Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat

Apa Itu 'Santhara'? Kepercayaan yang Diduga Dianut Sekeluarga di Kalideres, Pakar Forensik: Jejak

Kasus kematian keluarga di Kalideres Jakarta Barat menyisakan banyak misteri, termasuk kepercayaan yang diduga dianut oleh keluarga ini.

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Tribunnews.com, TribunJakarta.com
Ilustrasi sekte yang diduga dianut satu keluarga yang meninggal dunia di Kalideres Jakarta Barat 

TRIBUNJATIM.COM - Kematian satu keluarga di Kalideres Jakarta Barat tampak masih misterius.

Meski belum diketahui penyebab pasti kematian beruntun keluarga yang tertutup di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, titik terang mulai terlihat.

Sejak ditemukan meninggal dunia pada Jumat (11/11/2022) lalu, apa yang dilakukan satu keluarga ini memang belum bisa benar-benar terjawab.

Apalagi ada dugaan keterlibatan sekte atau dogma tertentu yang mewarnai pemicu kematian empat orang anggota keluarga tersebut.

Pakar forensik akhirnya mengungkap dugaan kepercayaan yang bernama Santhara.

Apa sebenarnya Santhara dan seperti apa para penganutnya?

Pakar Forensik Emosi dan Trainer Investigasi Handoko Gani menduga jika satu keluarga tewas di Jakarta Barat ini menganut kepercayaan Santhara.

Santhara merupakan kepercayaan dari India, yakni fasting to dead atau bersumpah untuk berhenti makan sampai benar-benar meninggal. 

Santhara adalah kepercayaan dari agama yang disebut tertua di dunia.

Santhara merupakan bagian dari Jainisme, salah satu agama tertua di dunia. 

Baca juga: Pesan Terakhir Keluarga yang Tewas di Kalideres ke Warga Aneh, Gak Usah, 2 Bulan Kemudian Membusuk

Dikutip Tribun Jatim dari Tribun Sumsel, Handoko saat dihubungi menjabarkan seperti apa para penganut agama ini.

"Kalau dugaan saya lebih kepada kepercayan tertentu yang dianut, sehingga memutuskan bunuh diri, itu lebih cocok ya menurut saya," ujar Handoko saat dihubungi, Senin (14/11/2022).

"Mungkin ada keyakinan bahwa bunuh diri seperti itu adalah sebuah jalan hidup yang mulia dan diperbolehkan. Nah itu harus diselidiki. Apakah ada kaitannya dengan kepercayaan tertentu?" lanjut Handoko.

Menurut Handoko, polisi perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut, apakah orang pertama yang meninggal dalam keluarga tersebut adalah jenazah yang dipaksa dan disiksa untuk tidak makan?

Baca juga: Aset Ekonomi Sekeluarga Tewas di Kalideres Miliaran, Perilaku Aneh Terkuak: Kaki Diikat Plastik

Detik detik kondisi asli rumah di Kalideres Jakarta Barat
Detik detik kondisi asli rumah di Kalideres Jakarta Barat (Tribun Jakarta)

Handoko menyebut bahwa dalam kepercayana Santhara, ada beberapa pihak merupakan orang yang memaksa atau dalam tanda kutip membunuh korbannya.

Kemudian, karena kelainan jiwa atau menganut kepercayaan tertentu, orang tersebut akhirnya depresi atau alasan lain yang membuatnya memutuskan tidak makan.

"Itu memang menarik untuk dibedah. Saya rasa yang sangat unik dan bisa dicek adalah otaknya," ujar Handoko.

 "Karena ada teori-teori tertentu, yang menyatakan kelainan jiwa itu terkait dengan kelainan struktur tertentu di otak, nah apakah ada kolerasi ke sana? karena hanya itu petunjuk-petunjuk yang ada," lanjutnya. 

Baca juga: Pesan Terakhir 1 Orang dari Keluarga yang Tewas di Kalideres, Pasrah Listrik Mati, Ketua RT Saksinya

Handoko mengatakan, pada kasus tersebut, jika di sekitar korban tidak ada jejak penyiksaan dan kekerasan, maka akan menjadi sebuah pertanyaan besar.

Apalagi, kata Handoko, tetangga sekitar tak mendengar emosi apapun yang dilontarkan empat orang tersebut sebelum meninggal, seperti teriakan atau tangisan. 

"Ini pertanyaannya, apakah ada yg meminta mereka untuk tidak makan? Menjalani ritual tertentu sehingga tidak makan dan meninggal?" Kata Handoko. 

Satu keluarga ditemukan tewas oleh warga di dalam rumah mereka di komplek Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.  Ini pesan terakhir satu orang ke petugas PLN.
Satu keluarga ditemukan tewas oleh warga di dalam rumah mereka di komplek Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.  Ini pesan terakhir satu orang ke petugas PLN. (TribunJakarta)

Namun, menurut Handoko, apabila benar sebuah kepercayaan, apakah penganutnya empat orang tersebut atau hanya orang terakhir yang hidup saja? 

"Kenapa indikasinya orang terakhir? karena dia yang memaksa, menjalani, dan dia yang menyaksikan dua orang pertama menjadi korban meninggal. Baru kemudian, dia mungkin mengalami kelainan mental dan menjadi depresi, frustasi, sehingga ikut tidak makan juga," jelas Handoko.

"Itu yang lebih masuk akal, daripada mempercayai keempatnya. Namun, bukan berarti tidak mungkin," lanjutnya. 

Handoko melanjutkan, kemungkinan tersebut bisa saja sama seperti kepercayan tertentu atau terorisme, suami yang meyakinkan isterinya dulu, baru keluarganya. 

Baca juga: Arti Kata Kremasi, Proses pada Jenazah 1 Keluarga Tewas di Kalideres, Pihak Keluarga Sudah Setuju?

Pada kasus ini, kata Handoko, bisa jadi ada yang mengikut. Seperti, suami yang ikut paman, dan lain sebagainya.

"Santhara itu tadi saya bilang, fasting to dead. Jadi menarik untuk digali," ujar Handoko. 

Handoko mengatakan, alasan kelainan mental karena menganut kepercayaan tertentu, itu bisa saja terjadi.

Menurutnya, jika polisi benar-benar bisa menggali soal kepercayaan, maka titik terang tersebut segera terpecahkan. 

Terungkap pekerjaan anggota keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Terungkap pekerjaan anggota keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat. (TribunJakarta)

"Kalau sampai ada kepercayaan itu di Indonesia, tidak mungkin kan penganutnya hanya empat orang?," ujarnya.

Menurutnya, pasti ada dalang yang mengajarkannya.

Sementara, jika bukan karena kepercayaan, katakanlah pembunuhan atau keracunan. Maka motif-motif, jejak, serta barang buktinya harus ditemukan.

Terlebih, rumah dalam keadaan rapih, tanpa ada bekas kekerasan atau kejahatan tertentu.

Sehingga, kata Handoko, salah satu yang paling membantu untuk melacak dan memecahkan kasus tersebut adalah alat komunikasi yang digunakannya. 

Alat komunikasi itu bisa berupa apapun, termasuk tulisan, meski tidak selalu buku dan catatan.

"Pasti ada jejak komunikasinya, itu salah satu cara untuk membuktikan bahwa ada kelainan mental atau keunikan kepercayaan yang dianutnya," jelas Handoko.

Baca juga: Arti Kata Sekte Trending di Twitter, Identik dengan Praktik Tidak Wajar, Simak Pula Makna Kuyang

Sementara itu, Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, polisi juga mendalami soal dugaan empat orang yang ditemukan tewas itu mengikuti aliran atau sekte tertentu.

"Penyebabnya apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain ini masih didalami," kata Zulpan kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Zulpan memastikan keempat korban itu tewas bukan karena kelaparan.

"Sementara bukan karena kelaparan," ujar dia.

Siang ini, tim gabungan dokter forensik dari jajaran Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri dan ahli Universitas Indonesia (UI) melakukan pemeriksaan keempat jenazah.

"Kemudian dari kedokteran forensik, laboratorium forensik, untuk mengetahui DNA. Kita teliti semua. Nanti tunggu hasilnya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Cerita Tamu Terakhir Keluarga di Kalideres, Bau Busuk Sejak Februari 2022, Kuak Perubahan: Tertutup

Hengki menuturkan proses penyidikan menggunakan metode scientific crime investigation diharapkan dapat mengungkap kasus meninggalnya satu keluarga ini.

Mobil milik korban yang sebelumnya diketahui hilang kini sudah ditemukan, dan dari hasil penyidikan diketahui bahwa kendaraan tersebut sudah dijual oleh adik korban, Budyanto Gunawan (69).

"Kita sudah temukan mobil milik korban dan ternyata dijual oleh almarhum Budyanto. Di showroom seputar TKP, jadi kita sudah temukan. Kita putus dulu motifnya, apakah ada pencurian," tuturnya.

Berita seputar berita viral lainnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved