Tragedi Arema Vs Persebaya
Kisah Kengerian di Pintu 13 Kanjuruhan Disorot, 'Bak Kuburan Massal', ini Alasan Ditutup Versi PSSI
Kisah kengerian di pintu 13 Stadion Kanjuruhan kala laga Arema vs Persebaya berakhir ricuh tengah menjadi sorotan. Ini alasan PSSI soal pintu ditutup
Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
Saat kejadian, Mita menonton laga Arema FC vs Persebaya bersama sepupunya bernama Fathir Ramadhan (21).
Fathir tidak bisa melupakan insiden Arema FC vs Persebaya yang menewaskan 131 orang tersebut.
Fathir menaburkan di depan Patung Singa Bermahkota di Stadion Kanjuruhan, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Aremania Madiun Tuntut Kapolri Usut Tuntas Kasus Kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Tekankan Sila Kelima
Saat pertandingan berlangsung, Fathir bersama Mita dan sejumlah kawannya.
Fathir dan Mita duduk bersebelahan di tribune atau gate 13 Stadion Kanjuruhan.
"Gas air mata ditembakkan ke arah tribun 13, tempat saya dan Mita menonton pertandingan," kata Fathir kepada SURYAMALANG.COM ( grup TribunJatim.com ).
Tembakan gas air mata itu membuat suporter di gate atau pintu 13 panik dan berlarian menjauhi asap.
Mereka berebut keluar sehingga berdesak-desakan.
Teriakan minta tolong bersahutan.
Baca juga: Kompetisi Liga 2 Ditunda Akibat Tragedi Kanjuruhan, Gresik United: Kemanusiaan Nomor Satu
Suporter yang terjatuh pun terinjak-injak, dan meninggal dunia.
"Karena suasana panik, saya dan Mita terpisah. Saya tidak tahu keberadaannya. Asap membuat mata pedih dan napas terasa sesak," terangnya.
Fathir bisa selamat karena lari menuju pagar tribune.
Dia keluar dari gate 13 dengan cara memanjat pagar tribune dan turun di shuttle ban (lintasan lari) pinggir lapangan.
"Kemudiaan saya keluar dari stadion. Saya sempat mencari teman dan adik saya di luar stadion," terangnya.
Beberapa waktu berselang temannya menelepon.
Temannya minta Fathir merapat ke gerbang masuk stadion.
Fathir mendapat kabar bahwa adiknya telah meninggal.
Berita tragedi Arema vs Persebaya lainnya