Berita Viral
Pengantin Wanita Meninggal Mendadak di Hari H, Ayah Minta Mantu Nikahi Adik Mempelai, Jenazah di RS
Tengah viral kisah pengantin wanita meninggal dunia di hari H pernikahan. Akhirnya, ayah si pengantin membuat keputusan mengejutkan.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral kisah pengantin wanita meninggal di hari H pernikahan.
Kematian mendadak si pengantin wanita membuat keluarga terpukul.
Namun mereka tak ingin malu karena membatalkan pernikahan.
Akhirnya, ayah si pengantin membuat keputusan mengejutkan.
Dikutip dari Daily Star via TribunStyle, pengantin wanita, Hetal, akan menikah dengan Vishal, putra Ranabhai Butabhai Algotar dari desa Nari di negara bagian Gujarat, India.
Namun saat upacara yang rumit dimulai, Hetal mengeluh pusing lalu tiba-tiba pingsan.
Kerabatnya membawanya ke rumah sakit, di mana dokter mengatakan dia meninggal karena serangan jantung.
Namun alih-alih membatalkan pernikahan, ayah Hetal – bernama Jinabhai Rathore – menyarankan agar Vishal menikahi putrinya yang lain.
Baca juga: Keluar dari Aula, Pengantin Wanita Pilu Tahu Rahasia Suami dari Dokter: Obat Kuat, Pernikahan Batal
Jenazah mempelai disimpan di kamar mayat di rumah sakit hingga upacara pernikahan selesai.
Kejadian luar biasa di tengah pernikahan semacam ini bukanlah yang pertama di India.
Pada Januari 2021, Daily Star melaporkan tentang pernikahan di Karnataka, India.
Pernikahan itu hampir berantakan setelah mempelai pria memutuskan untuk menolak mempelai wanita di altar.
Tapi salah satu tamu pernikahan turun tangan untuk menyelamatkan hari itu.
Baca juga: Pesta Bahagia di Boyolali Berubah Musibah, Pengantin Wanita Tak Keluar Rumah: Gemeter, Ending Miris
Seorang pria bernama Chandrappa, yang bekerja sebagai kondektur untuk Perusahaan Transportasi Metropolitan Bangalore - setuju untuk menikahi Sindhu, calon pengantin yang patah hati.
Belakangan terungkap bahwa pengantin pria aslinya, Ashok, memiliki pacar rahasia yang dilaporkan mengancam akan datang ke tempat pernikahan dan minum racun daripada membiarkan kekasihnya menjalani upacara tersebut.
Beberapa tahun sebelumnya, pengantin wanita India lainnya, dari kota Sironj di Madhya Pradesh, kawin lari dengan penghulu.
Dalam hal itu sang penghulu, pria bernama Vinod Maharaj yang sudah beristri dan memiliki dua orang anak, tidak hanya mengambil mempelai wanita berusia 21 tahun itu.
Pasangan bahagia itu membawa perhiasan senilai 150.000 rupee (lebih dari Rp27 juta) dan uang tunai lebih dari 30.000 rupee (sekitar Rp5,5 juta).
Investigasi kemudian mengungkapkan bahwa pengantin wanita yang melarikan diri telah menjalin hubungan romantis dengan penghulu selama dua tahun.
Kisah Sepasang Pengantin Meninggal Dunia saat Sembahyang
Selain menjadi ikon Kota Semarang, Kelenteng Sam Poo menyimpan berbagai peristiwa di masa silam.
Di abad 18, kelenteng yang terletak di kaki bukit Simongan dan tepi Kali Garang itu tak semegah seperti sekarang.
Mengutip karya De Graaf, Muslim Cina di Jawa Abad 15 dan 16, Kelenteng Sam Poo Kong awalnya hanya bangunan sederhana serta terdapat masjid.
Lokasi tersebut banyak diziarahi peranakan Tionghoa maupun muslim Jawa kala itu.
Setiap tanggal 1 dan 15 bulan Imlek, banyak keturunan Tionghoa di Semarang datang untuk bersembahyang.
Bahkan M Ikshan Tanggok dalam Jurnal Al-Turas menyebutkan, setiap malam Jumat kliwon, masyarakat Jawa dan muslim di sekitar Semarang dan daerah lain juga datang ke Kelenteng Sam Poo Kong.
Selain masjid, di sekitar kelenteng terdapat gua yang berisi patung Cheng Ho. Gua tersebut pernah runtuh dan memakan korban jiwa.
Peristiwa itu ditulis oleh Kong Yuanzhi dalam Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.
Pada 1704, gua yang sering disebut Gua Batu atau Gedong Batoe runtuh akibat angin ribut dan hujan lebat.
Peristiwa itu menyebabkan sepasang pengantin tewas tertimbun ketika sedang melakukan pemujaan di dalam gua.
Selang 20 tahun tepatnya pada 1724, gua tersebut digali dan dipulihkan seperti semula.
