Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Batu

Serunya Keliling Museum Satwa Secara Virtual, Cukup Pakai Kacamata VR Seolah Berada di Lokasi

Di masa pandemi saat ini, masyarakat harus beradaptasi dengan dunia digital. Kegiatan tatap muka langsung mulai dikurangi seperti di sekolah maupun ka

Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/BENNI INDO
Dua mahasiswa Binus Malang memperagakan menggunakan kacamata VR untuk menikmati lingkungan Museum Satwa secara digital. 

TRIBUNJATIM.COM.COM, BATU – Di masa pandemi saat ini, masyarakat harus beradaptasi dengan dunia digital. Kegiatan tatap muka langsung mulai dikurangi seperti di sekolah maupun kantor tempat bekerja. Sektor pariwisata juga menyesuaikan diri dengan kondisi.

Pada umumnya, wisatawan datang ke suatu tempat untuk berwisata, namun karena pandemi ini, jumlah wisatawan turun drastis, termasuk tempat-tempat wisata di Kota Batu.

Menghadapi problematika itu, enam mahasiswa Program Studi Public Relation dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang memberikan solusi dengan menghadirkan wisata virtual Museum Satwa, Jatim Park Group.

Para mahasiswa ini merekam visual Museum Satwa dengan kamera 360 derajat. Hasilnya, diunggah ke YouTube, lalu bisa dilihat menggunakan kacamata Virtual Reality (VR).

Cukup sederhana dan mudah sekali diakses oleh siapapun. Tayangannya bisa disaksikan di Channel YouTube Jawa Timur Park.

Meski bisa dilihat langsung melalui layar ponsel, namun sensasinya berbeda jika dilihat menggunakan kacamata VR.

Baca juga: Camping Seru Sekitar Gunung Welirang, Wisata Petualang Bareng Keluarga

Dengan kacamata VR, penonton seolah berada langsung di lokasi karena pandangan layar mengikuti arah pandang mata.

Program bagian dari materi kuliah ini diberi nama V-Cation Event Organizer oleh para mahasiswa pencetus ide.

Project Manager V-Cation Event Organizer, Zidan Febrian mengatakan ide tersebut didorong oleh kondisi kehidupan saat ini yang akrab dengan istilah new normal.

Menurutnya, masyarakat saat ini tidak bisa menghindari kondisi new normal. Sebagai anak muda, ia dan kawan-kawannya mencoba berkontribusi agar adaptasi new normal bisa memudahkan masyarakat.

“Kami sebagai generasi muda tidak lagi mengeluh. Bahwa kami saat ini telah hidup berdampingan dengan new normal. Anak muda harus memberikan dampak dalam kehidupan new normal. Kami sebagai dari kaum milenial, ingin memberikan dampak luar biasa,” ujarnya.

Baca juga: Bantah Ustaz Haikal Hassan Diusir Warga Kota Malang, Polisi Sebut Acaranya Memang Sudah Selesai

Zidan dan kawan-kawannya hanya memiliki waktu tidak sampai dua bulan untuk menyusun program tersebut. Para mahasiswa menaruh kamera 360 derajat di beberapa titik Museum Satwa. Mulai dari pintu masuk hingga keluar.

“Setiap titik lokasi itu seperti ada musim-musimnya sendiri. Ada zona ikan, serangga, dan beruang kutub. Jadi berbeda-beda setiap titik,” paparnya.

Dengan menghadirkan gambar bagian luar dan dalam Museum Satwa, para mahasiswa berharap lebih banyak orang lagi bisa menikmati Museum Satwa. Juga untuk menghilangkan kesan bahwa museum adalah tempat benda-benda mati dan kuno.

Achmad Safiaji, dosen yang mendampingi para mahasiswa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan mahasiswanya ini merupakan bagian dari proyek materi kuliah event manajemen yang wajib dilaksanakan oleh para mahasiswa.

Ia berpendapat, saat ini eranya serba digital, pun kegiatan mahasiswa banyak dilakukan secara digital.

“Apapun kegiatan mahasiswa di Binus Malang, dasarnya digital. Kami mengharapkan mahasiswa yang kuliah di sini, dapat mengaplikasikan ke dunia digital nantinya. Yang kami harapkan juga, mahasiswa sudah siap ke era digital. Jadi sistem di Binus, mulai dari absensi, sudah digital. Sehingga ketika lukis mereka sudah akrab,” ujarnya.

Ia berharap, apa yang telah dibuat oleh para mahasiswanya ini dapat dikembangkan di kemudian hari. Dengan begitu, maka semakin banyak orang berkesempatan menikmati wisata.

“Karena setiap orang berhak mendapatkan hiburan dan berwisata. Selamat untuk anak-anak yang sudah berkarya,” ujarnya.

Marketing dan Publik Relation Jawa Timur Park (JTP) Group, Yokka Rhismadora menanggapi positif hadirnya karya mahasiswa di Museum Satwa yang berada satu kompleks dengan JTP 2.

Menurutnya, dengan adanya fasilitas wisata virtual tersebut, dapat menjadi stimulus agar orang datang langsung ke lokasi.

“Justru ini menjadi stimulus ke masyarakat agar mereka datang langsung karena yang kami tampilkan tidak semuanya. Malah harapan kami, ingin diaplikasikan di semua park. Tidak hanya di JTP 2 saja,” ujarnya.

Menurutnya, pengusaha tempat wisata harus beradaptasi dengan teknologi. Pasalnya, kebutuhan masyarakat akan teknologi terus meningkat serta perkembangannya dinamis. Jika tidak mengikuti, maka akan menjadi kerugian tersendiri.

“Mau tidak mau, kami harus mengikuti teknologi. Kalau tidak begitu malah kami yang tertinggal,” paparnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved