Berita Madura
Akhirnya Terungkap Alasan Siswi SMA di Bangkalan Pilih Naik Angkot hingga Sebabkan Dirinya Diculik
Aksi penculikan dua siswi SMA di Kota Bangkalan mendadak viral setelah korban, DAP (17) dan DS (16) nekat loncat dari mobil angkot Suzuki Carry
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Networ, Ahmad Faisol
TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – Aksi penculikan dua siswi SMA di Bangkalan mendadak viral setelah korban, DAP (17) dan DS (16) nekat loncat dari mobil angkot Suzuki Carry di depan penjual sate di Jalan Asemrowo, Surabaya, Rabu (18/5/2022). Kedua korban diamankan di rumah warga setempat.
Ramainya pemberitaan atas kasus penculikan kedua siswi kelas X asal Desa Banyubesi, Kecamatan Tragah dan Desa Poter, Kecamatan Tanah Merah itu menuntun langkah Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron (Ra Latif) menuju rumah DAP dan DS, Jumat (20/5/2022).
Ra Latif didampingi Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bangkalan, R Amina Rachmawati serta unsur Muspika Tanah Merah dan Tragah.
Setiba di rumah korban DS, tersaji pemandangan sebuah rumah mewah dua lantai 2 bergaya ala rumah-rumah besar di Eropa. Rombongan Bupati Ra Latif diterima orang tua DS di ruang tamu dengan deretan kursi sofa empuk.
“Setiap hari biasanya (DS) diantar dan dijemput pakai mobil ke sekolah. Pagi kemarin sebelum kejadiaan, dia tidak mau dan memilih mau naik angkutan saja,” ungkap salah seorang anggota keluarga.
Baca juga: Sopir Angkot Penculik Dua Siswi SMA Bangkalan Berdalih Khilaf: Tidak Tahu Saya
Korban DS juga hadir menemui rombongan Bupati Ra Latif. Ia mengenakan pakaian gamis berwarna coklat, dipadu dengan hijab warna hitam dan masker berwarna hijau. Dari tatapan matanya, tersirat gambaran bekas peristiwa traumatik bersama teman sekolahnya, DAP.
Kepala Dinas Keluarga Berencana (KB) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Bangkalan, R Amina Rachmawati mengungkapkan, kedua korban tidak menduga akan menjadi korban upaya penculikan begitu menaiki angkutan umum.
“Mereka sangat polos sekali, belum mengerti dunia luar itu bagaimana. Jadi percaya saja ketika disuruh naik angkutan yang sudah penuh penumpang, tetapi tidak menduga berujung seperti itu,” ungkap Amina kepada Surya.
Ia menjelaskan, alasan DS enggan lagi diantar-jemput seperti hari-hari biasa menggunakan mobil pribadi keluarga karena merasa tidak ingin merepotkan orang tua. DS memilih naik angkutan umum bersama DAP.
“Kebetulan memang keluarga pedagang, berkehidupan berkecukupan. Biasanya anak itu selalu diantar-jemput. Mungkin anak-anak sudah merasa yakin bisa pulang sendiri, kedua korban baru berteman satu sekolah dan kebetulan satu arah pulang. Tetapi kejadiannya tidak seperti yang mereka duga,” jelas Amina.
Karena itu, lanjutnya, Dinas KB dan PPA Kabupaten Bangkalan akan memberikan pendampingan untuk trauma healing atau proses penyembuhan akibat peristiwa upaya penculikan tersebut.
“Kalau kasusnya diproses Polres KP3 Surabaya. Namun kami melihat secara psikologis menginginkan trauma para korban segera pulih sehingga mereka kembali bisa beraktifitas di sekolah,” pungkasnya.
Sementara Bupati Ra Latif mengungkapkan, dirinya sengaja meluangkan waktu untuk hadir secara langsung didampingi Amina dan unsur muspika dengan harapan bisa melihat kondisi psikologis kedua korban.
“Terutama traumatiknya, untuk sementara biarlah keduanya istirahat di rumah masing-masing. Sehingga nantinya segera kembali bersemangat belajar lagi, ungkap Ra Latif.
Ia berharap, semua pihak bisa belajar dari peristiwa dugaan penculikan yang menimpa siswa DAP dan DS. Sehingga di masa mendatang tidak ada lagi korban-korban penculikan terhadap siswa-siswi di Kabupaten Bangkalan.
“Jangan sendirian, para siswa agar lebih berhati-hati memilih angkutan umum, baik yang menuju sekolah atau pulang dari sekolah. Harapan kami kepada pihak kepolisian untuk segera bisa mengungkap motif pelaku atas peristiwa tersebut,” harap Ra Latif.
Usai memberikan dukungan moril. Motivasi, dan sedikit bantuan, Ra Latif bersama rombongan langsung bertolak ke rumah korban DAP di Desa Banyubesi, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan.
“Ini sebagai bentuk perhatian kami dengan harapan masyarakat bisa lebih waspada Semoga kejadian tidak terulang menimpa siswa lainnya,” pungkas Ra Latif.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com