Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Harga Pertamax Naik, Warga Malang Beralih Antre Beli Pertalite hingga Ada yang Kaget

Sejumlah warga Kota Malang lebih memilih membeli pertalite ketimbang membeli pertamax imbas Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/RIFKI EDGAR
Warga saat mengantre BBM di SPBU Sawahan Kota Malang 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifki Edgar

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sejumlah warga Kota Malang lebih memilih membeli Pertalite ketimbang membeli Pertamax yang harganya naik.

Dari pantauan Tribun Jatim Network di SPBU Sawahan Kota Malang, harga Pertamax senilai Rp 12.500 per liter dan Pertalite Rp 7.650.

Dengan selisih harga tersebut, warga lebih memilih mengantre membeli Pertalite, meski tidak banyak warga yang mengetahui adanya kenaikan Pertamax.

"Saya tidak tahu awalnya. Tapi karena saya terlanjur antre, jadi saya ya beli pertamax," ucap Usman, warga Kasin Kota Malang.

Usman pun berharap kepada pemerintah, agar harga Pertamax bisa kembali normal.

Baca juga: Sebelum Naik Jadi Rp 12.500 per Liter, Warga Gresik Rela Antre Panjang Berburu Pertamax

"Karena Pertamax ini lebih bagus ke mesin. Kalau harganya mahal kasihan rakyat. Pemerintah harus punya solusi," terangnya.

Meski demikian, di SPBU Sawahan tidak terlihat antrean yang mengular.

Menurut salah satu petugas SPBU, antrean tersebut dinilai wajar, karena memang hampir setiap hari warga mengantre terutama untuk kendaraan roda dua.

Dia juga mengamini, bahwa per hari ini, lebih banyak warga yang membeli Pertalite.

"Imbas Pertamax naik ini, banyak warga yang beralih ke Pertalite. Tapi juga banyak warga yang kaget kalau harganya naik," ucap pria yang tak mau disebutkan namanya itu.

Baca juga: Nekat Mencuri untuk Beli Obat Nenek, Maling Ponsel Menangis Diampuni Berkat Restorative Justice

Sementara itu, dikutip dari rilis Pertamina, kenaikan harga pertamax ini disebabkan oleh harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$ 100 per barel. 

Hal ini mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat US$ 114,55 per barel atau melonjak hingga lebih dari 56% dari periode Desember 2021 yang sebesar US$73,36 per barel.  

Menyikapi kondisi ini, PT Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. 

BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya,"

"Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," ucap Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero). 

Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM Non Subsidi yang lebih berkualitas. 

"Harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved