Berita Lamongan
Termakan Hasutan Makelar, Banyak Peternak di Lamongan Jual Murah Sapi yang Terjangkit Wabah PMK
Trend Penularan wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak sapi di Lamongan terus meningkat hingga tembus di 15 kecamatan.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIOM.COM, LAMONGAN - Trend penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Lamongan terus meningkat hingga tembus di 15 kecamatan.
Kondisi dimanfaatkan oleh para makelar atau blantik sapi mempengaruhi para peternak agar mau menjual sapinya yang terjangkit PMK, dengan harga yang sangat murah.
Bahkan para makelar ini sampai membuat jurus menakut-nakuti peternak bahwa sapi yang terjangkit PMK itu sulit untuk disembuhkan.
Berdasarkan data terakhir yang ada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, sebaran penularan PMK telah merambah ke 15 kecamatan.
Dari 622 populasi sapi yang ada di 15 kecamatan itu, 433 di antaranya telah terjangkit PMK, lalu 86 dinyatakan sembuh, 6 mati, 4 dipotong paksa, dan 32 dijual. Sehingga yang masih sakit totalnya berjumlah 305 ternak.
Baca juga: Kasus PMK Meluas di Lamongan, Kini Mewabah hingga ke 15 Kecamatan, 433 Hewan Ternak Terjangkit
Medic Vertiner Dinas Peternakan Lamongan, drh Rahendra membenarkan adanya para spekulan sapi yang memanfaatkan kondisi sulit seperti saat ini.
Menurut Rahendra, banyak peternak yang termakan hasutan para makelar dan menjual sapinya dengan harga yang jauh lebih murah dari pasaran.
"Ada sejumlah sapi yang masih sakit atau terjangkit PMK tapi malah justru dijual oleh peternak. Kemungkinannya para peternak ini ditakut-takuti oleh para spekulan pedagang sapi atau blantik," ujar Rahendra, kepada Surya.co.id (Tribunjatim Network) di arena Ekspo dan Kontes Hewan Kesayangan di Alun - alun, Minggu (22/5/2022).
Padahal, menurut Rahendra, sapi-sapi yang terjangkit PMK ini sebenarnya mudah disembuhkan. Ia juga menjelaskan, para peternak yang menjual sapi yang sedang terjangkit PMK ke blantik ini akan sangat beresiko dan justru malah sangat berpotensi menularkan PMK ke wilayah lain.
Baca juga: Panik Wabah PMK Kian Menyebar, Peternak di Lumajang Pilih Jual Sapi dengan Harga Murah
"Resiko akan menularkan ke tempat lainnya," tandasnya.
Padahal sudah tunjukkan bukti kalau di beberapa tempat di Kabupaten Lamongan sudah ada yang sembuh selama kurun waktu 5 sampai 14 hari.
Hanya saja sebagian peternak kurang sabar dan ada yang terpengaruh karena ditakut-takuti oleh pedagang sapi. Sehingga mereka menjual sapi yang sudah ada progres untuk sembuh.
Dengan kejadian ini, pihaknya akan melakukan pencegahan secara maksimal, di antaranya dengan berkordinasi dengan pihak kepolisian untuk monitoring dan pemetaan terkait lalu lintas penjualan hewan ternak agar penularan PMK tak meluas.
"Itu yang jadi permasalahan kami. Untuk itu kita kerjasama dan terus berkordinasi dengan Polsek dan Polres untuk menyekat ternak yang di kandang (karantina) dan penyekatan lalu lintas ternak," ungkapnya.
Baca juga: Cegah PMK, Peternak di Gresik Beri Ramuan Khusus untuk Sapi-sapinya: Sudah dari Mbah-mbah Dulu