Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satu Abad Nahdlatul Ulama

Rangkaian 1 Abad NU, Ini Pesan Wapres Ma’ruf Amin saat Buka Muktamar Internasional Fiqih Peradaban

Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 digelar melengkapi rangkaian puncak resepsi peringatan Satu Abad NU di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (6/2/

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Fatimatuz Zahroh
Wapres KH Ma’ruf Amin membuka gelaran Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 sebagai rangkaian puncak resepsi peringatan Satu Abad NU di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (6/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Muktamar Internasional Fikih Peradaban 1 digelar melengkapi rangkaian puncak resepsi peringatan Satu Abad NU di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (6/2/2023).

Mendatangkan para ulama internasional kelas dunia dari berbagai negara, muktamar ini digelar dengan tema Membangun Landasan Fiqih untuk Perdamaian dan Harmoni Global. 

Sejumlah pejabat dan petinggi NU hadir dalam kegiatan ini. Termasuk diantaranya Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin yang hadir sekaligus membuka Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 tersebut. 

Tidak hanya itu, hadir pula Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, para pengurus PBNU, serta tampak pula istri Presiden RI Shinta Nuriyah Wahid didampingi putrinya Yeni Wahid, serta para ulama dunia. 

Seperti rombongan grand syeikh dari Universitas Al Azhar, Wakil Imam Akbar Universitas Al Azhar Muhammad Al Dhuwainni, Sekjen Liga Islam Dunia Syeikh Dr Muhammad bin Abdul Karim Al Issa, dan banyak delegasi ulama dari berbagai belahan dunia. 

Baca juga: Dihadiri Ulama Berbagai Negara, Wapres Buka Muktamar Internasional Fikih Peradaban di Surabaya

Baca juga: Jamaah asal Surabaya Difasilitasi Pemkot Hadiri Harlah 1 Abad NU, Mulai Transportasi hingga Konsumsi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya menyampaikan terima kasih karena puncak gelaran peringatan Satu Abad NU dihelat di Jawa Timur.

Selain muktamar internasional, juga akan digelar puncak resepsi Satu Abad NU di Gor Delta Sidoarjo.

“Kembali kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk penyelenggaraan puncak perhelatan Satu Abad NU. Kami harap seluruh doa masyayih akan memberikan keberkahan bagi jatim dan bangsa dan seluruh umat dunia untuk membangun harmoni, dan moderasi,” tegas Khofifah. 

Tidak hanya itu, Khofifah menegaskan bahwa peringatan Satu Abad NU ini akan menjadi ajang reuni para pejuang NU dan menjadi penyemangat dan penyemangat dalam perjuangan memperluas NU.

Baca juga: 10.500 Jemaah PCNU Pamekasan Bakal Ramaikan 1 Abad NU di Sidoarjo, Berangkat Pakai 600 Kendaraan

“Puncak Satu Abad NU ini adalah bagian reuni akbar muasis NU. Mudah mudahan kita menjadi bagian dari yang memperjuangkan NU, dan meluaskan peran NU di seluruh dunia. Mohon doa semoga semua lancar aman dan akan memberikan manfaat besar bagi keumatan,” pungkas Khofifah.

Sementara itu, Wapres KH Ma’ruf Amin sebelum membuka muktamar ini menyampaikan bahwa forum ini sangat penting dalam merespon dinamika masyarakat dan perkembangan dunia global yang sangat pesat. 

"Ilmu fikih harus dapat menyesuaikan dan berkarakteristik dinamis menerima perkembangan zaman," kata Kiai Ma'ruf.

Dengan dinamika yang pesat dibutuhkan fatwa baru yang menurutnya sangat penting lantaran sumber hukum utama, Al Qur’an dan Hadits sangat terbatas, sementara permasalahan baru dan terbarukan datang silih berganti.

Baca juga: Hyundai Stargazer Jadi Official Car Resepsi Puncak 1 Abad NU

"Orang yang berpikir bahwa hukum tidak bisa berubah maka bisa dipastikan orang itu tidak memahami Islam itu sendiri," jelas dia. 

Dalam hal ini, terang dia, NU sebetulnya sudah lama mengadopsi fleksibilitas dan pemikiran Islam. Itu dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU di Lampung pada 1992 silam.

"NU telah memiliki metodologi induksi untuk menghadapi isu-isu kontemporer baik wacana maupun metodologi, sehingga NU dalam menyaksikan realitas tidak semena-mena mengutip melainkan melalui ijtima ulama melalui ushul fiqh," ucapnya. 

Tak hanya itu, lanjut dia, pertemuan itu juga mendefinisikan karakteristik NU yang moderat dan berbasis metodologi. Oleh karena itu, NU bisa mengemukakan metodologi global dan terkini. 

"Karena kami sadar bahwa membangun peradaban itu penting.  Manusia bertugas untuk mengelola peradaban dunia dan bertanggung jawab memakmurkan bumi," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved