Kasus Demam Berdarah di Tuban Tembus 651 Orang, Anak Usia 6-15 Tahun Jadi Sasaran Penyakit DBD

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Sudarsono

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Angka kasus demam berdarah di Kabupaten Tuban tergolong tinggi. 

Dari tahun 2021 ke 2022, disebut mengalami peningkatan. 

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo. 

"Tahun 2022 untuk demam berdarah sebanyak 651 kasus," kata Bambang dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023). 

Menurutnya, angka kasus DBD tersebut lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya 2021.

Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti itu lebih menyerang usia anak ketimbang dewasa. 

Baca juga: Hampir Tiap Tahun, Kasus DBD di Probolinggo Tinggi, Padatnya Permukiman Tingkatkan Risiko Penularan

Baca juga: Kasus DBD di Malang Capai 600 Orang, Dinkes Ungkap Ciri-ciri Terkena Demam Berdarah: Bintik Merah

Rata-rata usia anak 6-15 tahun yang menjadi sasaran gigitan nyamuk mematikan tersebut. 

"Di 2021 angka kasus di bawah 651, anak-anak yang rentan terkena demam berdarah," bebernya tanpa menyebut jumlah. 

Untuk menekan angka kasus demam berdarah, Dinas Kesehatan mengimbau agar masyarakat menjaga kelestarian lingkungan sekitar. 

Dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti kamar mandi, menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, mendaur ulang barang bekas yang sering dijadikan sarang nyamuk.

Baca juga: Kasus DBD di Blitar Meningkat, Mayoritas Pasien Usia 5-14 Tahun, Warga Diimbau Hidup Bersih

Berita Tuban lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com