Berita Jatim
Kisah Bule Australia Kepincut Gadis Palang Tuban, Bermula dari Kenalan Lewat Media Sosial
Kenalan melalui media sosial (medsos), justru menghantarkan gadis desa menuju pelaminan dengan warga negara asing (WNA).
Penulis: M Sudarsono | Editor: Januar
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Kenalan melalui media sosial (medsos), justru menghantarkan gadis desa menuju pelaminan dengan warga negara asing (WNA).
Kisah itu dialami Eni Muji Rahayu, asal Desa/Kecamatan Palang, yang dipersunting Ezedin Akari bule asal Australia.
Keduanya melangsungkan pernikahan di kantor KUA kecamatan setempat, pada Senin (27/3/2023).
Namun setelah menikah, mereka melakukan bimbingan pranikah oleh petugas KUA agar bisa mengetahui hal terbaik untuk menghadapi tantangan dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Kepala KUA Kecamatan Palang, Mokhamad Idris, mengatakan dari keterangan yang didapat mempelai perempuan, jika keduanya telah mengenal melalui media sosial.
Setelah dirasa ada kecocokan, bule mendatangi calon pengantin wanita di Palang untuk mengajak menikah.
"Keduanya sudah menikah, untuk mempelai perempuan ini tenaga penyuluh kesehatan Pulsek," ujarnya, Kamis (30/3/2023).
Idris menjelaskan, pasangan beda negara tersebut telah menjalani bimbingan pranikah.
Tujuannya saling belajar mengenal satu sama lain, saling mengapresiasi pasangan dan punya rasa tanggung jawab, termasuk pada anak-anaknya nanti.
Baca juga: Nasib Bule Nekat Ngemis saat Bazar Ramadan, Polisi Kaget Buka Tasnya, Uang Terkumpul Nyaris Sejuta
Di Kecamatan Palang sendiri, tercatat ada tiga pasangan suami istri beda negara yang telah melangsungkan pernikahan.
Di antaranya dari Jerman, Australia dan Malaysia.
"Kita mantapkan keduanya dengan bimbingan pranikah. Data pasangan luar negeri saya tidak hafal, tapi yang jelas yang nikah dengan orang luar negeri ini semuanya perempuan," pungkasnya.
Sebelumnya, kisah seorang bule kepincut gadis Tuban juga pernah terjadi beberapa waktu lalu.
Kisah asmara bule Turki dengan perempuan asal Tuban viral, setelah foto pernikahan keduanya menyebar di media sosial (medsos).
Mempelai pria yang merupakan warga negara asing (WNA) adalah Muhammed (25) asal Eglence Karaisali Adana Turki, sedangkan perempuan yaitu Putri (22), asal Desa Banjararum, Kecamatan Rengel.
Perjalanan cinta keduanya terbilang unik, karena mereka mengenal melalui aplikasi pertemanan Instagram cukup lama.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rengel, Kasdikin, membenarkan terkait pernikahan pasangan beda negara tersebut.
Pernikahan berlangsung di Masjid Banjararum, Minggu (4/3/2023), yang dihadiri sejumlah kerabat.
Sebelum melangsungkan pernikahan, mempelai wanita sempat mendatangi KUA Rengel untuk menanyakan persyaratan menikah bagi calon mempelai berkewarganegaraan asing.
"Sebulan sebelum menikah sudah konsultasi, setelah berkas persyaratan lengkap dan dokumen asli diserahkan, selang seminggu keduanya melangsungkan akad," ujarnya kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).
Kasdikin menjelaskan, saat ditanya mereka mengaku sudah dua tahun kenal melalui instagram.
Lalu sejoli tersebut saling berkomunikasi dan menjalin hubungan asmara secara Long Distance Relationship (LDR) atau jarak jauh.
Merasa ada kecocokan, mempelai pria memutuskan menemui mempelai wanita di Tuban untuk mengajaknya menikah.
Bahkan, si pria sudah belajar berbahasa indonesia sejak menjalani hubungan selama dua tahun tersebut.
"Setelah lebaran katanya mereka akan berangkat ke Turki untuk diperkenalkan dengan keluarga pria, sementara mau menjalani ramadan di Tuban," pungkasnya.
Kisah lainnya terjadi di NTB.
Pernikahan seorang bule Belgia dengan seorang wanita asal Lombok NTB belakangan jadi perbincangan.
Bule Belgia yang memiliki wajah tampan itu ngotot mau menikahi seorang ustazah asal Lombok, NTB.
Pria bule bernama Jawad Adrien Boosten bahkan membawa secara mandiri baju pernikahan hingga mahar untuk si ustazah.
Wanita asal Lombok NTB yang beruntung tersebut adalah Mauni Imran Ruslan.
Tak pernah disangka Mauni, komunikasinya lewat aplikasi pesan antar negara itu berujung pada pernikahan.
Dilansir Tribun Jatim dari TribunLombok.com, Selasa (21/2/2023), sosok bule asal Belgia tersebut bernama Jawad Adrien Boosten (33).
Jawad Adrien Boosten rela jauh-jauh datang ke Lombok demi mempersunting Mauni Imran Ruslan yang seorang ustazah.
Wanita asal Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah itu ternyata mengenal Jawad melalui sebuah aplikasi pencarian jodoh online.
Mauni dinikahi Jawad dengan mahar cincin dan surah Al Fatihah.
Bahkan demi membuktikan ketulusannya, Jawad sampai membawa cincin untuk Mauni langsung dari negara asalnya.
Usaha Jawad Adrien Boosten untuk meminang sang pujaan hati itu tidak main-main.
Pasalnya, bule Belgia juga bawa sendiri baju yang digunakannya menikahi sang ustazah.
Wanita asal Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah itu ternyata mengenal Jawad melalui sebuah aplikasi pencarian jodoh online.
Mauni dinikahi Jawad dengan mahar cincin dan surah Al Fatihah.
Bahkan demi membuktikan ketulusannya, Jawad sampai membawa cincin untuk Mauni langsung dari negara asalnya.
Hadiarti, pihak keluarga Mauni menuturkan, pernikahan bule Belgia berlangsung Kamis (16/2/2023).
Ia menuturkan bahwa sang keponakan adalah wanita baik yang sehari-hari bekerja sebagai guru honorer.
Belakangan akhirnya terungkap alasan sebenarnya Jawad begitu ngotot untuk menikahi sang pujaan hati.
Ternyata, bagi Jawad ketika tengah menjalin hubungan dengan Mauni menggunakan aplikasi dan video call, hal berbeda ia rasakan.
Jawad rupanya melihat Mauni sebagai sosok wanita dengan cahaya yang ada di belakangnya.
"Dia ini orang baik-baik, dia ustazah, sudah naik haji, dia sering berkomunikasi dengan WNA Arab yang memberikan sumbangan ke masjid," kata Hadiarti.
"Kemarin langsung dijemput di bandara. Dia sendiri yang bawa perlengkapan baju pernikahan dan maharnya," tutur Hadiarti.
Setelah akad nikah, dalam waktu dekat mereka juga akan menggelar acara resepsi dengan mengundang kerabat keluarga.
Diketahui, Mauni dan Jawad saling mengenal melalui aplikasi itu pada akhir 2022.
Tidak lama, keduanya pun bertukar nomor WA untuk melanjutkan komunikasi.
Bahkan sebelum bertolak ke Lombok, Jawad dan Mauni terus berkomunikasi via telepon.
Walau dari negara berbeda dengan latar belakang yang sangat berbeda, namun keduanya sepakat untuk menikah.
Bahkan Jawad Adrien Boosten rela datang jauh-jauh demi Mauni yang dia cintai.
Terpantau dari akun Instagram @insta_julid pada Selasa (21/2/2023), Mauni menuturkan alasan Jawad jatuh hati padanya hingga rela jauh-jauh datang ke Lombok.
Menurut Mauni, Jawad mengaku melihat cahaya saat melakukan video call dengan dirinya.
Ingin bersama sang cahaya, Jawad pun rela terbang ke mana pun demi bisa bersama Mauni.
"'Pertama kali video call saya melihat cahaya', kata dia si bule ini," ungkap Mauni.
"Apa bener begitu?" tanya Mauni pada Jawad di awal perkenalan.
"'Iya, karena saya melihat cahaya, saya juga ingin bersama cahaya itu, saya ingin mendapat berkah,' begitu dia bilang," lanjut Mauni.
"'Sehingga di mana pun kamu berada, saya tidak takut melakukan perjalanan ke dunia mana pun'," ujar Mauni mengenang jawaban Jawad.
Apa yang dialami Jawad tampaknya tidak seburuk yang dialami seorang bule asal India.
Rela terbang dari India ke Indonesia, seorang bule India malah mengalami rasa sakit mendalam.
Pilunya kondisi tersebut karena pujaan hatinya di Indonesia malah menolak lamaran yang dibawa.
