Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Sepele Alasan Ibu di Surabaya Aniaya Anak Sampai Tewas, Nenek Rela Jaga Jenazah Cucu: Takut Dibunuh

Begitu sepele dan miris alasan ibu di Surabaya yang tega menganiaya anaknya hingga tewas, nenek pun sampai rela tidur bareng jasad cucunya.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
EA, ibu yang tega menganiaya bayinya hingga tewas dan membiarkannya membusuk di dalam rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, juga sering menganiaya orang tuanya, Minggu (26/6/2022). 

TRIBUNJATIM.COM - Begitu sepele alasan seorang ibu di Surabaya yang tega menganiaya anaknya sampai tewas.

Bayi mungil itu tewas karena sering mendapat perlakuan kasar dari sang ibu.

Saat ditemukan, jasad bayi itu tengah bersama sang nenek.

Ternyata, nenek rela jaga jasad cucunya akibat diancam untuk merahasiakan kematian cucunya itu.

Tak mau ketahuan para tetangga, sang ibu meminta agar ibunya berdiam diri pasca mengetahui cucunya tewas.

Baca juga: Hendak Salat Subuh, Warga Jember Kaget Dengar Suara Tangisan Bayi, Secarik Kertas Jadi Petunjuk?

Kekejaman dilakukan oleh seorang ibu berinisial EA (26) yang tinggal di rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya.

Jasad sang bayi dibiarkan begitu saja hingga membusuk sementara neneknya sangat ketakutan.

Eti Suharti Basri (47) merupakan ibunda dari EA (26) tersangka penganiayaan bayi hingga tewas.

Tak hanya menganiaya, dirinya membiarkan buah hatinya itu membusuk di dalam rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya

Informasi lengkap dan menarik lainnya hanya di Googlenews TribunJatim.com

Eka Sari Yuni Hartini (26) alias EA, ibu yang tega menganiaya bayinya hingga tewas dan membiarkannya membusuk di dalam rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, juga sering menganiaya orang tuanya, Minggu (26/6/2022). 
Eka Sari Yuni Hartini (26) alias EA, ibu yang tega menganiaya bayinya hingga tewas dan membiarkannya membusuk di dalam rumah Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, juga sering menganiaya orang tuanya, Minggu (26/6/2022).  (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Hasil penyelidikan kepolisian, bayi berusia lima bulan berinisial ADO itu, sebenarnya sudah tewas sejak Selasa (21/6/2022).

Artinya, lima hari sebelum dilaporkan oleh Eti kepada warga atau para tetangga hingga pihak kepolisian melakukan penyelidikan, pada Sabtu (25/6/2022) malam.

Eti mengungkapkan alasan dirinya terpaksa bungkam selama kurun waktu itu, untuk merahasiakan kematian sang cucu keduanya.

Yakni, disebabkan desakan yang disertai ancaman pembunuhan jika Eti ketahuan membocorkan hal tersebut kepada orang lain.

Perempuan berkaus cokelat itu menduga, tersangka takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian.

Baca juga: Hendak Salat Subuh, Warga Jember Kaget Dengar Suara Tangisan Bayi, Secarik Kertas Jadi Petunjuk?

Bahkan, nenek satu ini juga rela tidur bersama dengan cucunya meski sudah tewas.

Ternyata semua dilakukan karena nenek sangat takut dengan ancaman anaknya sendiri.

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengungkapkan, ibunda tersangka mengetahui cucunya tewas, saat akan memberikan sang cucu susu, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.

Tersangka mengancam akan membunuh ESB jika memberitahukan orang lain, perihal kondisi sang anak yang telah tewas. 

Baca juga: Fakta Baru Kasus Pembuangan Bayi di Surabaya Terkuak, Sang Ibu Lahiran di Kamar Mandi, Awalnya Mulas

Kepada penyidik, tersangka berencana akan memakamkan jasad anaknya, sepulang dari acara kantor suami tersangka, di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang berlangsung sejak Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022). 

"Nenek sempat diancam akan dibunuh jika bercerita kepada orang lain," ujar Kompol Roycke Hendrik Fransisco di Mapolsek Wonocolo, Surabaya, Minggu (26/6/2022). 

Sementara itu, ESB yang juga nenek korban mengaku, dirinya terpaksa merahasiakan kematian sang cucu, lantaran desakan yang disertai ancaman dari anaknya sendiri. 

Dia menduga, anaknya takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian, rencana tersangka untuk berlibur dengan menghadiri acara kantor suaminya di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, bakal berantakan. 

"Saya takut sama EA, (mau) dibunuh. EA sudah ngancam saya, ojo ngomong disek, meneng, ngenteni aku sampai muleh (jangan sebarkan dulu, diam, tunggu aku sampai pulang). Iya (diancam dibunuh). Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ungkap ESB saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya.

Ilustrasi balita meninggal.
Ilustrasi balita meninggal. (Warta Kota via Tribun Manado)

Polisi pada akhirnya menemukan alasan sepele di balik sikap EA terhadap anaknya hingga berakhir meregang nyawa.

Persoalannya sepele. Tersangka mengaku geram dan jengkel mendengar rengekan dan tangisan sang bayi.

Bahkan terhadap dirinya yang merupakan iibunya sendiri, tersangka juga tak segan menganiaya jika dalam beberapa kesempatan melakukan kekeliruan saat menjalankan pekerjaan di rumah.

Bahkan, saat ESB dihadapkan langsung dengan sang anak di ruang penyidik Mapolsek Wonocolo, tatapan mata tersangka kepadanya seperti menyimpan amarah.

"Iya. Tadi malam dia ketemu saya juga mau marah. Saya mau dibunuh. Tapi saya diselamatkan polisi," kata ESB.

Mengenai kualitas hubungan tersangka dengan sang menantu atau suami tersangka berinisial RI. ESB mengaku tak banyak mengetahui.

Baca juga: Geger, Bayi Laki-laki Ditinggal di Teras Rumah Warga Kediri, Tali Pusar Masih Menempel

Informasinya, saat diidentifikasi petugas Tim Inafis Polrestabes Surabaya, diduga bayi tersebut sudah dinyatakan meninggal sejak beberapa hari lalu.

Orang tua bayi, RI dan EA dikabarkan sedang pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri sebuah acara, satu hari lalu, yakni pada Jumat (24/6/2022).

Sedangkan, penemuan jasad bayi tersebut, dilaporkan oleh tuan rumah yakni nenek korban, yang diduga tidak kuat dengan aroma busuk dari jasad bayi.

Berdasarkan dokumentasi foto atas temuan jasad korban yang dilihat TribunJatim.com, bayi tersebut ditemukan dalam keadaan tubuh mulai menghitam sebagai pertanda proses pembusukan telah terjadi.

Bayi itu masih mengenakan kaus dalam dan popok.

Posisi tubuhnya telentang di atas lapisan kain dan dikelilingi beberapa bantal berkuran kecil. (Luhur Pambudi/TribunJatim.com)

Berita lainnya seputar Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved