Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Apa Itu Leptospirosis? 6 Warga Pacitan Meninggal karena Leptospirosis, Ini 9 Cara Cegah Penularannya

Mengenal apa itu leptospirosis, penyakit musim hujan yang menyebar di Pacitan: 6 orang meninggal dunia. Ini gejala, penyebab, dan cara pencegahannya.

Editor: Hefty Suud
Andrey_Popov/Shutterstock via www.mnn.com
Ilustrasi orang terinfeksi leptospirosis. Penyakit mematikan yang menyebar di Pacitan, Jawa Timur. Berikut gejala dan cara penjecagahnnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Leptospirosis tengah menyebar di Pacitan, Jawa Timur

Data secara kumulatif dari awal tahun sampai tanggal 2 Maret 2023 di Pacitan, ada 6 orang meninggal dunia karena leptospirosis.

Dari 178 warga, 114 di antaranya dinyatakan positif bakteri leptospira.

Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan telah melakukan sejumlah upaya.

“Kami sudah melakukan koordinasi lintas sektor dan camat, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat),” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Daru Mustiko Aji, Jumat (3/3/2023).

Lantas apa itu leptospirosis

Yuk kenali penyebab leptospirosis dan gejalanya agar bisa terhindar dari penyakit mematikan tersebut. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Apa itu leptospirosis

Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang relatif jarang yang menyerang manusia dan hewan.

Leptospirosis dapat menular dari hewan ke manusia ketika luka yang tidak sembuh pada kulit bersentuhan dengan air atau tanah di mana urin hewan berada.

Penyakit ini kerap menyebar saat musim hujan.

Terlebih lagi ketika banjir, air yang menggenang tentunya tidak bersih.

Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, mata, atau selaput lendir.

Mengutip Medical News Today, hewan yang menularkan infeksi ke manusia termasuk tikus, sigung, oposum, rubah, dan rakun.

Baca juga: TERPOPULER JATIM: Mobil Rombongan Santri Kecelakaan di Tuban - Leptospirosis Meluas di Pacitan

Penyebab Leptospirosis

Bakteri Leptospira dapat hidup pada rakun, kelelawar, domba, anjing, mencit, tikus, kuda, sapi, kerbau, dan babi.

Bakteri menghuni ginjal hewan dan dikeluarkan melalui buang air kecil, menginfeksi tanah atau persediaan air.

Bakteri dapat bertahan di tanah atau air selama berbulan-bulan.

Ilustrasi Peruntungan Shio Tikus.
Ilustrasi tikus - Hewana yang membawa bakteri leptospiroa dan bisa menularkannya ke manusia. (https://pixabay.com/id/)

Penularan Leptospirosis

“Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi,” ujar dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pacitan dr Darsono, dr Joko Priyanto, Jumat (3/3/2023).

Dia menjelaskan bahwa bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.

Bakteri itu bahkan bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan manusia.

“Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi sih,” kata dr Joko saat dihubungi Tribunjatim.com.

Melansir dari Tribunnews.com, orang dapat terinfeksi melalui:

- Minum air yang terkontaminasi

- Luka yang belum sembuh atau luka yang bersentuhan dengan air atau tanah yang terkontaminasi

- Mata, hidung, atau mulut bersentuhan dengan air atau tanah yang terkontaminasi

- Lebih jarang, kontak dengan darah hewan yang terinfeksi

Baca juga: Kasus Leptospirosis di Tulungagung, Bakteri Masih Ditemukan dalam Radius 200 Meter dari Rumah Pasien

Gejala Leptospirosis

Penderita leptospirosis, dr Joko Proyanto, cenderung mirip dengan gejala penyakit flu.

Namun gejalanya lebih berat serta disertai dengan nyeri pada otot-otot. Terutama otot betis, serta kulit berwarna kekuningan pada tahap lanjut.

Melansir dari Tribunnews.com, tanda dan gejala leptospirosis biasanya muncul secara tiba-tiba, kira-kira 5 sampai 14 hari setelah infeksi.

Namun, masa inkubasi dapat berkisar dari 2 hingga 30 hari, menurut CDC.

  • Leptospirosis ringan

Tanda dan gejala leptospirosis ringan, termasuk demam dan menggigil, batuk, diare, muntah, sakit kepala, nyeri otot, terutama punggung bawah dan betis, ruam, mata merah dan iritasi, penyakit kuning.

  • Leptospirosis parah

Tanda dan gejala leptospirosis berat akan muncul beberapa hari setelah gejala leptospirosis ringan hilang.

Gejala tergantung pada organ vital mana yang terlibat.

Baca juga: 5 Tikus Terpapar Bakteri Leptospira Interrogans, Dinkes Bondowoso Bersiap Skrining Leptospirosis

Baca juga: 8 Penyakit yang Perlu Diwaspadai saat Musim Hujan: Leptospirosis, Diare hingga Demam Berdarah

Leptospirosis dapat menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan, dan meningitis.

Jika leptospirosis menyerang jantung, hati, dan ginjal, orang tersebut akan mengalami kelelahan, tidak teratur, sering cepat, detak jantung, nyeri otot, mual, mimisan, nyeri di dada, terengah-engah, nafsu makan buruk, pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, penyakit kuning, terlihat pada bagian putih mata, lidah, dan kulit yang menguning.

Jika mempengaruhi otak atau sumsum tulang belakang, orang tersebut akan mengalami kebingungan atau disorientasi, kantuk, cocok atau kejang, demam tinggi, mual, fotofobia, atau kepekaan terhadap cahaya, masalah dengan gerakan fisik, leher kaku, ketidakmampuan untuk berbicara, muntah, perilaku agresif atau tidak biasa.

Jika itu mempengaruhi paru-paru, orang tersebut tidak bisa bernapas, tanda dan gejalanya antara lain demam tinggi, terengah-engah, dan batuk darah.

Pencegahan Leptospirosis

ILUSTRASI INFUS - Sebanyak 6 warga Tulungagung terserang penyakit leptospirosis selama tiga bulan terakhir. Dari 6 pasien itu, 3 di antaranya meninggal dunia, Selasa (10/1/2023).
ILUSTRASI INFUS - Sebanyak 6 warga Tulungagung terserang penyakit leptospirosis selama tiga bulan terakhir. Dari 6 pasien itu, 3 di antaranya meninggal dunia, Selasa (10/1/2023). (ISTIMEWA via TRIBUN WOW)
  1. Mengendalikan hama, terutama hewan pengerat
  2. Mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan produk hewani
  3. Menghindari menyentuh hewan mati dengan tangan kosong
  4. Membersihkan semua luka sesegera mungkin dan menutupinya dengan pembalut tahan air
  5. Mengenakan pakaian pelindung di tempat kerja, jika sesuai
  6. Menghindari mengarungi, berenang, atau kontak lain dengan sungai, aliran, dan air danau, terutama setelah banjir, atau mandi sekaligus setelah terpapar
  7. Hindari kontak dengan atau konsumsi apapun yang pernah kontak dengan air banjir
  8. Menghindari air minum dari sungai dan danau kecuali telah direbus atau diolah secara kimia
  9. Memastikan bahwa anjing memiliki vaksinasi terhadap leptospirosis

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Jatim lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved