Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat? Ahli Diet: Mencederai Tubuh

TRIBUNJATIM.COM - Benarkah untuk menurunkan berat badan tidak boleh makan nasi?

Ternyata salah satu salah kaprah soal menu diet yang paling banyak dilakukan adalah berhenti atau tidak makan nasi selama seminggu atau sebulan.

Beberapa orang sengaja tidak makan nasi, karena dikatakan jahat dan bisa jadi pemicu naiknya berat badan.

Alhasil sebagai cara diet paling cepat, ada yang menghindari makan nasi.

Namun, ada juga beberapa orang berusaha mengurangi nasi untuk alasan kesehatan.

Baca juga: Aurel Hermansyah Dulu Dituding Operasi Plastik, Menu Diet Terbongkar, Sore-Malam Makan Buah Ini

Baca juga: Cara Personel SNSD Usir Lemak Perut, Terapkan Menu Diet 1500 Kalori, Begini Pola Makan Pagi-Malam

Tapi ternyata, ada dampaknya jika manusia tidak makan nasi dalam jangka waktu tertentu?

Dikutip dari Sugar Man Health melalui Toutiao, tubuh manusia akan mengalami beberapa hal jika selama 1 bulan tidak makan nasi.

Menurt ahli diet Xiaotang, mengatakan bahwa dampak satu bulan tidak makan nasi akan bergantung pada tubuh.

Apakah Anda hanya sekadar tidak makan nasi, namun masih makan-makanan berat lainnya seperti roti, mie, jagung kentang, dll?

Atau, apakah Anda benar-benar tidak makan nasi sama sekali, selama sebulan atau bahkan selama satu tahun?

Nah, jika Anda tidak makan nasi serta makanan berkarbohidrat tinggi lainnya, maka bisa menurunkan berat badan atau menjadi kurus hanya dalam waktu singkat.

Baca juga: 7 Artis yang Sukses Diet di 2021, Ivan Gunawan hingga Vicky Shu, Penampilannya Bikin Pangling

Baca juga: Catat Menu Diet dari Kemenkes RI, Begini Takaran Ideal Porsi Makan, Isi Piring Menjadi 2 Bagian

Baca juga: Menu Diet Ubi 3 Hari Turun hingga 5 Kilogram, Cocok Jadi Pengganti Nasi Putih, Perut Lebih Kenyang

Setidaknya Anda akan kehilangan sekitar 10 pon atau sekitar 4 kilogram dengan cepat.

Namun, pada saat yang sama Anda juga mencederai tubuh, karena tidak memakan makanan karbohidrat dalam jangka panjang, akan menyebabkan kekurangan gizi.

Hal itu juga bisa menyebabkan hipoglikemia, kulit pucat, peningkatan kerontokan rambut, penurunan resistensi dan banyak lainnya.

Menurut beberapa data, tingkat rebound diet bisa mencapai 41%. Karena diet dapat mengurangi tingkat metabolisme tubuh, itu membuat orang lebih cenderung akan kembali menambah berat badan.