Virus Corona
Ketahui Efek Samping 5 Jenis Vaksin Booster Sebelum Suntik Dosis Ketiga, Moderna hingga Pfizer
Sebelum vaksin booster ada baiknya mengenal efek sampingnya. Apa saja? simak penjelasannya.
TRIBUNJATIM.COM - Saat ini program vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster sudah berjalan.
Lantas, sebelum vaksin booster ada baiknya mengenal efek sampingnya.
Apa saja? simak penjelasannya dilansir dari Kompas.com, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Cek Daftar Vaksin Booster yang Disetujui BPOM, Berikut Penjelasan Dosis dan Peningkatan Antibodinya
1. Sinovac
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan PT Bio Farma dari Bulk Sinovac ini akan menjadi vaksin booster.
BPOM menyebut vaksin ini ketika digunakan untuk vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian.
Efek samping sebagaimana penjelasan Kepala BPOM Penny K Lukito, yakni: munculnya nyeri pada lokasi suntikan.
"Umumnya tingkat keparahannya grade satu dan dua," kata Penny.
Baca juga: Alasan Penerima Pfizer Belum Bisa Disuntik Booster, Berikut Cara Cek Status Vaksinasi PeduliLindungi
2. Pfizer
Pfizer dapat diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer.
Vakin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali.
Adapun efek samping dari vaksin ini, yakni: nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, nyeri sendi.
3. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga disetujui sebagai vaksin booster homolog.
Pemberian sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca.
Penggunaan booster menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.
Efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan (55 persen) dan sedang 37 persen).
Baca juga: Apa Vaksin Booster untuk Dosis 1 dan 2 Sinovac? Berikut Panduan Memilih Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga
Efek samping paling umum, yakni:
- nyeri bekas suntikan
- tak enak badan
- merasa lelah
- menggigil atau demam
- sakit kepala
- mual
- nyeri sendi.
4. Moderna
Moderna dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Jenssen).
Penggunaan dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer.
Kenaikan respon imun antibodi netralisasi vaksin ini adalah sebesar 12,99 kali setelah booster homolog.
Sejumlah efek samping yang dilaporkan, yakni: nyeri di tempat suntikan demam pegal mual.
Baca juga: Vaksin Apa yang Tertinggi untuk Booster? Cek Kombinasi dan Jumlah Peningkatan Antibodi Menurut BPOM
5. Zifivax
Zifivax ddapat dipakai sebagai booster heterolog setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.
Peningkatan titer antibodi penetral lebih dari 30 x.
Adapun efek samping yang bisa muncul, yakni:
- nyeri pada tempat suntikan
- sakit kepala
- kelelahan
- demam
- nyeri otot
- batuk
- mual
- diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.