Berita Viral
Nasib Pelaku Bully Siswa SMP hingga Pingsan, Kepsek Awalnya Sebut Sedang Main, Ortu Korban: Diludahi
Viral di media sosial video aksi perundungan atau bullying siswa SMP. Terungkap akhir nasib pelaku.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap akhir nasib pelaku bully siswa SMP di Bandung hingga pingsan.
Sebelumnya, viral di media sosial video aksi perundungan atau bullying siswa SMP pada Jumat (18/11/2022) malam.
Video berdurasi 21 detik itu merekam sekelompok siswa SMP berseragam batik biru tengah merundung kawannya.
Sekelompok siswa itu memasangkan helm kemudian secara bergantian mereka menendang dan memukul korban di bagian kepala.
Kemudian korban tak berdaya hingga jatuh tersungkur ke lantai.
Lantas, korban juga ditindih oleh salah satu siswa. Keterangan dalam video menyebut telah terjadi bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung.
"Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan. @disdik_bandung @RESTABES_BDG," tulis pengunggah.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Penyebab Narapidana di Kediri Tewas Dikeroyok, Bermula karena Bully
Setelah viral, akhirnya kasus ini ditangani pihak kepolisian dan sekolah.
Dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar, pihak SMP Plus Baiturrahman, mengakui video perundungan siswa yang viral di media sosial Twitter, terjadi di pada Kamis 17 November 2022.
Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman, Saefullah Abdul Muthalib mengatakan, peristiwa itu terjadi pada jam ke tiga pelajaran.
"Kebetulan guru jam ke tiga itu sedang ke luar kelas sebentar, ketika itu anak-anak membuat game," ujar Saefullah, saat ditemui di SMP Plus Baiturrahman, Jalan Nagrog, Kota Bandung, Sabtu (19/11/2022).
Baca juga: Terjawab Kejadian Asli di Video Anak SMP Baiturrahman yang Dibully hingga Pingsan, Kepsek: Itu Main
Menurut dia, game yang dimainkan siswanya itu adalah tebak-tebakan.
Korban dipasangkan helm, kemudian dipukul oleh temannya dari belakang.
"Kemudian menebak siapa (yang memukul) itu permainannya, tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki," katanya.
Korban akhirnya mengalami pusing, sampai terjatuh.
Pihaknya membantah jika korban pingsan.
"Tidak (pingsan) memang ada yang menginformasikan pingsan, tapi tadi saya tanya katanya tidak pingsan anak itu, setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," ucapnya.

Lalu Saifullah Abdul Muthalib mengatakan, para pelaku perundungan telah diberi sanksi berupa teguran dan belajar daring.
"Kita ada pemberian efek jera kepada pelaku itu melalui teguran, nasihat, dan mungkin tidak akan melakukan pembelajaran bersama siswa lainnya," kata dia, Sabtu, dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com.
Pihaknya berharap pelaku mendapat efek jera dengan diberikan sanksi tersebut.
Selain itu, peristiwa tersebut juga diharapkan menjadi cermin bagi siswa lainnya agar tidak terulang kembali.
Selepas kejadian tersebut, pihak sekolah memberikan pendampingan bagi korban.
"Jadi setelah adanya ini kita akan lakukan pembelajaran secara daring karena ini kan baru, jadi untuk sementara mereka yang menjadi pelaku itu masih dikasih kesempatan belajar tetapi dari rumah," ucap dia.
"Kami memberikan peringatan kepada pelaku untuk tidak mengulangi lagi dan keluarga korba pun menerima asal tidak mengulangi lagi. Mudah-mudahan saja ini tidak terjadi lagi," jelas dia.
Baca juga: Nasib Anak Pengacara Kontroversial, Kini Gusti Rayhan Jadi Korban Bully, Hanya Bisa Diam & Tersenyum
Di sisi lain, Yudarmi, orang tua siswa korban bullying, menyebut jika anaknya sudah sering dirundung teman-teman kelasnya.
Ia menjelaskan anaknya kerap diludahi bahkan seragamnya dicoret-coret dengan pulpen.
"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta, sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ujar Yudarmi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (19/11/2022).
Menurut Yudarmi, anaknya memang pendiam dan tidak bicara jika mendapat perundungan dari teman-temannya.
"Anak saya memang pendiam tidak ngomong, seperti di video dia diam saja tidak melawan sama sekali," katanya.
Korban kini mengalami trauma dan menjadi malas bersekolah karena takut.
"Sekarang masih ada pusing-pusing dan trauma, tadi pagi dia malas sekolah karena takut," ujar Yudarmi.
Yudarmi mengaku sudah membawa anaknya ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan.
Ia pun memastikan selama proses itu, pihak sekolah tidak memberikan pendampingan atapun datang untuk menjenguk anaknya.
"Tidak ada sama sekali (pendampingan pihak sekolah) cuma saya, orang tua saja," katanya.
Saat ini, pihaknya memutuskan untuk menempuh jalur hukum dengan membuat laporan ke Polsek Ujungberung.
"Tetap jalur hukum," katanya.
"Tadi saya sudah ngomong kepada Kepala Sekolah, saya mengajukan dua pilihan, pertama anak ini (pelaku) di keluarkan, atau anak saya (korban) saya tarik dan saya akan lanjut (proses hukum) dan tadi pihak sekolah sudah membuat keputusan, anak ini (pelaku) di rumahkan saja, jadi belajarnya di rumah saja sampai selesai karena paling kelas tiga cuma beberapa bulan lagi," ucapnya.
Baca juga: Siang Berdarah di Kediri, ABG 16 Tahun Nekat Bacok Tetangganya, Bermula karena Bully