Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Curhat Wanita di Tulungagung Dikeroyok Pesilat, sempat Sembunyi di Toko, Masih Trauma: Sakit Semua

Wanita di Tulungagung masih trauma mengingat kejadian pengeroyokan yang dialaminya. Ia dikeroyok pesilat saat berusaha melindungi keponakan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
ISTIMEWA
Sri Wahyuni tergolek tak berdaya, usai menjadi korban kekerasan anggota perguruan pencak silat di Tulungagung, Kamis (9/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sri Wahyuni (42) masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya, usai menjadi korban pengeroyokan pada Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 15.30 WIB di Jalan Raya Suruhan Kidul Kecamatan Bandung, Tulungagung.

Saat itu Sri berusaha melindungi keponakannya, GKP (17) yang dikeroyok anggota perguruan silat

Sri juga masih trauma setelah mengalami kejadian kekerasan itu.

"Saat itu saya minta keponakan saya untuk mengantar berkat. Ada dua berkat di dalam jok motor," tuturnya.

Ketika itu GKP yang membonceng Sri baru keluar dari gang, langsung berpapasan dengan konvoi ratusan pesilat.

Mereka langsung melihat GKP yang mengenakan kaus bertuliskan Boshter.

Baca juga: Tertangkap Sudah 4 Pesilat yang Keroyok Emak-emak di Tulungagung, Masih Remaja, Dicokok di Rumah

Spontan ada yang memerintahkan untuk menyerang GKP.

"Ada yang teriak, Boshter! Serang, pateni (bunuh)," kenangnya.

Massa langsung menyeret GKP dan menghajarnya beramai-ramai. 

Sri berusaha menghentikan aksi brutal ini, namun upayanya sia-sia.

GKP yang tidak berdaya terpojok di depan rumah orang, namun terus dihujani pukulan dan tendangan. 

"Saat itu saya melihat ponakan saya sudah mengeluarkan darah. Spontan saya berusaha melindungi dia," ucapnya.

Saat itu Sri melihat ada bangku kayu panjang tidak jauh dari lokasi GKP tersungkur.

Ia khawatir bangku panjang itu diangkat dan dipukulkan ke arah GKP. 

Karena itu Sri berupaya menutupi tubuh GKP, mengantisipasi jika bangku itu dipukulkan. 

"Saya pikir kalau bangku itu diangkat dan dipukulkan, pasti keponakan saya mati. Makanya saya teriak, ini anak saya, mau kalian apakan," katanya.

Baca juga: Emak-emak di Tulungagung Dikeroyok Pendekar Silat Gegara Lindungi Keponakan, Korban Dirawat di RS

Namun upayanya ini justru menjadikannya sasaran pukulan dan tendangan. 

Tidak terhitung tendangan dan pukulan diterimanya. 

Seseorang di antara mereka berusaha melindunginya agar berhenti memukul dan menendang.

Namun masih ada yang lolos dari pengawasan, memukul dan menendang dari arah samping.

"Pokoknya mereka datang pukul, lalu pergi. Datang lagi tendang, lalu pergi," ungkap Sri.

Seseorang yang mengenakan masker dan mengenakan topi berusaha menyelamatkannya. 

Namun Sri sangat lemas usai mendapat serangan bertubi-tubi. 

Orang itu membantunya dan GKP berlindung ke dalam sebuah toko.

Namun pemilik toko juga ketakutan dan meminta Sri serta GKP keluar dengan alasan toko akan ditutup. 

Akhirnya Sri dan GKP terkulai lemas di depan rumah orang.

Baca juga: Akhir Nasib Hakim Beristri di Tulungagung Nikahi Wanita Pemohon Cerai, Janji Palsu Hancurkan Karier

Sri meminta GKP mencopot kaus Boshter yang dikenakannya, lalu mengganti dengan kemeja miliknya.

"Khawatirnya, kalau tetap pakai kaus itu jadi sasaran kekerasan lagi. Setelah kondisi reda, warga sekitar berdatangan," tuturnya. 

Keluarga sempat membawa Sri dan GKP ke Polsek Bandung, namun kondisi Polsek saat itu kosong.

Seluruh personel kepolisian yang ada turun ke jalan, mengamankan konvoi massa pesilat ini.  
 
Usai melapor ke polisi, mereka dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung untuk mendapatkan pertolongan medis. 

Sri sempat mendapat bantuan oksigen karena mengalami lemas dan sesak nafas.

Malam itu mereka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk menjalani visum. 

Pukul 22.00 WIB Sri dan GKP diperbolehkan pulang. 

"Kalau sekarang masih terasa sakit semua seluruh badan, masih pusing-pusing. Saya juga masih trauma mengingat kejadian itu," tandasnya. 

Polres Tulungagung berhasil menangkap 4 terduga pelaku pengeroyokan terhadap GKP dan Sri Wahyuni.

Tiga di antaranya masih di bawah umur dan satu orang dewasa. 

Keempatnya telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Selain itu satu terduga pelaku lainnya masih dalam pencarian. 

Polisi masih mengembangkan kasus ini berdasar rekaman video yang beredar.

Sebab tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang belum terungkap. 

Berita Tulungagung lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved