Virus Corona
Ciri-ciri Gejala Long Covid dan Dampaknya ke Otak hingga Kekebalan Tubuh, Benarkah Bisa Kambuh?
10 hingga 30 persen pasien yang terinfeksi virus Corona berisiko mengalami gejala long Covid. Lantas, apa itu gejala long Covid?
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah studi memperkirakan, 10 hingga 30 persen pasien yang terinfeksi virus Corona berisiko mengalami gejala long Covid.
Lantas, apa itu gejala long Covid?
Simak penjelasannya dilansir dari Kompas.com, Selasa (22/2/2022).
Tidak dapat diketahui secara pasti penyebab mengapa seseorang mengalami gejala long Covid.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko long Covid, yaitu tingkat RNA virus yang tinggi di awal infeksi, adanya autoantibodi tertentu, reaktivasi virus dan riwayat penyakit tertentu.
Lantas, bagaimana dampak long Covid bagi tubuh?
Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Umum Omicron, 5 Derajat Gejala Covid-19, Langkah Pencegahan & Ketentuan Isoman
Dampak long Covid pada paru
Adapun long Covid yang menyerang sistem paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala, baik gejala kombinasi maupun non kombinasi.
Dilansir dari The New York Times, sebuah penelitian menyebutkan bahwa fungsi paru-paru penderita long Covid tidak bisa membawa oksigen ke dalam tubuh secara optimal meskipun struktur paru-paru mereka nampak normal.
Menurut Prof Reviono sendiri, long Covid bisa terjadi karena jaringan paru-paru ada yang mengalami kerusakan.
“Jadi long Covid itu kondisi jaringan paru-parunya banyak yang rusak. Namanya kerusakan itu fibrosis. Berarti pada kondisi fibrosis sel-sel paru ini tidak berfungsi termasuk dalam pertahan atau kekebalan,” jelas Prof Reviono.
Artinya, gejala long Covid ini terjadi karena sistem kerja paru-paru tidak dapat pulih seperti sedia kala.
“Jadi fibrosis ini untuk kembali ke seperti semula ada peluang tapi tidak besar,” imbuhnya.
Baca juga: Rincian 5 Derajat Gejala Covid-19: Asimptomatis-Kritis, Dilengkapi Ketentuan Karantina dan Isolasi
Dampak long Covid pada sistem kekebalan tubuh
Beberapa pasien yang bergejala berat hingga kritis akan mengalami efek multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih lama.