Berita Gresik
Sosok 5 Pesilat yang Habisi Nyawa Pedagang Nanas di Driyorejo Gresik, Sempat Takut dan Kabur
Lima tersangka yang menghabisi nyawa Eko Bayu Asmoro (21) warga Bojonegoro, seorang pedagang nanas terancam hukuman 12 tahun penjara.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Lima tersangka yang menghabisi nyawa Eko Bayu Asmoro (21) warga Bojonegoro, seorang pedagang nanas terancam hukuman 12 tahun penjara.
Mereka tertunduk lesu saat konferensi pers di Mapolres Gresik, Rabu (30/11/2022) siang.
Lima tersangka adalah AER berusia 33 tahun warga Desa Jejel, Ngimbang, Lamongan. DNA masih 19 tahun warga Gadung, Driyorejo .
Lalu M. Ake berusia 18 tahun warga Perum Griya Kencana Mojosarirejo, Driyorejo, ALS berusia 28 tahun warga Desa Gadung, Driyorejo dan AJP berusia 19 tahun warga Randegansari, Driyorejo.
Mereka semua adalah anggota perguruan silat.
Kelima tersangka menghabisi nyawa Eko Bayu Asmoro hanya karena memakai kaus perguruan silat.
Baca juga: Pedagang Nanas di Gresik Tewas Dikeroyok Pesilat, Buat Klarifikasi Lalu Dihajar Lagi,Kaos Jadi Sebab
Meski beringas menghajar korban hingga tewas, para pelaku ini ternyata memiliki mental pengecut.
Mereka melarikan diri dengan cara kabur hingga luar kota karena takut.
Dua pelaku diamankan terlebih dahulu. Tiga pengecut lainnya diamankan setelah dua hari kematian korban.
"Masih ada dua orang lagi yang kami kejar," kata Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis, Rabu (30/11/2022).
Alumnus Akpol 2002 menambahkan, pengeroyokan yang terjadi di kawasan pasar Gadung Kecamatan Driyorejo itu juga menyertakan pelaku lainnya. Bahkan, berjumlah 7 hingga 9 pelaku.
"Dari keterangan yang didapat dari para tersangka ada indikasi ikut terlibat pengeroyokan. Namun, akan kami kembangkan untuk penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini. Lima tersangka dijerat pasal Pasal 170 Ayat (2) dan (3) KUHP. Tentang aksi kekerasan sehingga menyebabkan meninggal dunia. Ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara," bebernya.
Baca juga: Kronologi 14 Pesilat Lakukan Pengeroyokan Hingga Penjual Nanas Tewas di Gresik, Berawal dari Kaos
Diketahui, korban adalah seorang perantau dari Bojonegoro hanya berjualan buah nanas demi memenuhi biaya persalinan istrinya yang sedang hamil tua.
Sudah tiga bulan merantau mengumpulkan uang untuk mempersiapkan kelahiran buah hati pertamanya.
Eko yang berjualan buah nanas di atas kendaraan roda tiga telah berpulang dengan kondisi babak belur pada 15 November lalu.
Korban meninggal usai dihajar para pesilat yang sedang mabuk. Sudah dua pekan jasad Eko dimakamkan, polisi masih memburu seluruh pelaku pengeroyokan yang berujung korban jiwa.
Baca juga: Lamongan Geger, Para Pendekar 2 Perguruan Silat Bentrok, Semua karena Masalah Sepele
Gara-gara Kaos
Ironisnya, Eko sang pedagang nanas nahas ini meninggal dunia gara-gara mengenakan kaus perguruan silat.
Penganiayaan oleh sejumlah orang itu dilakukan di area dekat Pasar Gadung, Driyorejo, Gresik, persis di lokasi korban ditemukan. Diketahui identitas korban adalah Eko Bayu Asmoro berusia 21 tahun asal Dusun Kembangan, Desa Sumberejo RT 16/RW 08, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro .
"Korban memakai kaos perguruan silat, hanya dipakai saja, kemudian didatangi oleh sejumlah orang lalu dianiaya hingga tewas," kata Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis, Kamis (17/11/2022).
Korban ditemukan masih mengenakan celana, dan sarung menempel di badan. Korban mengalami lebam di bagian mata dan mengeluarkan ingus di hidungnya.
Azis menambahkan, diketahui luka di bagian kepala korban berdasarkan hasil visum.
"Hasil autopsi pendarahan di otak," tambahnya.
Sebanyak dua orang sudah diamankan terlebih dahulu.
Berdasarkan penyelidikan, ada lima orang lagi yang sedang diburu.
Polisi telah mengantongi identitas lima orang terduga pelaku.
Penemuan jasad Eko menggegerkan pasar Gadung, Driyorejo.
Pasalnya korban yang sehari-hari berjualan nanas tergolong pedagang baru. Kurang lebih tiga bulan Eko berjualan di area pasar Gadung.
Baca juga: 2 Pesilat yang Tewaskan Pedagang Nanas di Gresik Sempat Kabur, Kini Diantar Ortu ke Polisi
Baru Setahun Nikah
Eko Bayu Asmoro, sang pedagang nanas yang tewas baru berusia 21 tahun. Dia meninggalkan istri yang sedang hamil tujuh bulan.
Dia merantau ke Gresik meninggalkan istrinya yang sedang hamil di Desa Sumberejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro.
Sudah tiga bulan, korban berjualan nanas di area Pasar Gadung, Driyorejo.
Korban merantau demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya di Bojonegoro.
Nur Widya (21) di rumah, menunggu sang suami yang berjualan buah nanas di perantauan.
Harapan melihat buah hatinya yang akan lahir di dunia dua bulan lagi pun sirna.
Nur Widya mendapat kabar bahwa suaminya meninggal.
Satreskrim Polres Gresik berhasil mengindentifikasi identitas korban setelah dievakuasi ke kamar mayat RSUD Ibnu Sina, Gresik.
Tim identifikasi memeriksa sidik jari kemudian dicocokkan.
Pasalnya korban meninggal mengenakan celana pendek, sarung tertempel di badan, mata lebam, hidung mengeluarkan ingus dan mengalami pendarahan di otak.
Korban meregang nyawa usai dianiaya oleh tujuh pemuda di area pasar.
Dianiaya secara bergantian hingga korban terkapar di tempatnya mencari nafkah.
Korban meninggal dunia, para pelaku langsung melarikan diri.
Nur Widya harus menerima kenyataan pahit itu, rumah tangganya yang baru berusia setahun harus berakhir dengan tragis.
Suaminya pulang dalam keadaan sudah meninggal.
Jasad korban telah disemayamkan di pemakaman setempat.
Nur Widya tidak bisa lagi melihat suaminya yang bekerja keras rela merantau demi keluarga.
Nur Widya akan melahirkan anak pertamanya tanpa didampingi korban.
Sang jabang bayi menjadi yatim.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Kepala Desa Sumberejo Nur Hadi membenarkan korban adalah warganya, meninggalkan istri yang sedang hamil.
"Usia kandungan istrinya baru tujuh bulan. Korban berjualan buah keliling, lebih banyak merantau ke luar daerah untuk jualan," ucapnya, Minggu (20/11/2022).
Lebih lanjut, Nur Hadi menuturkan sejak dulu korban dikenal sebagai pekerja keras, terbiasa merantau untuk berdagang ke luar daerah Bojonegoro.
Seperti ke Blora, Jawa Tengah hingga ke Gresik.
Saat merantau di Gresik menjadi tempat terakhir korban .
Nur Hadi berharap para pelaku segera ditangkap dan menerima hukuman yang setimpal atas perbuatan menganiaya warganya hingga tewas.
Sementara itu, di hari kelima kematian korban, Satreskrim Polres Gresik mengamankan tiga pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban tewas.
Diketahui para pelakunya berinisial A, D dan M. Mereka bertiga adalah anggota perguruan silat.
"Tiga sudah kami amankan, empat orang sedang kami lakukan pengejaran," ujar Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com