC PDI Perjuangan Pasuruan Gelar Sunatan Massal
Dari sekian banyak Klem yang digunakan di Indonesia, Mahdian Klem merupakan satu- satunya produk asli karya anak bangsa yang telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor AKD 21103910201.
Dr Mahdian Nur Nasution SpBS, Founder Rumah Sunat dr Mahdian, mengungkapkan bahwa sunat dengan metode Mahdian Klem bisa meminimalisir risiko pendarahan.
"Teknik biusnya juga tidak menggunakan jarum suntik sehingga dapat mengurangi rasa takut pada anak dan membuat anak merasa lebih nyaman," kata dr Mahdian.
Umumnya sirkumsisi/ sunat dilakukan melalui anastesi lokal. Saat proses anastesi dilakukan pada posisi yang tepat dan dosis yang adekuat, nyeri dapat terkontrol dengan baik.
Suntikan tanpa jarum (Needle Free Injection) memungkinkan kenyamanan lebih saat proses anastesi dilakukan. Teknik suntikan tanpa jarum ini menggunakan alat yang bernama Comfort In.
"Teknologi ini bekerja dengan cara mengantarkan cairan obat menggunakan mekanisme tenaga pegas berkecepatan tinggi yang dapat menembus kulit dalam waktu kurang dari sepertiga detik," beber dr Mahdian.
Metode sunat ini tidak memerlukan jahitan dan perban. Selain itu, proses sunat dengan Mahdian Klem ini relatif lebih cepat yaitu kurang dari 7 menit.
Mahdian Klem menggunakan peralatan pendukung sunat, Circumcision Kit sekali pakai dan sterilisasi terjamin untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit.
Semua komponen Mahdian Klem terbuat dari bahan material kristal bening transparan dengan sistem sekrup pengunci yang lebih kuat. Selain itu, alat ini memiliki pelindung klem yang kuat dan memiliki bentuk serta ukuran yang sesuai dengan anatomis penis anak Indonesia.
"Setelah tindakan sunat, anak bisa langsung beraktivitas. Namun, hal lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah kontrol pasca sunat," beber dr Mahdian.
Kontrol pasca sunat diperlukan agar proses pemulihan luka sunat bisa dipantau dengan baik oleh dokter. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti pendarahan, penis bengkak, hingga infeksi pada penis.
Dalam kesempatan itu, dr Reisa Broto Asmoro, seorang dokter bedah umum yang juga menjabat sebagai Kepala Komunikasi Gugug Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia yang juga aktif sebagai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PBIDI), mengungkapkan bahwa peran orang tua juga sangat penting dalam menentukan kesiapan fisik dan psikologis anak.
"Orang tua sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu kapan waktu yang tepat agar anak siap untuk disunat," kata dr Reisa.
Setelah tindakan, selalu dampingi anak secara psikologis dan spiritual dan lakukan perawatan yang tepat setelah sunat untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi luka sunat.