Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

KontraS Blak-Blakan Soal Tragedi Kanjuruhan dan Gas Air Mata: Kapolda Jatim Harus Dicopot

Sekjen Federasi KontraS Surabaya Andy Irfan menerangkan, kelalaian yang dimaksudnya dari pihak penyelenggara.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi
Sekjen Federasi KontraS Surabaya Andy Irfan 

Andy Irfan menyayangkan, cara aparat dalam mengendalikan massa pada saat itu, menggunakan senjata pelontar gas air mata, yang dongkolnya bukan diarahkan pada massa suporter di area lapangan, tapi di tribun penonton.

Padahal di atas tribun tersebut, lanjutnya, terdapat penonton sepak bola yang secara fisik memiliki kerentanan tertentu seperti wanita, dan anak-anak.

Ia secara tegas menghendaki Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, menyampaikan permohonan maaf kepada para korban.

Atas kerusuhan hingga menyebabkan korban tewas tersebut. Ia menghendaki secara tegas untuk Kapolri mencopot Irjen Nico Afinta dari jabatannya sebagai Kapolda Jatim.

Bahkan, khusus untuk AKBP Ferli Hidayat, ia mendesak untuk menyampaikan permohonan maaf kepada anggota keluarga korban tewas, dan korban luka.

"Dari temuan-temuan itu, selayaknyalah kapolri minta maaf. Selayaknyalah kapolda tidak usah bertele-tele bicara yang enggak-enggak, pakai hal hal yang tidak faktual. Selayaknyalah kapolda minta maaf kalau perlu mundur, enggak perlu dipecat. Selayaknyalah kapolres datang ke korban satu per satu minta maaf, kalau perlu mundur dari jabatan, enggak perlu dipecat," jelasnya.

Irfan juga mengkritisi cara kerja Pemprov Jatim dalam melakukan pendataan para korban yang sempat simpang siur mengenai jumlah pasti korban tewas.

Ia tak menampik adanya niat baik dari Gubernur Jatim untuk memberikan santunan kepada para korban.

Seyogyanya, harap Irfan, Pemprov Jatim tidak hanya sebatas berhenti pada pemberian belas kasihan. Melainkan, kepastian penanganan hukum atas insiden kerusuhan tersebut.

"Harus ada kesimpulan yang utuh, apakah ini kelalaian petugas atau bukan. Kalau ini kelalaian petugas, maka bukan santunan yang dibutuhkan, tapi restitusi harusnya diberikan," pungkasnya.

Sekadar diketahui, dikutip dari Surya.co.id, Manajemen Arema FC membantah soal dugaan menjual tiket pertandingan Arema Vs Persebaya Surabaya melebihi kapasitas stadion.

Media Officer Arema FC, Sudarmaji, memastikan pihaknya tidak menjual tiket melebihi kapasitas stadion.

“Tiket itu tidak melebihi batas kuota. Bisa disaksikan saat pertandingan tidak ada satupun luberan penonton di area shuttle ban. Silahkan dalam video pertandingan yang disiarkan langsung. Kami bicara fakta dan memang tidak ada yang meluber ke shuttle ban,” kata Sudarmaji, Senin (3/10/2022).

Perlu diketahui, dalam laga lawan Persebaya Panpel menjual tiket sebanyak 42 ribu

Sementara itu soal penuturan korban yang mengaku sejumlah pintu keluar stadion tertutup saat kerusuhan, hingga membuat suporter kesulitan menyelamatkan diri dari gas air mata.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved