Berita Ekonomi
Ekonom UNAIR Sebut Emas Sebagai Salah Satu Aset Paling Aman saat Suku Bunga di RI Naik
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR Dr Rossanto Dwi Handoyo angkat bicara soal kenaikan suku bunga di Amerika dengan suku bunga di Indonesia
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Rossanto Dwi Handoyo SE MSi PhD angkat bicara soal kenaikan suku bunga di Amerika (The Fed) yang diikuti dengan kenaikan suku bunga di Indonesia (BI).
Berkaitan dengan hal itu, ia menyebut beberapa contoh wadah investasi aman untuk menyelamatkan ekonomi makro. Salah satunya adalah emas.
Mengupas hal tersebut, Rossanto menekankan masing-masing investasi harus memahami polanya.
Menurutnya, untuk sekarang lebih baik tidak bermain mata uang asing.
Pasalnya, rupiah sedang mengalami depresiasi 7 hingga 8 persen sehingga akan mempengaruhi faktor kurs dollar di pasar valas.
Pemicunya, investor sedang banyak membeli dollar sehingga menyebabkan rupiah melemah.
Begitupun dengan saham, tidak semua saham bagus, tetapi ada yang minus.
“Jika ada orang luar negeri menanamkan saham di Indonesia tetapi keuntungannya kurang dari 7-8 persen kan artinya rugi, sehingga investor akan mencari alternatif aset lain,” terang Rossanto. Selasa (3/1/23).
Tak hanya itu, properti rumah pun kini lagi lesu karena pembelian tidak bereaksi cepat.
Tak ayal, Rossanto menilai kenaikan suku bunga yang agresif juga berpengaruh pada kenaikan harga properti.
Oleh sebab itu, untuk saat ini salah satu aset paling tidak berisiko ialah emas.
“Aset paling aman ya emas, emas itu harganya akan naik serta cepat dikonversikan ke uang. Saat suku bunga naik, harga penjualan emas turun, hal itulah yang mendorong masyarakat mengalihkan kepemilikan asetnya menjadi emas,” ujarnya.
Rossanto menambahkan obligasi atau surat hutang juga mendapatkan pengaruh signifikan dari kenaikan suku bunga BI, termasuk obligasi syariah negara atau sukuk negara yang memberikan keuntungan dengan sistem bagi hasil.
Dalam hal itu, pengaruh kenaikan suku bunga BI akan mengakibatkan bunga deposito (tabungan) naik.
Artinya suku bunga pinjaman dan obligasi pun naik, termasuk suku negara imbal hasilnya naik. Terlebih kepercayaan investor terhadap penerbitan obligasi dan sukuk negara masih sangat baik.
“Kalau mempertahankan suku bunga, ya, kemungkinan tidak ada orang yang mau membeli."
"Meski obligasi di Indonesia termasuk kategori aman, lantaran pemerintah Indonesia selalu tepat dalam membayar hutang pokok maupun bunga,” kata dosen FEB UNAIR itu.
Obligasi pemerintah Indonesia bukan tanpa alasan, sambungnya, langkah pemerintah Indonesia dalam menerbitkan obligasi dan suku negara juga mempertimbangkan keadaan pasar dan kebutuhan dana hutang.
“Pemerintah Amerika hutangnya jauh lebih gede dari Indonesia yakni 120 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah Indonesia pun masih memiliki kredibilitas sehingga hal tersebut dapat memberikan kepercayaan pada investor,” ujarnya.
Di akhir, Rossanto berharap pemerintah memiliki kapasitas fiskal untuk memberikan injeksi jaring-jaring pengaman sosial.
“Masyarakat pun demikian, dengan merangkaknya harga pangan, sebaiknya mengurangi hal-hal yang sifatnya konsumtif, dan mulai melek investasi,” tuturnya.
Ikuti berita seputar Ekonomi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Universitas Airlangga
Rossanto Dwi Handoyo
kenaikan suku bunga
investasi aman
emas
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Allianz Life & Bank CTBC ajak Nasabah Produktif Optimalkan Rencana Finansial Jangka Panjang |
![]() |
---|
KADIN Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah Malang Dukung Kebijakan Cukai Hasil Tembakau Berimbang |
![]() |
---|
BPR Syariah Siap Layani Pendanaan UMKM dengan Layanan Termudah Tanpa Pinjol |
![]() |
---|
Guru Besar Ekonomi Unair Tanggapi Soal Kenaikan PPN 12 Persen : Kondisi Indonesia Masih Baik |
![]() |
---|
Heboh Gaji Rp 5 Juta Kena Pajak 5 Persen, Ekonom UNAIR Sebut Sangat Masuk Akal, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.