Anak Bunuh Keluarga di Magelang
Ternyata Jatah Uang Anak Bunuh Keluarga di Magelang Rp 32 Juta, Pilu Pengorbanan Si Ibu: Aku Percoyo
Ternyata jatah uang bulanan anak bunuh keluarga di Magelang sampai Rp 32 juta, ibu yang tewas sempat bercerita terkait pengorbanannya.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
"Setelah meminum teh hangat dan es kopi, kemudian saksi 1 memanggil saksi 2, 3 dan 4 untuk membantu membawa ke RS Merah Putih," beber Iqbal.
Namun, pihak rumah sakit menyatakan korban sudah tak bernyawa.
Belakangan, cerita masa lalu Dhio pembunuh anggota keluarganya itu juga terungkap.
Baca juga: Pengakuan Anak Bungsu Bunuh Ayah Ibu Kakak di Magelang: Kopi Diracuni, Keluarga Akui Tak Ada Konflik
Guru yang lama pernah mendidik tersangka mengaku kaget dan lemas mengetahui kabar tersebut.
Ia tak pernah menyangka sosok muridnya yang dikenal aktif berorganisasi itu bisa melakukan hal keji.
"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji. Anaknya itu sebenarnya apik, saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik," ujarnya dengan nada kecewa.
Saat mengetahui tersangka pembunuhan tiga anggota keluarga itu adalah DDS, dirinya pun langsung lemas.
Dia tak menyangka anak didiknya yang dikenalnya sebagai anak baik hati, berubah menjadi sosok pembunuh sadis.
"Ya Allah, langsung lemes soalnya cah apik (anak baik) itu. Soalnya anaknya apik itu sedikit pun saya tidak curiga.Semalam pas ibunya semaput dia itu sempat ibu ini kenapa, pas dawet itu. Lalu, pas ayahnya keracunan dia juga sempat menolong, tidak ada curiga," tuturnya.
Baca juga: Terjawab Penyebab Suami Racuni Istri dengan Bubuk Kopi Dicampur Racun Tikus di Mojokerto
Masa lalu tersangka pada akhirnya ikut dikuak oleh Ahmad Anwari.
Ternyata ada sebuah kejadian yang diduga oleh sang guru ngaji anak bunuh keluarga di Magelang sebagai pemicu sakit hati.
Tak hanya rasa iri hati seperti yang selama ini disebut-sebut.
Menurut Ahmad Anwari sifat tersangka DSS mulai berubah sejak lulus sekolah menengah atas (SMA).
Terlebih, setelah dirinya mendapat kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan beberapa jarinya.