Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Makna Sesajen Tradisi Ruwatan di Gunung Semeru Viral Ditendang, Asal-usulnya dari Cerita Pewayangan

Seorang pria yang diketahui sebagai relawan di lokasi erupsi Gunung Semeru, Lumajang Jawa Timur menendang sesajen.

Kolase Tribunnews.com/Twitter @Setiawan3833
Kata sesajen trending di Twitter (kiri) dan aksi pria membuang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru (kanan). 

Tiba-tiba, hasrat seksual Batara Guru timbul dan ingin bersetubuh dengan istrinya. Namun, Selir menolak, sehingga jatuhlah air mani Batara Guru ke tengah samudera.

Baca juga: Polisi Sebut Kantongi Identitas Perusak Sesajen di Lereng Gunung Semeru: Sudah Ada Titik Terang

Air mani ini kemudian berubah menjelma menjadi raksasa yang dikenal dengan nama Batara Kala.

Konon Batara Kala meminta makanan yang berwujud manusia kepada Batara Guru. Batara Guru pun mengizinkan dengan syarat manusia yang ia makan adalah wong sukerta.

Diketahui, Wong Sukerta adalah orang-orang yang mendapat kesialan, contohnya anak tunggal.

Sehingga setiap anak tunggal harus diruwat agar terhindar dari malapetaka dan kesialan.

Selain itu, sesajen yang digunakan dalam Ruwatan tidak hanya berupa makanan, tetapi ada juga benda-benda lain, seperti bunga, padi, kain, dan masih banyak lagi lainnya.

Lalu apa sih makna ruwatan?

Tradisi ruwatan yakni meminta dengan sepenuh hati agar orang yang diruwat dapat lepas dari petaka dan memperoleh keselamatan.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral Sesajen Tradisi Ruwatan di Gunung Semeru Ditendang, Ternyata Ini Makna dan Asal-usulnya

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved