Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat
Tak Hanya Kaki Dibungkus Plastik, Tetangga Ungkap 3 Kejanggalan Lain 1 Keluarga Tewas di Kalideres
Inilah empat tingkah janggal dari satu keluarga tewas di Kalideres yang ditemukan membusuk.
Penulis: Alga | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap empat tingkah janggal dari satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat yang ditemukan membusuk.
Melansir Tribun Jakarta, tingkah janggal tersebut dibongkar oleh tetangga sebelah rumah bernama Tio (58).
Rupanya sikap aneh keluarga tersebut tak hanya berjalan dengan kaki diikat plastik hitam.
Tio pun menyampaikan kejanggalan keluarga tersebut semasa hidupnya.
Baginya ada banyak tingkah yang dirasa cukup aneh .
Baca juga: Terjawab Misteri Suara Bayi di Rumah Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi Temukan Bedak, Warga: Susu
Pertama, dirinya sudah tidak mendengar adanya obrolan dari dalam rumah tersebut.
Padahal bila keluarga tersebut berbicara seharusnya terdengar hingga luar rumah.
"Biasanya kalau ibu sama anaknya ngobrol, kedengaran suara."
"Tapi sekarang, sudah lama sekali tidak mendengar lagi, dari Februari ke Maret," ujar Tio saat ditemui, Sabtu (12/11/2022).
Kedua, keanehan menurut Tio, adalah saat sang anak mengaku ibunya sudah pindah rumah.
Hal itu diketahui saat dirinya ingin bersilaturahmi saat Lebaran China.
Namun jawaban sang anak hanya singkat.
Baca juga: Kelakuan Tak Lazim Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Warga Cium Bau Busuk dari Maret: Kirain Tikus
"Biasanya kami bersungkem kalau Lebaran China, kami nanya ke anaknya yang namanya Dian."
"Saya tanya, 'Mama kemana?'. Dia jawab, 'Pindah, pindah'," katanya.
Ketiga, Tio pernah mendapati sang anak berjalan dengan kaki yang diikat menggunakan plastik hitam.
Saat ditanyai mengapa diikat, tak ada jawaban yang dilontarkan sang anak.
"Kurang lebih dua atau tiga bulan lalu, saya pernah ketemu dia (Dian) juga."
"Tapi kakinya diikat pakai plastik hitam, saya tanya, 'Kaki kenapa?'. Dia tidak menjawab," ujar Tio.
Baca juga: Teka-teki Penyebab Kematian Sekeluarga di Kalideres Terjawab? 1 Bungkus Makanan Jadi Petunjuk Baru
Keempat, Tio menceritakan kesaksian penghuni lama yang tinggal di seberang rumah korban.
Penghuni lama tersebut mengaku pernah melihat ada kotak susu bayi di tempat sampah rumahnya.
Tio saat itu juga diminta untuk mengecek apakah keluarga tersebut memiliki bayi atau tidak.
Namun, kata Tio, ia tak melihat ada kotak susu yang dimaksud.
Akan tetapi ia bersaksi melihat ada semacam jemuran di belakang rumahnya.
"Dulu penghuni lama sebelah rumah Pak RT bilang, 'Lihat tuh ada kotak susu bayi, kamu sebelahan masak enggak tahu'."
"Lalu, dia minta saya mengecek, 'Tengok ada bayi tidak?'," ujarnya memeragakan.
"Saya naik ke atas loteng, enggak ada bayi, tapi ada jemuran. Tidak ada suara bayi dan enggak ada jemur baju bayi," lanjut Tio.

Tio menjelaskan, keluarga tersebut sudah tinggal selama 20 tahun.
Sebelum menjadi pribadi yang tertutup, anak Tio pernah masuk dan bermain di rumahnya.
"Tadinya waktu anak saya kecil, pernah main ke rumah dia, sekarang kan ketutup."
"Jadi kalau ketemu, saya tegur sapa saja," ujar Tio.
Menurut Tio, ia tidak pernah bertemu lagi sejak kejadian sang anak berjalan dengan kaki yang diikat plastik hitam tersebut.
Hingga kini, Tio mengaku masih kaget dengan adanya kejadian tersebut.
Pasalnya ia mengira, seluruh keluarga tersebut sudah pindah, hanya sisa sang anak saja.
"Waktu dengar ada empat korban, saya kaget. Soalnya saya udah lama enggak dengar."
"Biasanya kan kalau dia ngobrol, saya lagi kerja-kerja di sini akan kedengaran."
"Ini tuh enggak ada suara lho," beber Tio.
Baca juga: Terungkap Pekerjaan Anggota Keluarga yang Tewas di Kalideres, Kerabat Merasa Aneh, Suka Ngasih Dia
Sementara itu Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, menduga, keluarga ini menganut paham apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.
Adrianus membayangkan keluarga tersebut mengakhiri hidup dengan melaparkan diri.
Meskipun begitu ia juga tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu karena lama dan menyakitkan.
"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus pada Sabtu (12/11/2022).

Ia justru menduga ada tindakan pelaparan.
Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.
Ada kemungkinan juga pihak yang lebih muda lebih aktif dan bisa saja sebagai pelaku tindakan pelaparan.
"Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat," jelas Adrianus.
Adrianus menilai, skenario pelaparan semakin mungkin.
Sebab ketika ada pihak yang mendorong kelaparan terjadi, barulah pihak ketiga mengakhiri hidupnya dengan cara tertentu.
Hingga saat ini, penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi tanda tanya.
Polisi yang awalnya menyebut mereka tewas kelaparan juga akhirnya mengklarifkasi pernyataan tersebut.
Berita Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com