Berita Kota Batu
Begini Suasana MPLS di SMA SPI Kota Batu, Hanya Terima 26 Siswa saat Tahun Ajaran Baru
SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) menyongsong tahun ajaran baru. Sejak Senin (18/7/2022), para siswa baru di SMA SPI Kota Batu mengikuti kegiatan MPLS
Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, BATU - SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) menyongsong tahun belajar baru. Sejak Senin (18/7/2022), para siswa baru di SMA SPI Kota Batu mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Mereka didampingi para guru dan pengurus OSIS.
Di hari pertama, mereka belajar mengenal lingkungan sekolah dan para guru. Termasuk teman-teman barunya dan tempat tinggal barunya.
Di hari kedua, para pelajar baru mendapatkan salah satu materi tentang bahaya penggunaan obat-obatan terlarang. SMA SPI menggandeng Kepolisian dan BNN.
Kegiatan MPLS akan berakhir esok, Rabu (13/7/2022). Di hari ketiga akan ada penjaringan minat dan bakar para pelajar.
Ada sejumlah pilihan ekstrakurikuler di SMA SPI di antaranya adalah voli, basket, tenis meja, futsal, seni tari, teater, kelompok ilmu pengetahuan alam dan sosial, kelompok belajar bahasa Inggris serta Mandarin. Setelah selesai, para pelajar akan mengikuti kegiatan belajar mengajar aktif per Kamis (14/7/2022).
Surya (Tribun Jatim Network) datang langsung melihat kegiatan MPLS para siswa pada Selasa (19/7/2022). Kegiatan berlangsung penuh dengan keakraban.
Anak-anak yang berasal dari sejumlah tempat di Indonesia itu saling mengenal satu sama lain. Mereka juga belajar tentang kepribadian bersama para guru.
Baca juga: JE Ditahan, Anak-anak SPI Kota Batu Buat Petisi, Ditandatangani 200 Orang Lebih: Kami Baik-baik Saja
Tawa ceria terlihat di wajah mereka. Sesekali mereka juga harus seribu ketika harus mendengarkan materi penting dari guru. Hiruk pikuk persoalan hukum JE di luar sekolah sungguh sangat kontras dengan kondisi di dalam sekolah.
Kegiatan MPLS berlangsung mulai pukul 7.30 hingga 15.00. Ada 26 siswa baru yang masuk SMA SPI di Kota Batu tahun ini. Jumlah ini jauh lebih sedikit.
Sebelumnya, sudah ada 40 pelajar yang berencana datang ke SMA SPI untuk belajar. Perkembangan informasi yang menyertai proses hukum JE, salah satu pencetus SMA SPI, menjadi salah satu penyebab sejumlah pelajar enggan datang ke Kota Batu. Beberapa di antara mereka justru kembali ke rumah setelah berada di SMA SPI.
Kepala SMA SPI, Risna Amalia Ulfa menyebut, jumlah anak yang pergi dari SMP SPI jauh lebih banyak jika dibanding mereka yang batal datang.
Jumlah pelajar yang datang tahun ini betul-betul berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Reputasi SMA SPI seperti berada di titik terendah saat ini.
Meski kondisi begitu sulit, Risna mengaku masih tetap menjaga semangat agar sekolah bisa tetap beropasi dan menjadi tempat belajar yang nyaman bagi para pelajar.
"Saya masih tetap semangat. Bertemu anak-anak memang membuat saya semangat, tapi orang-orang di luar sana yang ikut menguatkan juga telah memberikan semangat untuk saya," ungkapnya.