Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Pelapukan Batuan Kapur Picu Tanah Gerak, 13 Rumah di Tulungagung Harus Direlokasi

Bappeda Kabupaten Tulungagung menggandeng tim geologi dari UPN Veteran untuk meneliti bencana tanah gerak di Tulungagung selatan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/David Yohanes
Retakan tanah di dalam rumah warga Dusun Kalitalun, Desa Tanggunggunung, Kecamatan Tanggunggunung. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tulungagung menggandeng tim geologi dari UPN Veteran untuk meneliti bencana tanah gerak di Tulungagung selatan.

Hasilnya diketahui, tanah gerak itu dipicu proses pelapukan batuan kapur secara massif.

Wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Tanggunggunung, Campurdarat dan Bandung.

Sebanyak 13 rumah direkomendasikan untuk direlokasi, 49 lainnya berpotensi terdampak.

"Kita ketahui di wilayah selatan Tulungagung adalah batuan kapur. Batu kapur ini yang lapuk menjadi tanah dalam skala luas," ungkap Plt Kepala Bappeda Tulungagung, Erwin Novianto.

Sebelumnya tim geologi ini melakukan survei di 9 titik di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung.

Dari proses survei ini diketahui proses pelapukan menyebabkan penurunan tanah dari 30-50 centimeter.

Baca juga: 27 Rumah di Blitar Retak Nyaris Ambruk Akibat Tanah Gerak, Warga sempat Dengar Suara Kratak-kratak

Pola pelapukan ini mencapai wilayah yang luas dan sambung menyambung.

"Yang paling parah memang di Kecamatan Tanggunggunung. Daerah ini yang paling banyak rumah yang direkomendasi untuk relokasi," tambah Erwin.  

Selain pelapukan alami ini, penurunan permukaan tanah disebabkan kadar air dalam tanah yang sangat tinggi.

Karena itu di saat curah hujan di Tulungagung selatan masih tinggi, kawasan ini masih berpotensi terjadi bencana tanah gerak.

Karena itu Bappeda menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan sosialisasi ke warga terdampak.

"Selama musim hujan ini memang direkomendasikan untuk tidak ditinggali. Karena pola retakan itu bisa memicu longsor," ujar Erwin.

Beberapa lokasi tidak membutuhkan relokasi, namun membutuhkan penataan lahan.

Saat ini Bappeda Kabupaten Tulungagung melaporkan hasil kajian ini ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial.

Bappeda juga tengah mencari lahan di area Perhutani yang memungkinkan bisa dipakai relokasi.

"Sebelumnya Kemensos memfasilitasi kami untuk relokasi korban longsor di Sendang di lahan Perhutani. Yang ini kami laporkan sekalian," ungkap Erwin.

Untuk menindaklanjuti hasil survei ini, Bappeda berencana menggelar kajian lebih lanjut.

Survei akan dilakukan di lokasi yang lebih luas, untuk melihat seberapa luas kawasan terdampak.

Pemetaan potensi bencana ini penting untuk mencegah kemungkinan jatuhnya korban.

Ada sekurangnya 8 rumah yang terdampak tanah gerak di Desa talun Kulon, Kecamatan Bandung.

Bahkan ada dapur rumah warga yang sudah ambruk karena pondasinya geser.

Sementara 61 rumah terdampak di Kecamatan Tanggunggunung, 8 di  Desa Ngepoh, dan 53 rumah ada di Dusun Kalitalun, Desa Tanggunggunung

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved