Kisah Para Wali
Kisah Karomah Seorang Waliyullah, Menghidupkan Mobil Mogok Pakai Air Sungai, Motor Diisi Teh Hangat
Berikut ini kisah para wali yang memiliki karomah luar biasa. di antaranya bisa menghidupkan mobil mogok dengan media air sungai.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut ini kisah para wali yang memiliki karomah luar biasa, bisa menghidupkan motor yang kehabisan Bensin dengan teh manis dan mobil mogok diisi air sungai.
Siapa yang tak kenal dengan KH Chamim Thohari Djazuli atau yang lebih akrab disapa Gus Miek.
Putra Kiai Ploso, Pendiri Pondok Pesantren Al-Falah, Kediri.
Semasa hidup, Gus Miek merupakan ulama yang berpenampilan nyentrik.
Tak seperti kebanyakan ulama lainnya yang berdakwah melalui mimbar satu ke mimbar yang lain, atau mengajar santri di Pesantren.
Gus Miek justru tidak banyak menghabiskan di pesantren, melainkan di klub malam, diskotik, prostitusi dan semacamnya.
Kendati begitu tak sedikit orang yang akhirnya bertaubat, lantaran tersentuh dengan pendekatan dakwah Gus Miek yang dilakukan secara lemah lembut.
Kisah-kisah Gus Miek selalu dikenang para santri dan pecintanya.
Tidak sedikit karomah Gus Miek atau kisah kewalian Gus Miek bagi orang dekatnya atau orang kebetulan pernah bersinggungan langsung dengan Gus Miek.
Berikut ini sepenggal cerita tentang karomah Gus Miek.
"Jangan ceritakan kejadian ini sampai aku mati (wafat)," kata mbah Kiai Hayat Rois Syuriah PCNU Nganjuk.
Pada tahun 80-an, Gus Miek sewaktu pulang dari rapat besar NU di Surabaya, ternyata mobil yang beliau kendarai bersama rombongan kehabisan bensin di tengah malam dan jauh dari pemukiman warga.
"Waduh gimana ini yai?" keluh salah satu anggota rombongan.
Dengan santai Gus Miek berkata "Haa,,, sana cari air di kali (sungai)," perintah Gus Miek kepada seorang pengikutnya.
"Untuk apa?," ujar Kiai Hayat Rois yang tidak paham atas perintah Gus Miek.
"Pokoknya cari saja," ujar Gus Miek.
"Injih yai,,,," cetus Kiai Hayat Rois.
Setelah mendapatkan air Gus Miek memerintahkan dia untuk memasukkan air ke dalam tangki bensin.
"Nohh masukkan ke tempat bensin,
"Perintah Gus Miek, disambut keheranan Kiai hayat.
"Masukkan sajalah,,," perintah Gus Miek.
Setelah air sungai yang ada di ember di masukkan ke dalam tangki bensin.
"Coba, stater mobilnya,,," kata Gus Miek.
Dan,,, Jrengggg,,,,, mobil langsung nyala.
Bahkan ada cerita lain akan karomah Gus Miek yang sangat luar biasa.
Setelah menghadiri semaan Jantiko Mantab di daerah Kabupaten Nganjuk pada tahun 80- an juga.
Beliau diantar oleh salah satu jamaahnya yang bernama KH Faqih dengan menggunakan sepeda motor.
Tapi di tengah jalan motornya mogok karena kehabisan bensin.
"Kamu itu,,,, sebenarnya Ikhlas ngga sih nganterin aku?" kata Gus Miek.
Pengantar ini pun tidak bisa bicara dan menjawab pertanyaan Gus Miek tersebut.
"Yaa udah, ayo marung saja, itu di depan ada warung. Lha malam-malam gini cari bensin kemana?, " cetus Gus Miek.
Pada akhirnya Gus Miek dan KH Faqih mampir di warung dan memesan teh hangat.
"Pesen Teh hangat tiga pak,,," pinta Gus Miek.
"Kok tiga Gus? Lha satunya untuk siapa?," ujar KH Faqih.
"Sudaaahhh minum saja tehmu," kata Gus Miek.
"Alhamdulillah, sudah habis Gus," ujar Faqih lirih.
"Satu yang utuh itu, bungkus saja. Ayo kita teruskan perjalanan," dawih Gus Miek.
Sambil bawa bungkusan plastik teh hangat, yai Faqih clingak-clinguk di depan motornya.
Lha gimana tidak? Motor gak bisa jalan buat apa?
"Cepat masukkan teh hangatmu itu ke tangki motor," perintah Gus Miek.
"Waduhhh, bisa protol nanti mesin motorku,,," batin yai Faqih.
"Heiii,,, kenapa diam? Cepat masukkan," perintah Gus Miek ke Yai Faqih.
"Njih Gus," tambah Faqih.
"Sekarang stater," kata Gus Miek.
Dan..mak Jreennggg" motor yang kehabisan bensin tersebut akhirnya bisa hidup dan jalan lagi dengan sebungkus teh manis yang dipesan Gus Miek di warung.
Karena motor sudah bisa jalan maka, Gus Miek dan Yai Faqih meneruskan perjalanan ke ndalem Gus Miek.
Alih-alih mensilahkan masuk untuk istirahat sebentar. Beliau malah dawuh, "Jangan di matikan mesinnya,,, langsung pulang sana. Keburu habis bensinya."
Itulah sepenggal kisah karomah Gus Miek.
(Kisah dari Mbah Yai Baghowi (Suriah NU Nganjuk) dan Nabhan Ibnul Qayyim (Ponaan Yai Faqih)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim