Virus Corona
Flu Biasa dan Covid-19 Varian Omicron Punya Gejala Mirip Tapi Beda Dampak? ini Penjelasan Kemenkes
Gejala Covid-19 Omicron disebut mirip dengan flu biasa namun memiliki dampak yang berbeda. Seperti apa? simak penjelasannya.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus Covid-19 kembali melonjak setelah kemunculan varian baru virus Corona Omicron.
Sebagian besar infeksi Covid-19 varian Omicron tanpa gejala atau gejala ringan, seperti pilek dan batuk.
Gejala ini disebut mirip dengan flu biasa, sehingga menyebabkan penularan sulit dideteksi dan dikendalikan.
Meski gejala mirip, lantas apakah dampaknya juga sama atau berbeda?
Simak penjelasannya dilansir dari Kompas.com, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Kenali Beda Gejala Omicron dan Flu Biasa, Berikut Cara Penanganan Pertama Pasien Covid-19 Bergejala
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau, masyarakat untuk segera tes Covid-19 meski kondisi gejala batuk, pilek, maupun flu.
"Pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan tes Antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk," kata Luhut.
Gejala Covid-19 Omicron dan flu mirip, tetapi bagaimana dengan dampaknya?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, flu dan Covid-19 memiliki dampak jauh berbeda, meski gejalanya hampir serupa.
Berbeda dengan flu, Covid-19 dikatakannya sangat menular dan bahkan bisa menimbulkan kematian.
Baca juga: Ciri-ciri Orang Terkena Omicron, Waspada Mata Merah dan Gatal, Lakukan Tes Walau Gejalanya Ringan
"Gejalanya sama dan ini memang penyakit infeksi saluran napas, tetapi kita tahu penyebab infeksi saluran napas sekarang terbanyak adalah Covid-19 yang sangat menular bahkan bisa menimbulkan kematian, ini yang harus dicegah," jelas Nadia.
Nadia juga mengatakan, Covid-19 adalah penyakit yang dapat membebani fasilitas kesehatan.
Apalagi jika infeksi dan penularan dibiarkan begitu saja.

"Kalau banyak yang sakit berat dan parah akan membutuhkan perawatan RS dan yang sakit pun kalau banyak sekali butuh obat-obatan," jelas Nadia.
Dia mengatakan, lonjakan kasus akan membuat fasilitas kesehatan mengalami penambahan beban kerja dan mungkin saja membuatnya kolaps.
"Ini yang harus kita cegah dengan tes dini, karena dengan tes dini kita mencegah jatuh pada kondisi yang parah, karena tidak terlambat mengetahui sakit dan yang pasti tidak menularkan ke orang lain, karena bisa saja orang lain tidak sekuat kita," lanjutnya.
Sementara influenza tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan atau berkepanjangan.