Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Siasati Tingginya Harga, Pedagang di Lamongan Oplos Cabai agar Tetap Bisa Dijangkau Konsumen

Harga cabai rawit di Lamongan Jawa Timur hingga kini masih bertengger pada harga Rp 100 ribu per kilogram.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Pedagang di Pasar Sidoarjo, Yasni yang turut merasakan berkurangnya pasokan cabai dan mahalnya harga jual, Rabu (22/12/2021) 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Harga cabai rawit di Lamongan Jawa Timur hingga kini masih bertengger pada harga Rp 100 ribu per kilogram.

Mahalnya harga cabai itu, menurut para pedagang di sejumlah pasar di Lamongan, dipengaruhi berkurangnya pasokan hingga mencapai 80 persen.

Saat ini harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Lamongan berada di kisaran Rp  100 ribu per kilogram. Sedangkan di tingkat pengecer, harga cabai bersaing dengan harga daging sapi.

Tingginya harga cabai tersebut membuat para pedagang harus menerapkan strategi agar harga cabai tetap terjangkau oleh konsumen.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengoplos cabai rawit merah dengan cabai rawit hijau.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Lamongan Melejit, Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram

"Kalau dicampur seperti ini bisa jual Rp 60 ribu per kilogram," kata  salah satu pedagang di Pasar Tradisional Sidoharjo Lamongan, Yasni  saat ditemui Surya.co.id (Tribun Jatim Network), Rabu (22/12/2021).

Menurut Yasni, oplosan cabai itu dirasa cukup efektif untuk menjaga daya beli konsumen.

Pasalnya, jika tetap dijual tanpa oplosan, maka konsumen akan merasa keberatan dan berdampak pada menurunnya daya beli.

"Campurannya separuh-separuh, " katanya.

Baca juga: Harga Cabai di Gresik Bersaing dengan Daging Sapi, Kini Tembus Rp 90 ribu per Kilogram

Diungkapkan, mahalnya harga cabai dipengaruhi oleh minimnya pasokan barang akibat menurunnya produksi petani cabai.

Apalagi menjelang momen Natal ini, pendistribusian cabai juga lebih banyak dialihkan ke luar Jawa, ke Kalimantan.

Pasokan memang berkurang, hari-hari ini ia hanya mendapat kiriman paling banyak 10 kilogram per sehari,  sebelumnya  biasanya rata-rata 15  kilogram hingga 30 kilogram. 

"Karena banyak yang dibawa ke luar Jawa, soalnya kan Natalan. Kalau di sini (Lamongan, red)  kan ndak begitu ramai Natalan," katanya.

Selain harga cabai rawit yang begitu mahal, harga beberapa bahan pokok lain di Lamongan juga menunjukkan kenaikan, di antaranya bawang dan daging ayam.

Harga bawang merah saat ini Rp 22 ribu, sedangkan bawang putih Rp 24 ribu, keduanya naik sebesar Rp 4 ribu per kilogram. 

Sedangkan daging ayam naik sebesar Rp 2 ribu menjadi Rp 38 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada telur ayam ras, yang semula Rp 24 ribu menjadi Rp 26 ribu per kilogram.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved