Berita Surabaya
Tari Remo Massal Pelajar se-Surabaya Pecahkan Rekor MURI, Cak Eri: Jangan Sampai Anak Cucu Kita Lupa
MURI memberikan penghargaan kepada masyarakat Surabaya atas rekor penari Remo yang menari di tempat bersejarah terbanyak dengan 65 ribu peserta.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Taufiqur Rohman
"Jangan sampai anak cucu kita lupa akan kekuatan Kota, semangat Pahlawan, dan Sejarahnya. Tari Remo menunjukkan semangat kepahlawanan itu," kata Cak Eri pada sambutannya.
Diinisiasi oleh Pemkot Surabaya, pemecahan rekor ini awalnya hanya menarget sekitar 10 ribu penari.
Namun, antusiasme anak-anak muda di Surabaya ternyata cukup tinggi.
Ribuan siswa dari ratusan sekolah ikut mendaftar hingga akhirnya mencapai sekitar 60 ribu siswa.
"Ini tidak wajib (bagi siswa), namun ternyata yang mendaftar dari seluruh sekolah," kata Cak Eri.
Selain pelestarian budaya, pemecahan rekor ini sekaligus menjadi pendidikan karakter.
Anak-anak dilatih soal nilai persatuan, perjuangan, keselarasan, kedisiplinan, hingga gotongroyong.
"Dengan Tari Remo, seluruh arek Surabaya memiliki kekuatan yang tak mudah terpengaruh budaya luar. Sehingga memiliki karakter kuat," kata pria kelahiran Surabaya ini.
"Sekali lagi, ini bukan sekadar pemecahan rekor, namun kita ingin menunjukkan semangat karakter Arek Surabaya."
"Dengan belajar kesenian, seperti halnya Tari Remo, tidak boleh lagi ada tawuran, tak ada minum minuman keras, tak ada brong-brongan (pawai kendaraan) di Surabaya ini," tegasnya.
Usai memberikan penghargaan tersebut, Direktur Operasional Rekor MURI Yusuf Ngadri mengapresiasi tinggi pencapaian warga Surabaya.
Bukan sekadar soal rekor, kegiatan ini menunjukkan semangat kebersamaan dalam menjaga budaya.
"Hanya satu kata, Luar biasa. Begitu luar biasa antusiasme untuk menyemarakkan acara ini," kata Yusuf pada sambutannya.
Tari Remo yang dahulunya menjadi pengiring pertunjukan Ludruk kini bisa berdiri sendiri menjadi penampilan tunggal dengan menyuguhkan atraksi memukau.
Tak hanya perempuan, para lelaki juga tak kalah memperagakan figur penari Remo yang sebenarnya berkarakter maskulin tersebut.