Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Hanya Dipicu Kaos, 5 Pesilat Habisi Nyawa Pedagang Nanas, Sudah Klarifikasi Masih Dihajar, 2 Buron

Nyawa seorang pedagang nanas bernama Eko Bayu Asmoro dihabisi para pesilat yang tersinggung cuma karena kaos.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/Willy Abraham - ISTIMEWA
Para pesilat yang habisi nyawa pedagang nanas di Driyorejo 

TRIBUNJATIM.COM - Nyawa seorang pedagang nanas bernama Eko Bayu Asmoro (21) dihabisi para pesilat, Selasa (15/11/2022).

Padahal pedagang nanas yang juga perantau dari Bojonegoro tersebut baru tiga bulan berjualan di pasar.

Ia hanya berjualan nanas demi memenuhi biaya persalinan istri yang sedang hamil anak pertama.

Eko yang jualan nanas di atas kendaraan roda tiga tewas dengan kondisi babak belur.

Korban pedagang nanas tewas dihajar pesilat yang sedang mabuk.

Baca juga: Pedagang Nanas di Gresik Tewas Dikeroyok Pesilat, Buat Klarifikasi Lalu Dihajar Lagi,Kaos Jadi Sebab

Diduga penganiayaan kepada korban hanya dipicu baju perguruan silat yang dipakai korban.

Hal ini membuat korban menjadi sasaran amuk tujuh pemuda.

"Korban memakai kaos perguruan silat, hanya dipakai saja."

"Kemudian didatangi oleh sejumlah orang lalu dianiaya hingga tewas," kata Kapolres Gresik, AKBP Mochamad Nur Azis, pada Kamis (17/11/2022).

Para pelaku pengeroyokan pedagang nanas hingga tewas masih sempat menyuruh korban membuat klarifikasi.

Padahal korban hanya kebetulan saja memakai kaos salah satu perguruan silat.

Namun tetap saja para pelaku yang berasal dari perguruan silat membabi buta melakukan pengeroyokan. 

Baca juga: Kronologi 14 Pesilat Lakukan Pengeroyokan Hingga Penjual Nanas Tewas di Gresik, Berawal dari Kaos

Hasil dari interogasi kepada para pelaku, korban membuat klarifikasi dalam bentuk surat.

Dituliskan bahwa korban Eko Bayu Asmoro bukanlah anggota perguruan silat. 

"Korban sudah membuat surat klarifikasi setelah itu, tetap dilakukan pengeroyokan sampai meninggal dunia," kata Azis, Kamis (1/12/2022). 

Bagi para pelaku, mereka tetap tidak terima korban pakai baju perguruan silat.

Mereka melakukan penganiayaan secara bergantian hingga korban terkapar tidak bernyawa. 

"Para tersangka ini tidak terima korban pakai baju perguruan silat."

Foto pernikahan pedagang nanas di Gresik dan istrinya. Pedagang tewas seusai dianiaya 7 pemuda gara-gara memakai kaos perguruan silat.
Foto pernikahan pedagang nanas di Gresik dan istrinya. Pedagang tewas seusai dianiaya 7 pemuda gara-gara memakai kaos perguruan silat. (ISTIMEWA)

Korban dianiaya berulang kali hingga mengalami pendarahan di otak.

Azis menambahkan, diketahui luka di bagian kepala korban berdasarkan hasil visum.

"Hasil autopsi pendarahan di otak," tambahnya.

Korban juga mengalami lebam di bagian mata dan mengeluarkan ingus di bagian hidung.

Korban yang baru setahun menikah ini ditemukan meninggal dunia hanya mengenakan celana pendek dan sarung yang menempel di badan.

Para pelaku ternyata berasal dari perguruan silat dan ada yang masih berusia belasan tahun.

Mereka memilih kabur saat korban susah meninggal dunia, bahkan ada yang kabur ke luar kota.

Lima tersangka yang menghabisi nyawa Eko Bayu Asmoro tertunduk lesu saat konferensi pers di Mapolres Gresik, Rabu (30/11/2022).

Lima tersangka penganiayaan tersebut adalah AER berusia 33 tahun warga Desa Jejel, Ngimbang, Lamongan.

DNA yang masih 19 tahun adalah warga Gadung, Driyorejo, lalu M Ake berusia 18 tahun warga Perum Griya Kencana, Mojosarirejo, Driyorejo.

Lalu ada ALS berusia 28 tahun warga Desa Gadung, Driyorejo, dan AJP berusia 19 tahun warga Randegansari, Driyorejo.

Dua pelaku diamankan terlebih dahulu.

Sementara tiga pelaku lainnya diamankan setelah dua hari kematian korban.

Satreskrim Polres Gresik telah mengamankan tiga dari tujuh pelaku terlebih dahulu.

Yakni AE yang masih berusia 22 tahun, DN masih 18 tahun, dan MA yang berusia 18 tahun.

Dua pelaku lagi yang menyerahkan diri karena diantar orang tua adalah AJ berusia 18 tahun dan AL berusia 29 tahun.

"Tadi pagi diserahkan keluarganya," ujar Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdan, Senin (21/11/2022).

Tampang para pesilat yang menganiaya pedagang buah nanas hingga tewas di Driyorejo.
Tampang para pesilat yang menganiaya pedagang nanas hingga tewas di Driyorejo (TRIBUNJATIM.COM/Willy Abraham)

Alumnus Akpol 2002 ini menambahkan, pengeroyokan yang terjadi di kawasan Pasar Gadung, Kecamatan Driyorejo, ini ternyata juga menyertakan pelaku lainnya.

Bahkan berjumlah tujuh hingga sembilan pelaku.

"Dari keterangan yang didapat dari para tersangka ada indikasi ikut terlibat pengeroyokan."

"Namun akan kami kembangkan untuk penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini."

"Lima tersangka dijerat Pasal 170 Ayat (2) dan (3) KUHP."

"Tentang aksi kekerasan sehingga menyebabkan meninggal dunia," ucapnya.

"Ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara," pungkas Mochamad Nur Azis.

Sementara itu polisi masih mengejar dua pelaku lainnya yang masih buron.

Diketahui kedua pelaku adalah Totok Sugiarto, usia 31 tahun, asal Desa Babad, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro.

Kemudian Ferdi Firmansyah berusia 21 tahun, asal Desa Gadung, Driyorejo, Gresik.  

Sudah dua pekan, kedua pelaku tersebut kabur karena tahu korban yang dihajarnya dengan beringas sudah tewas. 

Pihak kepolisian menunjukkan foto dua  yang masih buron, berikut lima pelaku penganiayaan yang sudah diamankan saat rilis di halaman Mapolres Gresik, Jawa Timur, Rabu (30/11/2022).
Pihak kepolisian menunjukkan foto dua pesilat yang menganiaya pedagang nanas dan masih buron (KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH)

Korban Eko sendiri dikenal sebagai pria pekerja keras dengan berdagang buah-buahan.

Kini korban telah dimakamkan di pemakaman di Sumberojo, Kecamatan Malo, Bojonegoro.

Sang istri dalam waktu dekat akan melahirkan anak pertamanya bulan depan tanpa didampingi seorang ayah.

Anak pertamanya tersebut pun kini akan menjadi anak yatim.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved