Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2022, Inilah Rangkuman Kisah Perjuangan Ibu demi Anak di Jawa Timur

Untuk anak, ibu akan berusaha melakukan yang terbaik. Inilah rangkuman kisah perjuangan ibu demi anak yang pernah terjadi di Jawa Timur.

Editor: Olga Mardianita
istimewa
Ibu penjual gorengan di Tuban rela jual ginjal demi lunasi hutang anak 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini adalah rangkuman kisah perjuangan ibu demi anak yang terjadi di Jawa Timur.

Seperti diketahui, ibu merupakan sosok pahlawan bagi anak-anaknya.

Bagaimana tidak, ibulah yang mengandung, melahirkan, hingga menyusui anaknya higga mandiri.

Selain itu, ibu selalu berusaha melakukan yang terbaik demi kebaikan, kesejahteraan, dan keselamatan anaknya.

Kasih ibu sepanjang masa. Mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan perjuangan ibu demi anak.

Hari ini, 22 Desember 2022, merupakan peringatan Hari Ibu di Indonesia.

Sebab itu, TribunJatim.com telah merangkum 3 kisah perjuangan ibu demi anak yang terjadi di Jawa Timur dalam beberapa waktu ini.

1. Kisah Ibu Nekat Menerobos Asap untuk Mencari Anaknya saat Tragedi Kanjuruhan

Cholifatul Nur, ibu dari Jovan Farellino Yuseifa Pratama Putra (15 Tahun) korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022 kemarin saat mengikuti aksi solidaritas.
Cholifatul Nur, ibu dari Jovan Farellino Yuseifa Pratama Putra (15 Tahun) korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022 kemarin saat mengikuti aksi solidaritas. (TribunJatim.com/ Rifky Edgar)

Baca juga: Kisah Ibu Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Terobos Asap hingga Loncati Got demi Cari Anaknya

Air mata Cholifatul Nur tak terbendung lagi saat menceritakan kesaksian dirinya berada di Tragedi Kanjuruhan, Malang, pada, 1 Oktober 2022.

Bagaimana tidak, selain mengingat kejadian yang mencekam itu, ia juga mengingat anak semata wayangnya Jofan Farelino yang tewas dalam kejadian itu.

Perempuan yang biasa dipanggil Ifa itu bercerita bagaimana awal kali dirinya berada di stadion Kanjuruhan.

"Saat itu saya tidak nonton, saya dikabari sama teman, kalau anak saya pingsan di stadion Kanjuruhan. Saya langsung bergegas ke sana," terang Ifa.

Tanpa berpikir panjang, Ifa yang saat itu masih mengenakan pakaian tidur langsung menuju ke Stadion Kanjuruhan mengendarai sepeda motor.

Setibanya di parkiran, Ifa melihat kepulan asap tebal di sekitar stadion, di mana ia menduga jika asap tersebut berasal dari gas air mata.

Mengabaikan gas air mata, Ifa langsung bergegas masuk untuk mencari putranya tersebut.

Baca juga: Tiga Keluarga Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Buat Laporan Baru Didampingi Aremania Menggugat

Baca juga: Berkas 5 Tersangka Kasus Tragedi Kanjuruhan P21, Tim Hukum Gabungan Aremania Kecewa, Singgung Pasal

Ia mendengar suara tembakan yang terus menerus berbunyi di dalam Stadion Kanjuruhan.

"Saya menerobos masuk, saya gak lewat jalan utama masuk Stadion Kanjuruhan, tapi saya langsung loncat lewat got, saat itu asap ada di mana-mana," ujar perempuan yang mengenakan kerudung hitam.

Di dalam stadion, Ifa meminta diantarkan ke gate 7 kepada seseorang.

Ketika sampai di gate 7, Ifa tidak menemui anaknya. Ia mendapatkan informasi jika sang anak berada di ruang VIP, karena dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Perjuangan Ifa tak berhenti di situ, ia pun kembali mencari bantuan dengan harapan anaknya bisa dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Akhirnya saya minta tolong ke TNI untuk bawa anak ke rumah sakit, saya mau memastikan anak ini benar-benar sudah tidak ada tau bagaimana," jelasnya dengan menyeka air mata yang mulai jatuh di pipi.

Ketika ia sudah memastikan sang anak telah tiada, Ifa pun membawa anaknya pulang ke rumah sekitar pukul 01.00 WIB.

2. Seorang Diri, Kisah Ibu yang Menyelamatkan Dua Anaknya saat Erupsi Sumeru

Mita Rosalia (35) tak menyangka peristiwa erupsi Gunung Semeru kembali terjadi, Minggu (4/12/2022). Peristiwa kali ini membuka kembali rasa traumatis dalam benak Mita setelah pernah mengalami dampak letusan Gunung Semeru setahun silam.
Mita Rosalia (35) tak menyangka peristiwa erupsi Gunung Semeru kembali terjadi, Minggu (4/12/2022). Peristiwa kali ini membuka kembali rasa traumatis dalam benak Mita setelah pernah mengalami dampak letusan Gunung Semeru setahun silam. (tribunjatim.com/M Erwin Wicaksono)

Baca juga: Kisah Seorang Ibu Selamatkan Diri saat Semeru Erupsi, Gendong Bayi 3 Bulan dan Gandeng Anak 10 Tahun

Mita Rosalia (35) tak menyangka peristiwa erupsi Gunung Semeru kembali terjadi, Minggu (4/12/2022).

Peristiwa kali ini membuka kembali rasa traumatis dalam benak Mita setelah pernah mengalami dampak letusan Gunung Semeru setahun silam.

Mita begitu panik mendengar kabar erupsi Semeru pada dini hari tadi. Saat itu Mita tengah terlelap tidur.

"Panik sekali begitu mendengar kabar erupsi Semeru. Saya kemudian membawa dua anak saya untuk menyelamatkan diri," ujar Mita ketika ditemui di pengungsian Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Mita kemudian bergegas menggendong anaknya yang masih 3 bulan. Di tangan kanannya anak pertama Mita yang berusia 10 tahun menggenggam tangannya begitu kuat.

Pilunya ia sedang tidak bersama suaminya pagi dini hari kala itu.

"Nangis takut, kabur cari perlindungan,saya hanya mikir nyawa selamat," ungkapnya sembari menceritakan jika dirinya hanya membawa tas berisi dokumen penting.

Baca juga: Soal Kabar Bantuan Erupsi Semeru Menumpuk di Gudang Bulog, Pemkab Lumajang Berikan Tanggapan

Wanita berkerudung ini mengaku detik-detik terjadinya erupsi Semeru begitu menakutkan.

"Jelas terdengar bunyi gemuruh ledakan begitu erupsi terjadi," ungkapnya.

Mita merupakan salah satu dari sekian banyak warga yang sempat kehilangan tempat tinggal.

Kini, Mita hanya bisa berdoa sembari berharap rasa traumatisnya mereda.

3. Seorang Ibu Rela Jual Ginjal demi Melunasi Hutang Anak

Begini nasib janda Tuban yang jual ginjal demi lunas utang anaknya.
Begini nasib janda Tuban yang jual ginjal demi lunas utang anaknya. (Instagram/terangmedia via TribunJogja)

Baca juga: Memilukan, Demi Bayar Utang Anak, Ibu Penjual Gorengan di Tuban Rela Jual Ginjal, Ditinggal Sendiri

Seorang ibu asal Kecamatan Tuban, terbilang nekat setelah melakukan aksinya menjual ginjal, di tepi jalan Basuki Rahmat, Senin (21/11/2022).

Ibu berinisial ER (59) melakukannya demi membayar utang anak senilai hampir Rp 200 juta.

Sambil membawa poster yang bertuliskan “Di jual ginjal” serta mencantumkan nomor telepon, ia berharap ada yang mau membeli.

"Betul saya mau jual ginjal," kata ER yang kini telah dibawa ke kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban.

ER yang kini berstatus janda itu menceritakan, alasan menjual ginjal karena terlilit banyak utang yang dilakukan oleh anak keduanya.

Anak keduanya yang berusia 31 tahun melalukan pinjaman hingga ratusan juta.

Baca juga: Sempat Viral Ibu di Tuban Berniat Jual Ginjal, Kini Menyesal, Minta Maaf: Saya Tak akan Ulangi Lagi

Baca juga: SOSOK Ibu Jual Ginjal di Pinggir Jalan, Demi Lunasi Pinjol Rp 200 Juta, Anaknya yang Utang Kabur

Pinjaman uang digunakan untuk bisnis investasi, yang akhirnya tidak mampu mengembalikan utang yang kian menumpuk selama lebih dari setahun.

"Anak saya yang utang kurang lebih total Rp 200 juta, sudah setahun lebih tidak membayar," ungkap janda tiga anak tersebut.

ER yang bekerja sebagai penjual gorengan itu mengungkap anak laki-lakinya kabur dari rumah karena tidak bisa membayar utang dan bunganya.

Hingga akhirnya, orang tua harus menanggung semua utang ketika ada petugas yang datang ke rumah untuk menagih.

Merasa putus asa, ER mengambil jalan pintas dengan nekat menjual ginjal demi menutupi utang-utang anaknya.

---

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved