Berita Surabaya
Stabilkan Harga Pasar untuk Tekan Inflasi, Pemkot Surabaya Beri Subsidi Angkutan Pangan Luar Kota
Stabilkan harga pasar, Pemkot Surabaya beri subsidi angkutan pangan dari luar kota, agar bisa menekan angka inflasi akibat kenaikan harga BBM.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Antisipasi kenaikan angka inflasi, Pemkot Surabaya menyiapkan intervensi. Satu di antaranya dengan menjaga kestabilan harga komoditi pangan di pasar.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, ada potensi kenaikan harga di pasar, imbas kenaikan harga BBM. Mengingat, meningkatnya biaya distribusi (jasa angkutan).
Apabila harga pangan naik, maka berpotensi ikut mengungkit angka inflasi di Kota Pahlawan. Oleh karenanya, pihaknya mengantisipasi hal ini dengan menyiapkan anggaran subsidi angkutan yang biasa membawa komoditi dari luar kota.
Harapannya, harga dari petani dan di pasar tak terpaut jauh.
"Kami sudah siapkan (anggarannya). Sebab, memang ada kenaikan (harga di pasar) karena kenaikan harga BBM, maka kami bayar transportasinya," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Pemberian subsidi untuk angkutan dari luar kota akan dilakukan melalui kerja sama antarpemerintah daerah. Nantinya, Pemkot Surabaya akan menggandeng pemda penghasil pertanian.
Saat ini, Eri Cahyadi telah menginstruksikan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Surabaya untuk mendata jenis komoditi, harga, dan daerah penyuplai. Termasuk, rataan kebutuhan di Surabaya.
Dari hasil pendataan tersebut, pihaknya akan berkomunikasi dengan daerah produsen. Selanjutnya, kerja sama akan dilakukan.
"Nah, kami kerja sama dengan pemdanya. Kalau telur dari Blitar, bawang merah dari Nganjuk, ataupun komoditi lainnya, maka kami akan bayar biaya angkutannya," katanya.
Selain menjaga harga komoditi di pasar, pihaknya juga rutin melakukan operasi pasar. Ini dilakukan jauh sebelum kenaikan harga BBM.
Di dalam operasi pasar, harga barang yang dijual berada di bawah pasaran.
"Tentunya, operasi pasar akan terus kami lakukan," katanya.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe di Lumajang Terpaksa Pertipis Ukuran: Dulu 5 Cm, Sekarang 3 Cm
Selain menjaga harga pasar, pemkot juga meningkatkan ekonomi dengan menyiapkan wisata lokal. Harapannya, wisatawan bisa tetap berada di dalam negeri, bahkan wisatawan asing bisa datang.
Misalnya, adanya wisata kuliner di Kya Kya dan Tunjungan Romansa hingga wisata pemicu adrenalin di Romokalisari Adventure Land.
"Jangan sampai wisata ke luar negeri, namun sebaiknya berwisata di dalam negeri," kata Eri Cahyadi.
Untuk memaksimalkan ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan agen pariwisata.
"Agen pariwisata juga sudah kami ajak kerja sama dengan dinas terkait," katanya.
Selain menarik wisatawan, tempat wisata baru juga diharapkan membawa dampak yang ikut dirasakan masyarakat sekitar. Misalnya, para pelaku UMKM hingga industri penginapan maupun rumah makan.
"Masih banyak tempat wisata lokal yang kami siapkan. Ini sejalan dengan instruksi Bapak Presiden (Joko Widodo). Sama (dengan program pemkot). Insyaallah sudah kami lakukan," tegas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintah di daerah merealisasikan anggaran dana transfer umum dan dana tidak terduga untuk mengendalikan inflasi di daerah. Presiden menegaskan bahwa penggunaan anggaran tersebut untuk pengendalian inflasi telah memiliki payung hukum yang jelas.
Ini disampaikan presiden saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Dalam acara ini, juga hadir jajaran menteri, kepala lembaga, hingga sejumlah pimpinan Aparat Penegak Hukum (APH).
“Jangan sampai ragu-ragu lagi mengenai penggunaan belanja tak terduga dan juga dana transfer umum," ujar presiden dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Sabtu (1/10/2022).
"Karena, sudah ada PMK (Peraturan Menteri Keuangan)-nya, sudah ada SE (Surat Edaran) Mendagri-nya. Saya sudah sampaikan juga ke Kejaksaan Agung, ke KPK untuk hal-hal ini, karena sekarang kita sangat membutuhkan,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meminta pemerintah daerah untuk mengalokasikan dua persen Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) untuk digunakan meredam kemungkinan potensi kenaikan harga di daerah-daerah.
Dana ini beserta dana tidak terduga dapat digunakan antara lain untuk subsidi transportasi. Utamanya, untuk pengiriman produk pangan, hingga bantuan sosial.
"Misalnya, urusan harga telur naik. Produksinya di mana sih telur ini? Di Bogor, di Blitar, di Purwodadi dan lain-lainnya," katanya.
"Kalau misalnya di Palembang harga telur naik, di Provinsi Sumatra Selatan harga telur naik misalnya, sudah ambil saja telur dari Bogor. Biarkan pedagang atau distributor itu beli di Bogor, tapi ongkos angkutnya ditutup oleh APBD, oleh provinsi, kabupaten maupun kota,” ujarnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Surabaya