Berita Surabaya
Cerita Pilu Petugas Sampah Single Parent, Gerobaknya Dicuri, Kini Niat Jual Motor untuk Ganti ke RT
Sebuah gerobak sampah berbahan besi milik petugas kebersihan permukiman di Benowo, Surabaya, raib digondol maling, Jumat (18/2/2022) malam
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Sebuah gerobak sampah digondol maling, Jumat (18/2/2022). Gerobak sampah berbahan besi itu milik petugas kebersihan permukiman di Benowo, Surabaya.
Gerobak sampah bercat warna biru tersebut biasa digunakan M Nur Cahyo (35), petugas kebersihan perumahan, untuk mengambil tumpukan sampah di rumah-rumah warga perkampungan Sememi Jaya.
Meski dengan upah bulanan yang jumlahnya tak seberapa. Tiga tahun lamanya, Nur Cahyo tetap legawa dan telanten memanfaatkan gerobak sampah titipan pihak RT setempat itu, untuk berkeliling mengangkuti sampah rumah para warga.
Jumat (18/2/2022) kemarin, sepertinya kesabaran Nur Cahyo, diuji. Pasalnya, 'kendaraan dinasnya' itu, digondol maling, bak lenyap ditelan bumi.
Baca juga: Kasus Dugaan Gratifikasi Pokir, Kejari Kabupaten Pasuruan Panggil Ketua DPRD Sudiono Fauzan
Korban M Nur Cahyo mengungkapkan, seusai mengambil sampah dari rumah-rumah warga, dan memindahkannya ke tempat penampungan, gerobak sampah itu, selalu diletakkan di area Depo Kendung, Jalan Kendung, Sememi, Benowo, Surabaya.
Hanya saja, sehari sebelum diketahui raib, pada hari Kamis (17/2/2022) kemarin. Cahyo sempat menitipkannya kepada salah seorang rekannya, untuk dibawa ke area depo, sekaligus memindahkan muatan sampahnya pada hari itu.
"Karena saya masih ngemong anak, maaf karena ibunya sudah meninggal. Memang biasanya saya tinggal gerobak itu di Depo Kendung dan saya taruh tempat biasanya," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (23/2/2022).
Setelah mengetahui gerobaknya raib. Cahyo mengaku, sudah memintai keterangan dari temannya itu.
Namun, temannya itu, mengaku kepadanya sudah melaksanakan semua permintaan Cahyo, termasuk meletakkan gerobak sampah itu, di area depo.
"Iya. Soalnya teman bilang taruh di tempat biasanya depo," jelasnya.
Cahyo mengaku, dirinya sudah melaporkan insiden tersebut ke pihak RT setempat, selaku pemilik atau penanggung jawab utama inventaris alat kebersihan.
Kurun waktu tiga hari ke depan, ia diminta melakukan pencarian gerobak tersebut dengan menggali petunjuk ke sejumlah saksi-saksi yang ada.
Jikalau memang upayanya itu, tetap tidak membuahkan hasil. Maka Cahyo bisa menyampaikan laporan tersebut kepada pihak kepolisian setempat.
"Sudah untuk laporan ke RT/RW dan tanggapan atau respon supaya dicari dulu tanya orang sekitar selama 3 hari setelah itu baru diteruskan ke pihak berwajib," katanya.
Mengenai jumlah kerugian yang harus ditanggungnya. Cahyo memperkirakan, nilai kerugian gerobak sampah tersebut, sekitar Rp2,5 juta.
Meskipun gerobaknya itu hilang dicuri. Ia merasa bertanggung jawab atas inventaris kebersihan milik RT tersebut.
Cahyo mengaku, tetap akan mengganti gerobak sampah tersebut, meskipun harus menjual motornya yang biasa dipakai untuk mencari orderan penumpang ojek online (Online).
Hanya dengan menjadi petugas pengangkut sampah, Cahyo tetap bisa berpenghasilan, tanpa harus pergi jauh dari rumah.
Karena, ia juga harus siap siaga merawat anak semata wayangnya yang masih berusia 2,5 tahun, seorang diri di rumah, sepeninggal istrinya.
"Saya ganti meskipun harus menjual motor supaya bisa bekerja kembali. Ojek online tapi setalah istri meninggal jadi harus milah milih orderan terdekat karena ada anak yang harus di jaga (ngemong)," pungkasnya.
Kumpulan berita Surabaya terkini
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/gerobak-sampah-milik-m-nur-cahyo.jpg)