Catatan Liem Thian Joe dalam Riwayat Semarang, pada tahun yang sama diadakan upacara sembayang besar-besaran oleh warga Tionghoa di Semarang.
Sembahyangan itu sebagai bentuk syukur, lantaran masyarakat Tionghoa di Semarang tidak mendapat gangguan apa pun dan usaha mereka bertambah maju.
Baca juga: Pengantin Teriak Nyalakan Lampu seusai Malam Pertama, Sadar Bukan Suami yang di Kamar, Ending Miris
Tak hanya sebagai wujud syukur, dalam pelaksanaan upacara besar itu masyarakat juga mengumpulkan dana untuk memperbaiki Kelenteng Sam Poo Kong.
Perbaikan dilakukan di depan gua dengan mendirikan tempat istirahat dan bagi masyarakat usai sembahyang.
Kondisi Kelenteng Sam Poo Kong pada awal abad 20 tepatnya 1904, nampak semakin elok.
Beberapa titik seperti tempat sembahyang sudah berpagar dan memiliki atap.
Hal itu terdokumentasikan dalam kartu pos bergambar yang dikeluarkan oleh Van Dorp and Co Semarang-Soerabaja 1904.
Sementara sebelum kemerdekaan pada 1920, gerbang Kelenteng Sam Poo Kong hingga tempat untuk jangkar juru mudi dibenahi lebih baik.
Kondisi tersebut termuat dalam koleksi foto lawas KTLV Leiden berjudul Gedong Batoe Temples te Semarang dan Anker Van Djoeroemoedi Dampoe-Awang, Gedong Batoe te Semarang 1920.
Baca juga: Malam Pertama Berakhir Menyakitkan, Suami Syok Lihat Tanda di Perut Istri, Ibu Mertua Tampar Keras
Kini, Klenteng Sam Poo Kong berubah pesat tak lagi sama seperti dulu. Bangunan kokoh dan pagar beton mengelilingi lokasi Kelenteng Sam Poo Kong.
Bekas gua juga masih dipertahankan oleh pengurus Kelenteng Sam Poo Kong, bahkan altar yang ada nampak megah dengan pilar-pilar kuat.
Menurut Ketua Yayasan Klenteng Sam Poo Kong Mulyadi, tak hanya gua, sumber air yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa di abad 18 hingga kini juga masih terjaga.
Ia juga mengakui ada makam muslim hingga masjid di Kelenteng Sam Poo Kong.
"Ada tiga bangunan utama di Kelenteng Sam Poo, dua bangunan dijaga oleh orang Tionghoa dan satu bangunan dijaga oleh juru kunci," tuturnya.
Juru kunci yang menjaga makam juru mudi sebagai simbol adanya makam mulsim di Kelenteng Sam Poo Kong.
Hal itu lantaran juru mudi yang dimakamkan di Kelenteng Sam Poo Kong dipercaya sebagai penganut muslim dan kejawen.
Hal serupa juga diberlakukan pemerintah Tiongkok di makam Cheng Ho yang ada di Niushoushan, Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu.
"Cheng Ho dimakamkan secara muslim namun di komplek pemakaman Budha terbesar di Tiongkok. Hal tersebut memang unik, namun memang begitu adanya," ujarnya.
Mulyadi menerangkan, Cheng Ho adalah muslim namun ia mengabdi pada raja yang menganut Kong Hu Chu.
Setelah menyelesaikan misi kerajaan dan meninggal ia dikembalikan ke keluarganya yang menganut muslim.
Pihak keluarga akhirnya minta pemakaman Cheng Ho dilakukan secara muslim.
"Karena jasanya, kerajaan menuruti permintaan keluarga. Alhasil Cheng Ho dimakamkan secara muslim di Niushoushan. Dari fakta tersebut toleransi sudah berjalan secara baik di masa itu," imbuhnya.
Pengantin wanita meninggal mendadak di hari H
pengantin wanita meninggal di hari H
Ayah minta mantu nikahi adik mempelai
Jenazah mempelai disimpan di kamar mayat
pengantin wanita
pernikahan
berita viral
India
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita terkini Jatim
Warga Ragu DPR Sungguh-sungguh Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat, Minta Jangan Dengarkan Cuma Sekali |
![]() |
---|
Skenario Selanjutnya Jika 17+8 Tuntutan Rakyat Tidak Dipenuhi, Pihak Presiden: Tak Bisa Sekaligus |
![]() |
---|
Polemik Isi BBM Angka Genap di SPBU Mudah Dicurangi, Speed Diduga Pengaruh, Pertamina Klarifikasi |
![]() |
---|
Isi Wasiat Ibu & 2 Anak Ditemukan Tewas di Kontrakan, Lelah Suami Utang: Mama Lebih Rela ke Neraka |
![]() |
---|
Rincian Gaji DPR RI Rp 65 Juta, Tunjangan Rumah Resmi Dihentikan usai Didemo Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.