Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Terjawab Keberadaan Orang Tua Gadis 12 Tahun yang Hamil 8 Bulan, Pengakuan Penolong: Saya Tergerak

Gadis 12 tahun yang viral hamil 8 bulan itu adalah korban rudapaksa. Terjawab keberadaan orang tuanya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TikTok @mommychutela
Viral Bunga, gadis 12 tahun hamil 8 bulan. Terjawab keberadaan orang tuanya. 

TRIBUNJATIM.COM - Terjawab keberadaan orang tua gadis 12 tahun yang viral hamil 8 bulan.

Gadis 12 tahun yang viral hamil 8 bulan itu adalah korban rudapaksa.

Bunga, begitu ia disebut sosok yang menolongnya, sekaligus memviralkan kisahnya.

Kisah ini dibagikan akun TikTok @mommychutela.


Di video itu, pengunggah yang bernama Henny membagikan video saat dirinya menjemput Bunga untuk dibawa ke rumahnya untuk merawat Bunga.

Kemudian Henny juga membagikan kegiatan Bunga saat melakukan pemeriksaan USG di dokter.

"Di usia nya yang Sama spt anak Sulungku, 12 tahun..anakku sibuk dgn aktifitas nya sbg pelajar kls VII,,bermain dgn Happy,,sbgimana harus nya mnkmati masa remaja di dekat.

Dia terpaksa harus sendiri tnp ortu nya yg jauh bkerja..Melakukan pkrjaan pribadi nya,, dimana harus nya dia istirahat dgn kondisi dia saat ini,," tulis pengunggah, dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.

Baca juga: Gadis Usia 12 Tahun Hamil 8 Bulan & Sudah Minum Vitamin Bumil, Orang Tua Kebingungan, Kisahnya Viral

Henny pun merawat Bunga dengan bantuan adik ipar dan keponkannya yang seorang perawat.

Meskipun Bunga bukan anak kandungnya, namun ia memperlakukan Bunga dengan baik.

Apalagi saat ini Bunga sudah dalam kondisi hamil tua.

"Bunga juga udah bisa minum vitamin bumil sendiri, udah gak muntah lagi saat minum vitamin yg harus digilingnya dulu,"

Orangtua Bunga sendiri masih ada.

Namun Henny sengaja merawat Bunga karena kasihan dan supaya jika terjadi apa-apa kepada Bunga bisa langsung ditangani.

Viral gadis berusia 12 tahun hamil delapan bulan
Viral gadis berusia 12 tahun hamil delapan bulan (TikTok/mommychutela)

Saat ini orangtua Bunga tinggal dan bekerja di kebun milik keluarga Henny.

"Orangtua Bunga ada, mereka itu tinggal di sebuah perkebunan dan kebetulan milik keluarga kita.

Orangtua Bunga ini bingung kan dengan kejadian Bunga ini ntar gimana dengan kondisi dia masih kecil.

Mendengar cerita ini saya tergerak gitu untuk menjemput Bunga untuk bisa melewati masa-masa itu di sini," papar Henny.

Baca juga: Polisi Ungkap Kondisi Terkini Siswi SMP di Gresik yang Hamil di Luar Nikah: Trauma Berat


Henny menceritakan jika Bunga menjadi korban pelecehan seksual hingga hamil di usia 12 tahun.

Namun Henny tak menjelaskan secara rinci kronologi kejadian Bunga bisa jadi seperti ini.

Dirinya hanya berpesan kepada orang-orang di luar supaya lebih menjaga keluarga khusunya anak-anak.

 
 

Sementara itu di Jawa Timur, seorang pelajar SMP di Gresik Kedapatan hamil 7 bulan. 

Pacar pelajar SMP yang hamil itu akan dipanggil Unit PPA Satreskrim Polres Gresik

Begitu juga ayah tiri korban berinisial A turut diamankan.

Saat ini korban dengan nama samaran Bunga sedang menjalani pemeriksaan di ruang Unit PPA Satreskrim Polres Gresik.

Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Ipda Hepi Muslih mengatakan korban dalam kondisi trauma berat. Korban belum bisa banyak dimintai keterangan, hingga siang hari ini.

Diketahui korban hamil berbulan-bulan. Hingga akhirnya terbongkar dan dilaporkan dugaan pencabulan, pada kemarin malam. 

"Pacarnya segera kami panggil, ini kami buatkan surat," katanya.

Baca juga: Siswi SMP di Gresik Ketahuan Hamil 7 Bulan, Pacarnya Segera Diperiksa, Ayah Tiri Digeruduk Warga

Hepi menjelaskan, bahwa korban diperiksa terpisah dengan ayah tiri korban. Mengingat korban masih trauma berat saat menjalani pemeriksaan.

"Ayah tiri dan korban diperiksa terpisah saat ini," imbuhnya. 

Diketahui perbuatan pencabulan itu membuat ayah tiri korban digeruduk warga pada Selasa (3/1/2023) malam. 

Ayah tiri korban dihadiahi bogem mentah oleh warga. 

Hingga saat ini, ayah tiri korban berinisial A dan bunga sedang menjalani pemeriksaan di Unit PPA Satreskrim Polres Gresik.

Tips Cegah Anak Terjerumus Pergaulan Bebas

Psikolog yang juga dosen UIN Antasari Banjarmasin, Yulia Hairina MPsi, mengatakan pergaulan bebas di kalangan anak muda memang sebuah fenomena yang selalu ada dari waktu ke waktu.

"Sebagaimana hasil riset menunjukan bahwa selama pandemi Covid-19 tetap marak pergaulan bebas," ujarnya.

Secara definisi, ujar Yulia, pergaulan bebas itu identik pada pergaulan remaja yang menyimpang. Tak hanya seks bebas, tapi juga prilaku di luar kewajaran, melanggar aturan agama dan sosial.

"Bergaul dalam kehidupan malam, dugem, narkoba yang merupakan adaptasi budaya barat. Padahal secara budaya jelas beda," jelas Yulia.

 


Ironisnya, saat ini pergaulan bebas juga sudah menambah anak-anak. Sebab itu orangtua perlu mewaspadai dan mengalami anak saat ia sudah kelas 6 SD, karena ini masa transisi dari masa anak-anak anak ke remaja.

Faktor penyebab anak terjerumus pergaulan bebas itu sangat kompleks. Bisa karena kondisi psikologis remaja yang dalam masa pencarian identitas diri.

Bisa pula karena faktor lingkungan pergaulan. Bisa pula karena masalah dalam keluarga. Keluarga tidak harmonis sehingga anak menjadi broken home dam mencari perhatian kasih sayang di luar rumah.

Selain itu, faktor lain adalah soal gadget yang terkoneksi internet. Banyak hal yang memengaruhi gaya hidup anak apalagi hal yang berbau pornografi.

Baca juga: Siswi SMP di Gresik Ketahuan Hamil 7 Bulan, Warga Geram Geruduk Ayah Tiri, Polisi Gercep ke TKP


Menurut Yulia, orangtua harus bentengi anak sejak dini bahkan sejak dalam kandungan dengan mendoakan anak. Kemudian saat anak sudah kelas 3-4 SD mulai harus diamati tingkat lakunya.

"Pondasi agama yang kuat adalah modal utama membentengi anak. Dengan iman dan takwa, maka Insya Allah anak akan terlindungi dan punya prilaku terpuji," jelas psikolog Yulia Hairina.

Orangtua juga harus menjadi sahabat anak. Dengarkan curhatannya. Posisikan diri sebagai sahabat yang mau mendengar dan memberi solusi.

"Jika anak terjerumus dalam narkoba dan saat menjalani rehabilitasi, maka jangan diabaikan, tapi perlu terus di-support oleh keluarganya," pesan Yulia, dikutip TribunJatim.com dari BanjarmasinPost.

Orantua harus peka dengan anak-anaknya. Saat ada prilaku yang aneh misal anak minta uang banyak dan boros uang perlu dicurigai mau beli apa, digunakan untuk apa.

"Ajak anak diskusi. Begitupula dalam penggunaan gadget. Ada aturan dalam penggunaan gadget. Pantau pula media sosialnya supaya kita tahu seperti apa konten maupun aktivitasnya," tandasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved