Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Harga Cabai Merah Sret di Jember Melonjak Tajam, Kini Tembus Rp90 Ribu per Kg, Pupuk Jadi Pemicu?

Mendekati Bulan Ramadhan sejumlah Sayur mayur, khususnya Cabai di Kabupaten Jember, Jawa Timur harganya melesak naik.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Imam Nawawi
Pedagang Cabai di Pasar Tanjung Jember, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIMUR.COM, JEMBER- Mendekati bulan Ramadan sejumlah Sayur mayur, khususnya Cabai di Kabupaten Jember, Jawa Timur harganya melesak naik.

Seperti di Pasar Tanjung Jember misalnya, Harga Cabai merah sret mencapai Rp 80 ribu hingga Rp90 ribu. Sementara cabai rawit harganya kisaran Rp 60 ribu.

Hamida, Pedagang Pasar Tanjung Jember mengatakan kenaikan harga cabai tersebut, sudah berlangsung sekira dua mingguan. Bahkan kenaikannya sangat cepat.

"Seperti cabai sret, sebulan lalu masih Rp50 ribu, kemudian naiknya cepet langsung, langsung Rp 60, Rp70 dan sekarang Rp 80 ribu, sebagian ada yang jual Rp 90 ribu,"ujarnya Sabtu (11/3/2023)

Menurutnya, kenaikan tersebut selain mendekati bulan puasa. Faktor lain yang mempengaruhi adalah banyaknya tanaman cabai dari petani yang rusak.

Baca juga: Sudah 4 Hari, Harga Cabai di Pasar Tradisional Situbondo Tembus Rp 75 Ribu per Kilogram

"Banyak yang rusak dan lomboknya cacaran, akibat hujan terus kemarin kan,"imbuh Hamida.

Sementara Farida, Pedagang lain di Pasar Tanjung juga mengungkapkan bahwa selain mahal, kondisi lombok yang dijual juga cacaran. Sehingga konsumen belinya selalu pilih pilih.

"Soalnya lomboknya rusak itu, bores. Jadi orang beli itu dipilah pilah, gitu. Kalau orang Jawa nyebutnya dieker eker," imbuhnya.

Di konfirmasi terpisah, Mulyadi Petani Cabai di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Jember mengatakan penyebab tanamannya rusak bukan hanya faktor cuaca saja. Tetapi juga dipengaruhi harga pupuk non subsidi dan insektisida yang kian mahal.

Baca juga: Mendekati Ramadan, Harga Cabai Rawit di Kota Blitar Sudah Tembus Rp 70 Ribu per Kg

"NPK yang bisanya Rp10 ribu, sekarang mendekati Rp 20 ribu per kilo. Itu pun kalau barangnya ada, kalau tidak ada,"tanggapnya.

"Namanya petani, waktunya muluk pasti dipupuk, walaupun mahal pasti dibeli. Meskipun harga cabai rawit merah capai Rp 60 ribu, tidak kaget petani,"imbuhnya.

Namanya harga pasaran, lanjut Mulyadi, pasti naik turun. Mengingat dua minggu lalu nilai jual cabai rawit dari petani masih kisaran Rp20 ribu.

"Dengan nilai jual segitu petani itu belum utung. Soalnya tenaganya itu gak dihitung, kalau dihitung juga yang masih rugi kadang. Makanya kalau tiba-tiba harga berubah jadi Rp 60 ribu, gak kaget petani,"tambahnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved