Berita Blitar
Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu, Ibu Muda di Kota Blitar Bikin Kerajinan Kain Ecoprint
Kerajinan ecoprint atau teknik pewarnaan kain menggunakan bahan alami mulai digemari di Kota Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ndaru Wijayanto
Langkah selanjutnya, yaitu, merebus serbuk kayu yang akan dijadikan pewarna kain lebih kurang selama tiga jam hingga bentuknya mengental.
Lalu, kain yang siap diberi pewarna digelar dan diberi motif dengan cara menempelkan bermacam daun-daunan di atasnya.
Kain yang sudah diberi motif daun kemudian ditutup menggunakan kain yang sudah direndam menggunakan pewarna dan diatasnya ditutup lagi menggunakan plastik.
Setelah itu kain digulung dan diikat menggunakan tali rafia. Kain yang sudah digulung dan diikat selanjutnya dikukus lebih kurang selama dua jam.
"Selesai dikukus, kain dijemur di tempat yang teduh atau istilahnya diangin-anginkan selama tiga hari. Setelah itu, dicuci menggunakan biji lerak," katanya.
Karena prosesnya yang lama, Nina rata-rata hanya bisa memproduksi 10 lembar kain ecoprint per tiga hari. Ia dibantu dua orang pekerja untuk memproduksi kerajinan ecoprint.
Selain menjual dalam bentuk lembaran kain, Nina juga menggunakan kain ecoprint sebagai bahan membuat tas, kaus, jilbab, dan syal.
Produk kain ecoprint dijual dengan harga Rp 225.000 per lembar. Sedang untuk produk tas ecoprint dijual mulai harga Rp 74.000 sampai Rp 300.000.
Lalu, produk kaus ecoprint dijual dengan harga Rp 150.000, jilbab dijual dengan harga Rp 85.000, dan syal dijual dengan harga Rp 150.000.
"Harganya memang lebih mahal karena proses pembuatannya lama," katanya.
Produk kerajinan ecoprint milik Nina yang paling banyak dipesan, yaitu, tas. Biasanya, instansi pemerintah dan perbankan memesan tas ecoprint untuk kegiatan seminar.
Selain itu, ia juga mendapat pesanan produk kerajinan ecoprint dari luar kota seperti Yogyakarta.
"Saya juga pernah dapat pesanan produk ecoprint dari Belanda. Waktu itu konsumen pesan produk ecoprint yang dikombinasikan dengan kain goni," katanya.
Menurut Nina, menekuni kerajinan ecoprint bisa menjadi peluang bisnis untuk membantu ekonomi keluarga bagi para ibu rumah tangga.
"Omzet saya belum besar, masih sekitar Rp 3-5 juta per bulan. Tapi pendapatan itu sudah bagus bagi ibu rumah tangga seperti saya. Bisa untuk membantu ekonomi keluarga," katanya.