Asib Ali Bhore (32) pria asal India yang datang ke Indonesia untuk melamar perempuan pujaannya malah berujung menyedihkan.
Tangisan tak bisa dibendung oleh Asib Ali Bhore yang ditolak oleh keluarga gadis Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ali yang datang ke Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), harus menerima kenyataan bahwa lamarannya ditolak oleh pihak keluarga sang pujaan, Syarifah Haerunnisa atau yang akrab disapa Nisa, warga Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulsel.
Padahal Ali harus menyewa mobil untuk menempuh perjalanan dari Makassar menuju Wajo sembari membawa sejumlah seserahan untuk Nisa, di antaranya mukena dan kosmetik.
Akan tetapi, setibanya di tujuan, lamarannya ditolak oleh pihak keluarga dengan alasan Nisa telah dijodohkan dengan pria lain.
Tak dapat restu Kasat Intelkam Polres Wajo, AKP Amdia mengatakan, pihaknya telah mempertemukan Ali dengan pihak keluarga Nisa di Mapolres Wajo.
"Keduanya sudah kami pertemukan dan memang tidak ada restu dari keluarga perempuan," kata Amdia kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (18/2/23) malam, dikutip TribunnewsBogor.com pada Senin (20/2/2023).
"Setelah dipertemukan, Ali langsung kembali ke Makassar dan langsung ke Bandara Hasanuddin menggunakan mobil yang dia carter," sambungnya.
Nisa dijodohkan dengan pria lain Ali dan Nisa telah menjalin hubungan selama sekitar satu tahun melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Sebelum datang ke Indonesia, Ali telah lebih dulu mengirim uang kepada Nisa sebanyak Rp 9 juta sebagai bukti keseriusan lamarannya.
Namun, ternyata lamaran Ali ditolak oleh keluarga Nisa lantaran perempuan itu telah dijodohkan dengan pria lain.
Keluarga Nisa pun berencana mengembalikan uang yang telah diberikan Ali kepada Nisa sebesar Rp 10 juta.
Keluarga Nisa pun menolak saat dimintai klarifikasi perihal penolakan lamaran Ali tersebut.
"Mohon maaf kami tidak bisa memberikan komentar terkait hal itu," ujar salah satu keluarga Nisa.
Akhirnya kini Ali harus mengikhlaskan dirinya dengan kembali tanpa membawa istri.
Cintanya ditolak karena keluarga Nisa sudah memilihkan jodoh yang lainnya.
Sementara itu, si Gadis Wajo, Sulsel yang menolak lamaran Ali itu tampaknya memilih bungkam.
Beginilah suasana di rumah Syarifah Haerunnisa usai menolak lamaran WNA Asal India, Asib Ali Bhore (32), Minggu (19/2/23).
Rumah Nisa, sapaan Syarifah Haerunnisa, berlokasi di Dusun Lawakkasi, Desa Watangrumpia, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Pantauan Tribun-Timur.com, tampak beberapa keluarga sedang duduk di teras rumah.
Rumah batu dengan atap rumah berwarna biru memiliki tiga ruangan.
Tampak juga satu mobil pick up jenis grandmax dan satu unit motor fino berwarna biru.
Saat dimintai klarifikasi, keluarga Syarifah Haerunnisa menolak.
"Mohon maaf kami tidak bisa memberikan komentar terkait hal itu," ujarnya melalui telepon seluler.
Ia pun tak ingin memberikan alasannya.
Pihak dari keluarga perempuan juga berencana ingin mengganti uang yang telah diberikan Ali kepada Nisa sebesar Rp10 Juta rupiah.
Kepala Intelkam Polres Wajo, AKP Amdia mengatakan kedua belah pihak sudah dipertemukan di Mapolres.
"Keduanya sudah kami pertemukan dan memang tidak ada restu dari keluarga perempuan," ujarnya.
Pihaknya menambahkan setelah diinterogasi dan dipertemukan, Ali kemudian kembali ke Makassar untuk kembali ke negara asalnya.
"Setelah dipertemukan, Ali langsung kembali ke Bandara Hasanuddin menggunakan mobil yang ia carter," tambahnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
media sosial
Kecamatan Palang
Ezedin Akari
bule asal Australia
Tuban
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
![]() |
---|
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Cara Cek Pajak Kendaraan, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Timur hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Kwan Sing Bio Kelenteng Terbesar di Asia Tenggara, Jelang HUT Kong Co ke-1865 Ketuanya Digugat ke PN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.