Berita Lamongan
Lahap Santap Kikil, Bupati Lamongan Edukasi Warganya Tak Takut Makan Daging Sapi Meski PMK Meluas
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi begitu lahap menikmati kikil dan bakso daging sapi, meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Kabupat
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Hanif Manshuri
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat lahap menyantap kikil bersama anggota Forkopimda, Minggu (22/5/2022)
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi begitu lahap menikmati kikil dan bakso daging sapi, meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Kabupaten Lamongan terus meningkat.
Bahkan hingga Senin (23/5/2022) hari ini wabah PMK bertambah meluas hingga di 16 kecamatan. Apa yang dipamerkan orang nomor satu
di Lamongan dengan begitu lahap makan kikil, bukan tanpa alasan. Yuhronur ingin memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak takut makan daging sapi.
Sebab ia mendapati informasi dengan PMK telah berimbas pada kekhawatiran masyarakat yang ingin mengkonsumsi daging sapi.
Menyikapi itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengimbau kepada masyarakat agar tak perlu khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi, baik berupa bakso maupun kikil sapi.
Menurutnya, jika pengolahan dagingnya dilakukan secara tepat, yakni dengan cara direbus dengan suhu mencapai 100 derajat celsius maka daging dari ternak yang terinfeksi PMK ini aman dikonsumsi.
"Ini saya baru saja makan soto kikil. Masyarakat tak perlu khawatir. Dengan pengolahan yang tepat, yakni memasak daging di atas suhu minimal 100 derajat celcius dan dalam waktu yang cukup lama, daging sapi aman dikonsumsi," ungkap Yuhronur pamerkan makan ia bersama Forkopimda usai membuka ekspo dan kontes hewan kesayangan di Alun-alun, Minggu (23/5/2022) siang.
Baca juga: Termakan Hasutan Makelar, Banyak Peternak di Lamongan Jual Murah Sapi yang Terjangkit Wabah PMK
Yuhronur meyakinkan pada masyarakatnya untuk tetap biasa mengkonsumsi daging sapi, asal dimasak dalam suhu panas mencapai minimal 100 derajat celsius.
Senada diungkapkan Kepala Disnakeswan Lamongan, Moch. Wahyudi, menurutnya daging sapi aman dikonsumsi, selama bisa dipastikan ternak tersebut mati dengan disembelih, bukan mati karena PMK yang belum sempat disembelih.
Ditegaskan, sampai dengan saat ini belum ada bukti kuat bahwa virus penyebab PMK dapat menular pada manusia. "Namun ada potongan hewan yang tidak boleh dikonsumsi apabila terinfeksi PMK, antara lain kaki dan organ dalam atau jeroan, mulut, bibir dan lidah," terang Wahyudi.
Lebih lanjut Wahyudi menjelaskan, Pemkab Lamongan melalui Disnakeswan telah melakukan berbagai percepatan penanganan, mulai dari upaya pencegahan hingga melokalisir ternak sapi untuk mengendalikan dan mengeliminasi penyebaran virus penyebab PMK.
Pihaknya juga terus melakukan penanganan berupa pemberian antibiotik, vitamin dan desinfektan, lalu menutup 2 pasar besar hewan serta terus berkoordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi dengan baik.
"Kami juga bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan untuk mengeliminated jangan sampai PMK ini menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," tandasnya.
Update, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, per 21 Mei 2022 menyebutkan, ada 461 hewan ternak di 16 kecamatan telah terjangkit PMK. Dari 461 ternak tersebut, sebanyak 94 ekor dinyatakan sembuh.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com