Berita Ponorogo

Unjuk Rasa di Depan DPRD Ponorogo, 6 Mahasiswa Gelar Tabur Bunga Sebagai Simbol Matinya Rasa Adil

Tayang: Selasa, 24 Mei 2022 17:34 WIB

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto

Unjuk Rasa di Depan DPRD Ponorogo, 6 Mahasiswa Gelar Tabur Bunga Sebagai Simbol Matinya Rasa Adil

tribunjatim.com/Sofyan Arif Candra

Enam mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Front Renaissance melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Ponorogo, Jalan Alun-alun Timur, Ponorogo, Selasa (24/5/2022).

Baca Selanjutnya:

Cara Licik Saman Curi Motor Mahasiswa KKN di Lumajang, Sembunyikan Curian hingga Temani Korban Panik

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Enam mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Front Renaissance melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Ponorogo, Jalan Alun-alun Timur, Ponorogo, Selasa (24/5/2022).

Ada lima tuntutan yang mereka suarakan, baik isu nasional maupun isu daerah dalam hal ini Kabupaten Ponorogo.

Koordinator aksi, Muhammad Irfan Fauzi, menyebut kelima tuntutan tersebut yakni, menuntut pemerintah untuk memberikan subsidi sarana produksi pertanian antara lain bibit, pupuk, dan obat-obat. Serta menjamin harga hasil produksi pertanian.

Menurut Irfan, mayoritas masyarakat Bumi Reog adalah petani. Sehingga pemerintah daerah harus menaruh perhatian khusus pada sektor pertanian.

"Memang saat ini sudah ada pupuk bersubsidi, namun pembagiannya tidak merata para petani sering mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi," kata Irfan

Mereka juga mendesak Pemkab Ponorogo untuk segera mengimplementasikan dan mensosialisasikan terkait UU TPKS (tindak pidana kekerasan seksual) di Ponorogo.

Selain itu, DPRD Kabupaten Ponorogo juga diminta untuk membuat perda perlindungan anak dan perempuan sebagai upaya penghapusan kekerasan berbasis gender

Sedangkan untuk isu nasional, Aliansi Front Renaissance meminta pemerintah pusat mencabut Omnibus Law dan PP turunannya, menghentikan skema liberalisasi, komersialisasi dan privatisasi di dunia pendidikan.

"Kami menolak untuk ditemui, karena secara konsep melakukan aksi, sekedar mengabarkan kepada masyarakat, bahwa kita terus mengawal," jelas Irfan

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga melakukan tabur bunga sebagai bentuk simbol matinya rasa adil yang harusnya bisa diperoleh oleh masyarakat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim