Tragedi Arema vs Persebaya
Arti Kata 'Ekshumasi' Menurut Ahli Forensik UB, Istilah Terkait Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan
Istilah ekshumasi banyak dipakai media terkait kematian seorang Aremania dari Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
Sebab cuaca, kondisi tanah dll memberi pengaruh pada jenazah.
"Memang semakin cepat dimakamkan dan dibongkar, semakin baik. Jika semakin lama dimakamkan, kemungkinan ada perubahan-perubahan pada jenazah tersebut," paparnya.
Dikatakan, cuaca dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi juga.
Begitu juga kadar air dalam tanah juga mempengaruhi kondisi jenasahnya.
"Jika bicara soal keawetan jenazah, baik jenazah di atas tanah dan dalam tanah, prosesnya pembusukan tetap berjalan. Proses pembusukan pasti ada," jelas dia.
Sejauh mana keakuratan didapat dari ekhumasi?
"Tergantung kondisi saat diangkat dari dalam tanah. Kita lihat kondisi fisiknya seperti apa? Bisa saja masih bagus. Bisa juga tidak bagus," urainya.
Untuk kegiatan otopsi dilakukan di makam dan RS apa beda?
Baca juga: Berkas Tragedi Kanjuruhan Berstatus P18,Tim Hukum Gabungan Aremania: Sedikit Angin Segar
Ia menjawab harus melihat sarana dan prasana juga.
Artinya ketika akan melakukan proses ekhumasi (penggalian jenazah forensik).
Untuk melaksanakan ini, maka maka harus mendapatkan informasi awal dulu.
Apa kasusnya? Berapa korbannya? Modusnya seperti apa? Tujuannya agar bisa proper menempatkan jumlah kru yang akan berangkat, berapa personel yang disiapkan.
Selain itu juga mencari informasi medannya seperti apa?
Sehingga bisa menyiapkan transportasi dan akomodasi.
Baru kemudian meminta penyidik untuk mengatur kegiatan penggalian jenazah itu untuk mempersiapkan segala sesuatunya.