Tragedi Arema vs Persebaya
Kisah Suporter Evakuasi Bripka Andik di Tragedi Kanjuruhan: Paling Mencolok, Gate 12-14 Orang Numpuk
Kisah para suporter menyelamatkan diri dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menyita perhatian. Seperti Bimo saat selamatkan diri.
Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Peristiwa Tragedi Kanjuruhan Malang masih menjadi sorotan bahkan sampai disorot media asing.
Kisah para suporter menyelamatkan diri dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menyita perhatian.
Seperti suporter ini, Bimo (23) selamat dari tragedi Stadion Kanjuruhan karena bersikap tenang saat ada gas air mata.
Pemuda asal Desa/Kecamatan Kauman ini yang menemukan Bripka Andik Purwanto dan menggotongnya.
Bimo mengaku tengah ada di tribun Stadion Kanjuruhan saat gas air mata ditembakkan.
Baca juga: Suami dan Anak Korban Tragedi Kanjuruhan, Ibu Muda Saksi Kengerian di Pintu 13: Orang Teriak-teriak
"Saat itu mata saya sangat perih, tapi saya tetap diam," tutur Bimo.
Menurutnya, yang dilakukannya saat itu berusaha tetap tenang dan berdiam di tribun.
Bimo mengaku menutup mata supaya tidak pedih.
Dia juga mengatur nafas dan menutup sambil menutup hidung supaya tidak sesak.
Cara itu membuatnya bisa bertahan hingga kondisinya sedikit lega san berani membuka mata.
"Saat buka mata ternyata teman-teman saya sudah hilang semua. Saya mulai mencari mereka," kenangnya.
Baca juga: Cerita Para Saksi Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas Beber 3 Temuan: Sosok Pemberi Instruksi Gas Air Mata
Saat itu kondisinya sudah sangat kacau.
Bimo mulai mencari jalan keluar sembari mencari teman-temannya.
Ia mengaku tidak ingat pasti, antara Gate 12 atau 13 sudah terlihat tumbukan tubuh manusia.
Mereka saling tindih satu sama lain karena akan keluar, namun pintu masih tertutup.
Saat itulah Bimo melihat sesosok polisi di antara tubuh-tubuh yang bertumpuk itu.
"Almarhum kan pakai rompi polisi, jadi dia paling mencolok dibanding yang lain," ujar Bimo.
Tubuh laki-laki dengan seragam dan rompi polisi itu tertelungkup di atas tubuh lainnya.
Bimo bersama sejumlah suporter lain mengangkat tubuh polisi itu ke pintu masuk utama atau VIP.

Belakangan diketahui sosok polisi itu adalah Bripka Andik Purwanto, anggota Polres Tulungagung yang BKO ke Polres Malang.
"Saya tidak tahu kalau dia juga orang Tulungagung. Pokoknya saya angkat bersama sekitar 6 orang menuju pintu utama stadion," paparnya.
Saat ditemukan tubuh Bripka Andik sudah lemas dan tidak merespons.
Belakangan diketahui ada dua polisi yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan Malang.
Salah satunya Bripka Andik yang dievakuasi oleh Bimo.
Selepas membawa tubuh Bripka Andik, Bimo tidak balik lagi ke arah tribun.
Dia langsung keluar lewat pintu utama stadion.
Ia juga berhasil menemukan temannya, Bagus (24) yang terpisah saat gas air mata mulai menyerang.
Baca juga: Kisah Kengerian di Pintu 13 Kanjuruhan Disorot, Bak Kuburan Massal, ini Alasan Ditutup Versi PSSI
"Kami berangkat bertujuh dari Tulungagung. Semua terpisah cari selamat sendiri-sendiri," pungkasnya.
Sementara Bagus mengaku melihat tumpukan manusia di Gate 12-14.
Mereka yang lari ke arah pintu keluar kecele karena pintu masih tertutup.
Mereka berusaha lari ke arah sebaliknya namun suporter di belakangnya terus berlari ke arah pintu.
Akhirnya terjadi tumpukan suporter hingga akhirnya menyebabkan kejadian fatal itu.
"Yang sudah di lorong mau balik, tapi yang di belakang mau lari ke arah pintu. Akhirnya bertumpuk di situ," ucapnya.

Sebelumnya sekitar 500 Aremania Tulungagung berangkat ke Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).
Mereka diberangkatkan dalam dua gelombang, pukul 14.00 WIB dan 15.00 WIB.
Sementara Bimo, Bagus dan lima kawannya berangkat belakangan, sekitar pukul 16.00 WIB.
Mereka masuk ke Stadion Kanjuruhan saat hampir kick off.
Kini Bimo dan Bagus bersyukur bisa selamat dari kejadian mengerikan itu.
Berita tragedi Arema vs Persebaya lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com